28 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Jepang Butuh Keajaiban

Makoto Hasebe
Makoto Hasebe

FORTALEZA, SUMUTPOS.CO – Jika keajaiban itu benar-benar ada, maka inilah saatnya ia untuk hadir. Jepang benar-benar membutuhkannya untuk lolos ke fase knockout. Menghadapi Kolombia di laga terakhir grup C, pasukan Alberto Zaccheroni itu tak hanya membutuhkan kemenangan. Mereka harus menang plus Pantai Gading kalah melawan Yunani.

Padahal, lawan yang dihadapi squad Samurai Biru itu bukan sembarangan. Kolombia adalah pemuncak klasemen dan mengoleksi hasil sempurna di dua laga perdananya. Los Cafeteros tentu tetap bakal bermain ngotot karena mereka ingin lolos berstatus juara grup.

Beratnya beban untuk lolos itu benar-benar dirasakan oleh tim. Mental mereka tertekan. Situasi itu dipahami dengan baik oleh Zaccheroni. Dia lantas memberi Makoto Hasebe dkk libur pada Sabtu (23/6) lalu. “Libur ini bukan karena alasan fisik, tapi psikis,” kata Zaccheroni seperti dikutip Associated Press.

Peluang bukan berarti tertutup. Kolombia yang sudah pasti lolos ke fase 16 besar kemungkinan tidak akan menurunkan pemain utama. Mereka perlu mengistirahatkan sejumlah pemain kunci seperti James Rodriguez, Juan Cuadrado, hingga Teofilo Gutierrez. Di laga lain, Yunani juga bakal tampil mati-matian karena peluang mereka lolos tetap terbuka jika bisa mengalahkan Pantai Gading.

Zaccheroni mengakui, dia sudah melatih timnya strategi khusus menghadapi Kolombia. Pelatih 61 tahun itu mengaku tak banyak membuat counter strategy. Dia justru meminta timnya memperkuat karakter permainan Jepang. “Kami tak bisa memfokuskan gaya permainan begitu banyak pemain Kolombia. Kami lebih baik mengeksplorasi kemampuan kami,” katanya.

Gelandang Shinji Kagawa yang menjadi starter saat melawan Yunani diharapkan kembali tampil. Dia masuk pada menit ke-57 menggantikan Yuya Osako. Namun, Zaccheroni menegaskan bahwa persoalan Jepang bukan terhadap individu. Tapi pada keseimbangan seluruh tim.

Kagawa sendiri berharap dimainkan kembali. Pengalamannya bermain di level internasional sangat dibutuhkan rekan-rekannya. Gelandang Manchester United itu bisa mengatrol mental Jepang yang kini sedang galau berat. “Kami harus memulihkan mental. Di dua laga pertama kami tidak mendapatkan hasil yang baik. Semua pemain juga sadar akan hal itu. Tapi selama kita tetap semangat, kami tak akan menyerah,” katanya.

Di kubu Kolombia, tim asuhan Jose Pekerman itu bakal mengulangi prestasi Piala Dunia Italia 1990. Saat generasi emas Los Cafeteros diperkuat legenda gelandang kribo Carlos Valderrama hingga kiper nyentrik Rene Higuita, mereka lolos ke fase knockout. Prestasi itu tak lagi berulang. Di Piala Dunia 1994 dan 1998, mereka gugur di ronde pertama.

“Kami tak boleh kehilangan fokus. Kami ingin tetap menyelesaikan apa yang harus kami selesaikan. Laga terakhir juga menjadi bagian dari laga Piala Dunia,” kata Pekerman. (aga)

Makoto Hasebe
Makoto Hasebe

FORTALEZA, SUMUTPOS.CO – Jika keajaiban itu benar-benar ada, maka inilah saatnya ia untuk hadir. Jepang benar-benar membutuhkannya untuk lolos ke fase knockout. Menghadapi Kolombia di laga terakhir grup C, pasukan Alberto Zaccheroni itu tak hanya membutuhkan kemenangan. Mereka harus menang plus Pantai Gading kalah melawan Yunani.

Padahal, lawan yang dihadapi squad Samurai Biru itu bukan sembarangan. Kolombia adalah pemuncak klasemen dan mengoleksi hasil sempurna di dua laga perdananya. Los Cafeteros tentu tetap bakal bermain ngotot karena mereka ingin lolos berstatus juara grup.

Beratnya beban untuk lolos itu benar-benar dirasakan oleh tim. Mental mereka tertekan. Situasi itu dipahami dengan baik oleh Zaccheroni. Dia lantas memberi Makoto Hasebe dkk libur pada Sabtu (23/6) lalu. “Libur ini bukan karena alasan fisik, tapi psikis,” kata Zaccheroni seperti dikutip Associated Press.

Peluang bukan berarti tertutup. Kolombia yang sudah pasti lolos ke fase 16 besar kemungkinan tidak akan menurunkan pemain utama. Mereka perlu mengistirahatkan sejumlah pemain kunci seperti James Rodriguez, Juan Cuadrado, hingga Teofilo Gutierrez. Di laga lain, Yunani juga bakal tampil mati-matian karena peluang mereka lolos tetap terbuka jika bisa mengalahkan Pantai Gading.

Zaccheroni mengakui, dia sudah melatih timnya strategi khusus menghadapi Kolombia. Pelatih 61 tahun itu mengaku tak banyak membuat counter strategy. Dia justru meminta timnya memperkuat karakter permainan Jepang. “Kami tak bisa memfokuskan gaya permainan begitu banyak pemain Kolombia. Kami lebih baik mengeksplorasi kemampuan kami,” katanya.

Gelandang Shinji Kagawa yang menjadi starter saat melawan Yunani diharapkan kembali tampil. Dia masuk pada menit ke-57 menggantikan Yuya Osako. Namun, Zaccheroni menegaskan bahwa persoalan Jepang bukan terhadap individu. Tapi pada keseimbangan seluruh tim.

Kagawa sendiri berharap dimainkan kembali. Pengalamannya bermain di level internasional sangat dibutuhkan rekan-rekannya. Gelandang Manchester United itu bisa mengatrol mental Jepang yang kini sedang galau berat. “Kami harus memulihkan mental. Di dua laga pertama kami tidak mendapatkan hasil yang baik. Semua pemain juga sadar akan hal itu. Tapi selama kita tetap semangat, kami tak akan menyerah,” katanya.

Di kubu Kolombia, tim asuhan Jose Pekerman itu bakal mengulangi prestasi Piala Dunia Italia 1990. Saat generasi emas Los Cafeteros diperkuat legenda gelandang kribo Carlos Valderrama hingga kiper nyentrik Rene Higuita, mereka lolos ke fase knockout. Prestasi itu tak lagi berulang. Di Piala Dunia 1994 dan 1998, mereka gugur di ronde pertama.

“Kami tak boleh kehilangan fokus. Kami ingin tetap menyelesaikan apa yang harus kami selesaikan. Laga terakhir juga menjadi bagian dari laga Piala Dunia,” kata Pekerman. (aga)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/