25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

La Celeste Lebih Pede

Gianluigi-Buffon
Gianluigi-Buffon

NATAL, SUMUTPOS.CO – Empat tahun lalu Italia merupakan tim yang diyakini bakal lolos sekaligus merebut posisi juara grup. Maklum, di Piala Dunia 2010 lalu, Italia “hanya” bernaung di grup F bersama Paraguay, Slovakia dan Selandia Baru. Alih-alih lolos dan juara grup, Italia harus pulang dengan menyandang status juru kunci.

Nah, trauma kegagalan di Afrika Selatan empat tahun lalu, bisa terulang di Piala Dunia 2014. Italia saat ini memang masih menempati posisi runner up grup D. Tapi, mereka bisa turun posisi dan gagal melaju ke babak 16 besar, jika malam nanti mereka takluk dari Uruguay di Arena das Dunas, Natal (tayangan langsung TV One pukul 23.00 WIB).

Italia sendiri hanya butuh hasil seri untuk menemani Kosta Rika melaju ke babak 16 besar. Namun, target satu poin itu tak mudah untuk diwujudkan. Pasalnya, Uruguay yang tren permainannya meningkat setelah sukses menundukkan Inggris, bakal tampil habis-habisan untuk memforsir kemenangan.

“Tersingkir dari Piala Dunia akan menjadi kegagalan terbesar,” ujar kiper sekaligus kapten timnas Italia Gianluigi Buffon kepada Football Italia.

Buffon mengakui, beban yang dipikul timnya saat ini lebih berat ketimbang empat tahun lalu. Sebab, jika empat tahun lalu mereka menghadapi partai penentuan melawan Slovakia, kali ini lawan yang dihadapi pada laga do or die bakal lebih berat.

“Kepercayaan diri Uruguay sedang tinggi setelah mengalahkan Inggris. Jelas Uruguay adalah tim yang harus ditakuti. Penentuan tahun ini lebih besar tingkat kekhawatirannya,” ungkapnya.

Namun, Buffon percaya tren permainan Italia juga akan meningkat. Pengalaman menunjukkan, Gli Azzurri-julukan timnas Italia selalu menunjukkan permainan maksimal di fase-fase krusial.”Sepanjang sejarah, kami memang bermain buruk pada pertandingan kedua. Tetapi, biasanya, Italia akan bermain dalam level paling tinggi pada pertandingan ketiganya,” imbuhnya kepada Goal.

Sayangnya, ambisi Italia terkendala krisis amunisi. Gelandang Danielle De Rossi dipastikan absen akibat cedera betis. Pun demikian dengan Mattia De Sciglio yang belum seratus persen lepas dari cedera paha.

Khusus untuk pertandingan melawan Uruguay ini, allenatore Cesare Prandelli berpikir untuk menumpuk pemain di lapangan tengah. Sebaliknya, untuk pertahanan, Prandelli beralih dari back four menjadi back three. Untuk meningkatkan daya gedor lini depan, Prandelli akan mencoba duet Mario Balotelli dan Ciro Immobile.

Persoalannya sekarang bukan hanya dari permainan taktik dan strategi. Kebugaran para penggawa Italia juga ikut menentukan. Untuk item tersebut, Italia pantas untuk cemas. Maklum, setelah tampil habis-habisan di bawah cuaca panas saat melawan Inggris, stamina Buffon dkk kembali terkuras di cuaca yang sama saat melawan Kosta Rika.

Asumsinya, tenaga yang dimiliki pemain Italia saat ini tinggal tidak lebih dari 40 persen. Sisi itulah yang menjadi kekhawatiran Prandelli. Dalam berita yang dilansir dari ESPN, allenatore berusia 56 tahun tersebut akan mencoba untuk memaksimalkan energi yang tersisa dari kondisi pemainnya.

“Saya melihat banyak pemain kami yang mengalami kelelahan. Jika Anda menemukan sebuah tim yang secara fisik lebih segar dan melebihi tim Anda, tentunya Anda harus memiliki banyak opsi untuk menghadapinya,” bebernya.

Sebaliknya, La Celeste-julukan timnas Uruguay lebih pede atau percaya diri. Mereka datang ke Arena das Dunas dengan keyakinan bakal menang dan lolos. Tapi, arsitek Uruguay Oscar Washington Tabarez mengingatkan, euforia kemenangan atas Inggris sudah lewat. Sebab, hanya kemenangan melawan Italia lah yang bisa meloloskan Uruguay ke fase berikutnya.

” Hanya ada kemungkinan yang harus kami hadapi. Antara menang, imbang, dan kalah. Hanya satu dari tiga kemungkinan itu yang berguna bagi kami, dan kami akan bermain mati-matian,” kata Tavarez dalam sesi konferensi pers di hotel timnas Uruguay, di Sete Lagoas.

Tabarez mengakui, Italia punya tradisi dan amunisi yang lebih mantap ketimbang skuadnya. Dia juga tak akan menerapkan strategi bertahan, karena Uruguay memang membutuhkan kemenangan. “Ini menjadi tantangan terbesar bagi kami. Saya percaya tim ini masih punya peluang (untuk lolos),” klaimnya.

Lebih lanjut, pelatih yang dijuluki El Maetsro itu tidak menganggap kemenangan atas The Three Lions ” julukan Inggris ” sebagai faktor utama untuk mengunggulkan tim asuhannya.

“Tim ini melakukan tugasnya dengan bagus dengan segala kekurangan yang mereka miliki. Satu hal yang paling mendasar dan harus dilakukan pemain kami adalah bagaimana mereka mencoba untuk mengulangi, dan mungkin, bermain lebih baik ketika melawan Italia,” tegasnya. (ren/bas)

Gianluigi-Buffon
Gianluigi-Buffon

NATAL, SUMUTPOS.CO – Empat tahun lalu Italia merupakan tim yang diyakini bakal lolos sekaligus merebut posisi juara grup. Maklum, di Piala Dunia 2010 lalu, Italia “hanya” bernaung di grup F bersama Paraguay, Slovakia dan Selandia Baru. Alih-alih lolos dan juara grup, Italia harus pulang dengan menyandang status juru kunci.

Nah, trauma kegagalan di Afrika Selatan empat tahun lalu, bisa terulang di Piala Dunia 2014. Italia saat ini memang masih menempati posisi runner up grup D. Tapi, mereka bisa turun posisi dan gagal melaju ke babak 16 besar, jika malam nanti mereka takluk dari Uruguay di Arena das Dunas, Natal (tayangan langsung TV One pukul 23.00 WIB).

Italia sendiri hanya butuh hasil seri untuk menemani Kosta Rika melaju ke babak 16 besar. Namun, target satu poin itu tak mudah untuk diwujudkan. Pasalnya, Uruguay yang tren permainannya meningkat setelah sukses menundukkan Inggris, bakal tampil habis-habisan untuk memforsir kemenangan.

“Tersingkir dari Piala Dunia akan menjadi kegagalan terbesar,” ujar kiper sekaligus kapten timnas Italia Gianluigi Buffon kepada Football Italia.

Buffon mengakui, beban yang dipikul timnya saat ini lebih berat ketimbang empat tahun lalu. Sebab, jika empat tahun lalu mereka menghadapi partai penentuan melawan Slovakia, kali ini lawan yang dihadapi pada laga do or die bakal lebih berat.

“Kepercayaan diri Uruguay sedang tinggi setelah mengalahkan Inggris. Jelas Uruguay adalah tim yang harus ditakuti. Penentuan tahun ini lebih besar tingkat kekhawatirannya,” ungkapnya.

Namun, Buffon percaya tren permainan Italia juga akan meningkat. Pengalaman menunjukkan, Gli Azzurri-julukan timnas Italia selalu menunjukkan permainan maksimal di fase-fase krusial.”Sepanjang sejarah, kami memang bermain buruk pada pertandingan kedua. Tetapi, biasanya, Italia akan bermain dalam level paling tinggi pada pertandingan ketiganya,” imbuhnya kepada Goal.

Sayangnya, ambisi Italia terkendala krisis amunisi. Gelandang Danielle De Rossi dipastikan absen akibat cedera betis. Pun demikian dengan Mattia De Sciglio yang belum seratus persen lepas dari cedera paha.

Khusus untuk pertandingan melawan Uruguay ini, allenatore Cesare Prandelli berpikir untuk menumpuk pemain di lapangan tengah. Sebaliknya, untuk pertahanan, Prandelli beralih dari back four menjadi back three. Untuk meningkatkan daya gedor lini depan, Prandelli akan mencoba duet Mario Balotelli dan Ciro Immobile.

Persoalannya sekarang bukan hanya dari permainan taktik dan strategi. Kebugaran para penggawa Italia juga ikut menentukan. Untuk item tersebut, Italia pantas untuk cemas. Maklum, setelah tampil habis-habisan di bawah cuaca panas saat melawan Inggris, stamina Buffon dkk kembali terkuras di cuaca yang sama saat melawan Kosta Rika.

Asumsinya, tenaga yang dimiliki pemain Italia saat ini tinggal tidak lebih dari 40 persen. Sisi itulah yang menjadi kekhawatiran Prandelli. Dalam berita yang dilansir dari ESPN, allenatore berusia 56 tahun tersebut akan mencoba untuk memaksimalkan energi yang tersisa dari kondisi pemainnya.

“Saya melihat banyak pemain kami yang mengalami kelelahan. Jika Anda menemukan sebuah tim yang secara fisik lebih segar dan melebihi tim Anda, tentunya Anda harus memiliki banyak opsi untuk menghadapinya,” bebernya.

Sebaliknya, La Celeste-julukan timnas Uruguay lebih pede atau percaya diri. Mereka datang ke Arena das Dunas dengan keyakinan bakal menang dan lolos. Tapi, arsitek Uruguay Oscar Washington Tabarez mengingatkan, euforia kemenangan atas Inggris sudah lewat. Sebab, hanya kemenangan melawan Italia lah yang bisa meloloskan Uruguay ke fase berikutnya.

” Hanya ada kemungkinan yang harus kami hadapi. Antara menang, imbang, dan kalah. Hanya satu dari tiga kemungkinan itu yang berguna bagi kami, dan kami akan bermain mati-matian,” kata Tavarez dalam sesi konferensi pers di hotel timnas Uruguay, di Sete Lagoas.

Tabarez mengakui, Italia punya tradisi dan amunisi yang lebih mantap ketimbang skuadnya. Dia juga tak akan menerapkan strategi bertahan, karena Uruguay memang membutuhkan kemenangan. “Ini menjadi tantangan terbesar bagi kami. Saya percaya tim ini masih punya peluang (untuk lolos),” klaimnya.

Lebih lanjut, pelatih yang dijuluki El Maetsro itu tidak menganggap kemenangan atas The Three Lions ” julukan Inggris ” sebagai faktor utama untuk mengunggulkan tim asuhannya.

“Tim ini melakukan tugasnya dengan bagus dengan segala kekurangan yang mereka miliki. Satu hal yang paling mendasar dan harus dilakukan pemain kami adalah bagaimana mereka mencoba untuk mengulangi, dan mungkin, bermain lebih baik ketika melawan Italia,” tegasnya. (ren/bas)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/