28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Lagi, Handicap Gap Pemain Garuda Jaya

Timnas U-19 saat selebrasi kemenangan.
Timnas U-19 saat selebrasi kemenangan.

YOGYAKARTA – Dalam dua uji coba melawan tim yang sama, pelatih timnas U-19 Indra Sjafri selalu menerapkan rotasi. Tujuannya adalah untuk menipiskan gap antara pemain yang biasa bermain reguler dengan pemain yang jarang dimainkan.

Nah, handicap gap pemain itu masih terlihat saat timnas Indonesia U-19 menghadapi laga kedua kontra Yaman U-19 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jogja, Minggu (25/5) malam. Timnas U-19 yang mampu menang 3-0 dalam laga pertama bersama para pemain reguler, hanya bermain seri 1-1 kala memainkan pemain pelapis.

Dalam laga tadi malam, Indra Sjafri memang melakukan perubahan frontal. Hanya bek tengah Sahrul Kurniawan yang tetap dipertahankan dari laga pertama sekaligus didapuk sebagai kapten. Selebihnya, Indra memberi kesempatan kepada fringe players seperti Martinus Novianto.

Dengan komposisi tersebut, penampilan timnas U-19 memang tidak mengalir seperti dalam pertemuan pertama. Tempo permainan yang biasanya cepat menjadi sedikit lambat seolah sulit menerapkan strategi yang diusung Indra. Kondisi itulah yang memaksa Indra lebih aktif atau sering berdiri di pinggir lapangan untuk meneriaki anak asuhnya. Pada babak pertama skor berakhir 0-0.

Usai turun minum, permainan Garuda Jaya ” sebutan timnas U-19 ” sedikit lebih hidup. Tempo meningkat dan pemain lebih berani melakukan penetrasi.

Hasilnya, pada menit ke-57, Hendra Sandi sukses mencetak gol dari penalti setelah pemain Yaman melakukan handsball di kotak 16. Meski berlabel uji coba, hukuman penalti itu mendapat reaksi berlebihan oleh kubu Yaman.

Mereka melakukan protes keras, bahkan para pemain menuju ke pinggir lapangan karena menolak untuk melanjutkan pertandingan. Setelah pembicaraan dilakukan dengan wasit, pertandingan yang sempat terhenti sekitar 4 menit itu bisa dilanjutkan.

Sayang, setelah unggul, permainan timnas U-19 malah cenderung menurun. Kesalahan-kesalahan sering dilakukan. Sebaliknya, Yaman semakin termotivasi untuk membalas dan meningkatkan tekanan. Usaha Yaman membuahkan hasil ketika mendapat hadiah penalti pada menit ke-77 yang sukses dieksekusi Osamah Ahmed.

“Kami memang sengaja ingin menguji kualitas para pemain yang biasanya tidak turun dari awal. Hasil akhirnya memang belum memuaskan. Tapi, secara keseluruhan, instruksi pelatih sudah bisa dijalankan,” kata asisten pelatih timnas U-19 Eko Purjianto.

Eko menambahkan, misi meningkatkan level permainan para pemain pelapis tetap akan diberlakukan dalam uji coba selanjutnya. Uji coba berikutnya timnas U-19 adalah menghadapi Lebanon U-19 di Solo pada Rabu nanti (28/5). (aam/nes/JPNN/dns)

Timnas U-19 saat selebrasi kemenangan.
Timnas U-19 saat selebrasi kemenangan.

YOGYAKARTA – Dalam dua uji coba melawan tim yang sama, pelatih timnas U-19 Indra Sjafri selalu menerapkan rotasi. Tujuannya adalah untuk menipiskan gap antara pemain yang biasa bermain reguler dengan pemain yang jarang dimainkan.

Nah, handicap gap pemain itu masih terlihat saat timnas Indonesia U-19 menghadapi laga kedua kontra Yaman U-19 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jogja, Minggu (25/5) malam. Timnas U-19 yang mampu menang 3-0 dalam laga pertama bersama para pemain reguler, hanya bermain seri 1-1 kala memainkan pemain pelapis.

Dalam laga tadi malam, Indra Sjafri memang melakukan perubahan frontal. Hanya bek tengah Sahrul Kurniawan yang tetap dipertahankan dari laga pertama sekaligus didapuk sebagai kapten. Selebihnya, Indra memberi kesempatan kepada fringe players seperti Martinus Novianto.

Dengan komposisi tersebut, penampilan timnas U-19 memang tidak mengalir seperti dalam pertemuan pertama. Tempo permainan yang biasanya cepat menjadi sedikit lambat seolah sulit menerapkan strategi yang diusung Indra. Kondisi itulah yang memaksa Indra lebih aktif atau sering berdiri di pinggir lapangan untuk meneriaki anak asuhnya. Pada babak pertama skor berakhir 0-0.

Usai turun minum, permainan Garuda Jaya ” sebutan timnas U-19 ” sedikit lebih hidup. Tempo meningkat dan pemain lebih berani melakukan penetrasi.

Hasilnya, pada menit ke-57, Hendra Sandi sukses mencetak gol dari penalti setelah pemain Yaman melakukan handsball di kotak 16. Meski berlabel uji coba, hukuman penalti itu mendapat reaksi berlebihan oleh kubu Yaman.

Mereka melakukan protes keras, bahkan para pemain menuju ke pinggir lapangan karena menolak untuk melanjutkan pertandingan. Setelah pembicaraan dilakukan dengan wasit, pertandingan yang sempat terhenti sekitar 4 menit itu bisa dilanjutkan.

Sayang, setelah unggul, permainan timnas U-19 malah cenderung menurun. Kesalahan-kesalahan sering dilakukan. Sebaliknya, Yaman semakin termotivasi untuk membalas dan meningkatkan tekanan. Usaha Yaman membuahkan hasil ketika mendapat hadiah penalti pada menit ke-77 yang sukses dieksekusi Osamah Ahmed.

“Kami memang sengaja ingin menguji kualitas para pemain yang biasanya tidak turun dari awal. Hasil akhirnya memang belum memuaskan. Tapi, secara keseluruhan, instruksi pelatih sudah bisa dijalankan,” kata asisten pelatih timnas U-19 Eko Purjianto.

Eko menambahkan, misi meningkatkan level permainan para pemain pelapis tetap akan diberlakukan dalam uji coba selanjutnya. Uji coba berikutnya timnas U-19 adalah menghadapi Lebanon U-19 di Solo pada Rabu nanti (28/5). (aam/nes/JPNN/dns)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/