25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Icuk Bakal Kembangkan Badminton Luar Jawa

Layaknya pemilihan Ketua Umum (Ketum) di mana saja, Munaslub PB PBSI juga tak lepas dari janji-janji sang calon untuk memajukan prestasi bulu tangkis Indonesia. Icuk Sugiarto, misalnya. Figur yang diusung Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumbar serta Lampung itu siap bergerilya untuk memajukan bulu tangkis di luar Jawa.

Juara dunia 1983 tersebut mengatakan, dalam 12 tahun terakhir, bulutangkis Indonesia sangat Jawasentris. Talenta-talenta yang berada di luar Jawa seolah tenggelam begitu saja. Pembinaan nan merata di seluruh Indonesia itulah yang menjadi janji surga dari pria asal Solo tersebut.

“Itu merupakan grand design saya ketika nanti terpilih menjadi Ketum. Selama ini potensi di luar Jawa selalu ditenggelamkan. Padahal mereka memiliki kemampuan yang bagus,” terang Icuk.

Dalam beberapa tahun terakhir, bulu tangkis Indonesia memang sangat didominasi atlet-atlet asal klub-klub Jawa. Talenta di luar Jawa seperti menguap begitu saja. Padahal, Indonesia memiliki sejarah yang panjang tentang talenta asal luar Jawa yang bisa mengharumkan Merah Putih di panggung internasional. Salah satunya ialah dari Rexy Mainaky. Pebulu tangkis asal Ternate tersebut sukses merebut emas di nomor ganda putra pada Olimpiade 1996.

Icuk juga sudah siap jika nantinya mendapatkan perlakuan tak wajar ketika kalah dalam pemilihan Ketum. Dia mencontohkan perlakuan yang diterima legenda hidup Indonesia Rudy Hartono yang didongkel dari kursi penasehat PB PBSI baru-baru ini. Pencopotan tersebut tak lepas dari kiprah Rudy yang sangat kritis dengan kemerosotan bulu tangkis dalam beberapa tahun terakhir.

“Jangan sampai menjadi organisasi yang tak mau dikritik. Justru karena organisasi ini menjadi milik masyarakat, makanya harus siap jika dikritik oleh masyarakat. Saya siap lahir batin dengan berbagai konsekuensi,” tegasnya.

Kesiapan Icuk tak hanya terkait perlakuan setelah Munas. Dia juga sadar dengan berbagai kemungkinan yang terus menggelinding sebelum Munas. Salah satunya ialah bergantinya dukungan dari Pengprov-Pengprov yang selama ini getol mendorongnya maju sebagai calon Ketum.
“Masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Salah satunya tentang dukungan. Tapi saya terus menjalin komunikasi dengan Pengprov-Pengprov,” tegas Icuk.

Sayangnya, kubu kompetitor tak bisa dimintai komentar. Jacob Rusdianto yang selama ini getol mendukung Djoko Santoso tak mengangkat telpon dari Jawa Pos. (ru/jpnn)

Layaknya pemilihan Ketua Umum (Ketum) di mana saja, Munaslub PB PBSI juga tak lepas dari janji-janji sang calon untuk memajukan prestasi bulu tangkis Indonesia. Icuk Sugiarto, misalnya. Figur yang diusung Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumbar serta Lampung itu siap bergerilya untuk memajukan bulu tangkis di luar Jawa.

Juara dunia 1983 tersebut mengatakan, dalam 12 tahun terakhir, bulutangkis Indonesia sangat Jawasentris. Talenta-talenta yang berada di luar Jawa seolah tenggelam begitu saja. Pembinaan nan merata di seluruh Indonesia itulah yang menjadi janji surga dari pria asal Solo tersebut.

“Itu merupakan grand design saya ketika nanti terpilih menjadi Ketum. Selama ini potensi di luar Jawa selalu ditenggelamkan. Padahal mereka memiliki kemampuan yang bagus,” terang Icuk.

Dalam beberapa tahun terakhir, bulu tangkis Indonesia memang sangat didominasi atlet-atlet asal klub-klub Jawa. Talenta di luar Jawa seperti menguap begitu saja. Padahal, Indonesia memiliki sejarah yang panjang tentang talenta asal luar Jawa yang bisa mengharumkan Merah Putih di panggung internasional. Salah satunya ialah dari Rexy Mainaky. Pebulu tangkis asal Ternate tersebut sukses merebut emas di nomor ganda putra pada Olimpiade 1996.

Icuk juga sudah siap jika nantinya mendapatkan perlakuan tak wajar ketika kalah dalam pemilihan Ketum. Dia mencontohkan perlakuan yang diterima legenda hidup Indonesia Rudy Hartono yang didongkel dari kursi penasehat PB PBSI baru-baru ini. Pencopotan tersebut tak lepas dari kiprah Rudy yang sangat kritis dengan kemerosotan bulu tangkis dalam beberapa tahun terakhir.

“Jangan sampai menjadi organisasi yang tak mau dikritik. Justru karena organisasi ini menjadi milik masyarakat, makanya harus siap jika dikritik oleh masyarakat. Saya siap lahir batin dengan berbagai konsekuensi,” tegasnya.

Kesiapan Icuk tak hanya terkait perlakuan setelah Munas. Dia juga sadar dengan berbagai kemungkinan yang terus menggelinding sebelum Munas. Salah satunya ialah bergantinya dukungan dari Pengprov-Pengprov yang selama ini getol mendorongnya maju sebagai calon Ketum.
“Masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Salah satunya tentang dukungan. Tapi saya terus menjalin komunikasi dengan Pengprov-Pengprov,” tegas Icuk.

Sayangnya, kubu kompetitor tak bisa dimintai komentar. Jacob Rusdianto yang selama ini getol mendukung Djoko Santoso tak mengangkat telpon dari Jawa Pos. (ru/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/