25.6 C
Medan
Monday, May 27, 2024

Makin Klop Setelah Berpisah

Voli pantai putri Thailand menancapkan dominasinya cukup kuat di kawasan Asia dan Asia Tenggara. Tak heran, kini negara yang dikenal dengan Gajah Putih tersebut ingin menaikkan kelas mereka. Menuju multieven terakbar sejagad di Brasil 2016 mendatang.

Dalam kejuaraan voli pantai Asia Pasifik seri III di Palembang, 19-22 April lalu pasangan Thailand Varapatsorn Radarong-Tanarattha Udomchavee menempati seeded tertinggi di kelompok putri. Pasangan yang memilili poin 2174 itu meninggalkan jauh dari poin seeded kedua asal Australia, Mariafe Artacho/Jessyka Ngauamo yang “hanya” punya poin 954.

Dan sesuai prediksi, Varapatsorn/Tanarattha menjadi juara di Palembang lalu. Di partai puncak, Varapatsorn/Tanarattha menjinakkan Mariafe/Jessyka 21-18,18-21,15,11.

Tak mudah buat kami untuk menjuarai turnamen ini. Apalagi Australia memberikan perlawanan yang sangat ulet. Untungnya kami bisa meraih kemenangan di set penentuan,” tutur Varapatsorn usai menjuarai turnamen berhadiah 3 ribu dolar AS itu.

Perjalanan karir pasangan Thailand ini sudah cukup lama. Masuk di timnas voli pantai Thailand dan berpasangan sejak 2007 lalu, pasangan ini adalah lapis ketiga pada awalnya. Mereka ada di bawah Manatsanan Pangka/Kumoltip Kulna dan Jarunee Sannok/Usa Tenpaksee. “

Berada di bayang-bayang senior dan belum mendapat kepercayaan dari pelatih menjadi pasangan utama Thailand adalah hal yang berat. Namun seiring waktu dan pensiunnya para pemain senior seperti Kumoltip dan Manatsanan membuat mereka kini bersaing dengan Jarunee/Usa di level teratas voli pantai Thailand.

Baik Varapatsorn atau Tanarattha berasal dari klub yang sama sebelum masuk timnas voli pantai Thailand. Yakni meniti perjalanannya di Beach Volleybal Tour Club (BVTC) Pathumthani pada tahun 2003. Jarak usia yang kurang dari dua tahun membuat mereka cepat akrab dan serasi saat ditandemkan.

Setahun bermain bersama, keduanya mulai diikutkan kejuaraan voli pantai junior di Thailand. Tahun 2005 dan 2006, keduanya menjuarai kejuaraan nasional junior voli pantai Thailand. Dari situlah kemudian tahun 2007 mereka ditarik ke timnas senior.

“Ketika saya menerima surat panggilan untuk bergabung dengan timnas, rasanya tak percaya. Ada rasa bangga yang saya rasakan. Yang membuat makin senang adalah Tanarattha juga dipanggil timnas,” ucap Varapatsorn.

Namun siapa sangka, persaingan di dalam timnas voli pantai Thailand sangatlah ketat. Timnas putri mereka mempunyai empat sampai lima lapis pemain. Dan masing-masing pemain lapis ini memiliki keuletan dan gaya khas.

Sadar kalau persaingan lebih berat di level senior ini, Varapatsorn dan Tanatattha pun menambah jam latihan sendiri. Di level timnas, latihan dilakukan dua kali sehari. Yakni pagi sebelum pukul tujuh dan sore setelah pukul empat sore.

“Kami janjian untuk datang satu atau setengah jam lebih cepat dari jam latihan. Sebagai junior kami memang mendapat tugas untuk menyiapkan peralatan. Selain itu kami mendapat keuntungan berupa masa latihan yang lebih lama,” jelas Varapatsorn.

Menambah jam latihan ternyata memang terbukti bagus. Buktinya dalam setahun, sejak 2008, Varapatsorn/Tanarattha mendapat kesempatan tiga sampai empat kali ikut turnamen di kawasan Asia Pasifik.

Sayangnya berpasangan tiga tahun di timnas, pasangan Varapatsorn/Tanarattha kurang bersinar. Akhirnya tim pelatih memecah pasangan ini pada akhir 2010. Tujuannya untuk mendulang medali di SEA Games 2011 di Indonesia. Varapatsorn dipasangkan dengan Kamoltip. Lalu Tanarattha ditandemkan dengan Numwong Rumpaipruet.

Proses separasi tersebut ternyata memberikan “penyegaran” bagi Varapatsorn maupun Tanarattha. Varapatsorn bersama Kamoltip sanggup memenangi medali emas voli pantai di SEA Games 2011 menundukkan pasangan Indonesia Ayu Cahyaningsiam/Dhita Juliani 22-20,21-15.
Usai SEA Games, Kamoltip memilih pensiun dari kancah bola voli pantai Thailand. Kamoltip “sudah berusia 34 tahun kala itu. Kamoltip memilih untuk berkonsentrasi di tempat kerjanya, Thai Airways.

“Kamoltip memberikan saya banyak ilmu dan pengalaman soal voli pantai. Dia termasuk pemain senior yang baik hati. Kepada saya yang muda, tak sungkan berbagi ilmu,” kenang Varapatsorn soal Kamoltip.

Usai Kamoltip pensiun, Varapatsorn “dikembalikan” untuk berpasangan dengan Tanarattha. Dan betul saja, begitu ditemukan lagi dengan teman kecilnya tersebut pasangan ini langsung menjuarai Asian Beach Games 2012 di Haiyang, Tiongkok. Di partai final Varapatsorn/Tanarattha menundukkan pasangan Tiongkok Hu Anna/Chen Chunxia 2-1(21-23,21-16,16-14).

Gelar tersebut sangat berpengaruh besar bagi keduanya. Varapatsorn bahkan secara jujur memberikan pujian kepada tandemnya itu. “Tanarattha sama bagusnya dengan Kamoltip. Saya merasa gembira bermain dengannya,” tutur Varapatsorn.

Tanarattha pun memuji tandemnya itu. Varapatsorn yang merupakan temannya sejak kecil sudah bertransformasi menjadi pemain yang tangguh. “Setelah SEA Games 2011, dia makin baik. Saya nyaris tak percaya karena  Varapatsorn adalah rekan saya dulu,” tutur Tanarattha. (diar) Candra)

Voli pantai putri Thailand menancapkan dominasinya cukup kuat di kawasan Asia dan Asia Tenggara. Tak heran, kini negara yang dikenal dengan Gajah Putih tersebut ingin menaikkan kelas mereka. Menuju multieven terakbar sejagad di Brasil 2016 mendatang.

Dalam kejuaraan voli pantai Asia Pasifik seri III di Palembang, 19-22 April lalu pasangan Thailand Varapatsorn Radarong-Tanarattha Udomchavee menempati seeded tertinggi di kelompok putri. Pasangan yang memilili poin 2174 itu meninggalkan jauh dari poin seeded kedua asal Australia, Mariafe Artacho/Jessyka Ngauamo yang “hanya” punya poin 954.

Dan sesuai prediksi, Varapatsorn/Tanarattha menjadi juara di Palembang lalu. Di partai puncak, Varapatsorn/Tanarattha menjinakkan Mariafe/Jessyka 21-18,18-21,15,11.

Tak mudah buat kami untuk menjuarai turnamen ini. Apalagi Australia memberikan perlawanan yang sangat ulet. Untungnya kami bisa meraih kemenangan di set penentuan,” tutur Varapatsorn usai menjuarai turnamen berhadiah 3 ribu dolar AS itu.

Perjalanan karir pasangan Thailand ini sudah cukup lama. Masuk di timnas voli pantai Thailand dan berpasangan sejak 2007 lalu, pasangan ini adalah lapis ketiga pada awalnya. Mereka ada di bawah Manatsanan Pangka/Kumoltip Kulna dan Jarunee Sannok/Usa Tenpaksee. “

Berada di bayang-bayang senior dan belum mendapat kepercayaan dari pelatih menjadi pasangan utama Thailand adalah hal yang berat. Namun seiring waktu dan pensiunnya para pemain senior seperti Kumoltip dan Manatsanan membuat mereka kini bersaing dengan Jarunee/Usa di level teratas voli pantai Thailand.

Baik Varapatsorn atau Tanarattha berasal dari klub yang sama sebelum masuk timnas voli pantai Thailand. Yakni meniti perjalanannya di Beach Volleybal Tour Club (BVTC) Pathumthani pada tahun 2003. Jarak usia yang kurang dari dua tahun membuat mereka cepat akrab dan serasi saat ditandemkan.

Setahun bermain bersama, keduanya mulai diikutkan kejuaraan voli pantai junior di Thailand. Tahun 2005 dan 2006, keduanya menjuarai kejuaraan nasional junior voli pantai Thailand. Dari situlah kemudian tahun 2007 mereka ditarik ke timnas senior.

“Ketika saya menerima surat panggilan untuk bergabung dengan timnas, rasanya tak percaya. Ada rasa bangga yang saya rasakan. Yang membuat makin senang adalah Tanarattha juga dipanggil timnas,” ucap Varapatsorn.

Namun siapa sangka, persaingan di dalam timnas voli pantai Thailand sangatlah ketat. Timnas putri mereka mempunyai empat sampai lima lapis pemain. Dan masing-masing pemain lapis ini memiliki keuletan dan gaya khas.

Sadar kalau persaingan lebih berat di level senior ini, Varapatsorn dan Tanatattha pun menambah jam latihan sendiri. Di level timnas, latihan dilakukan dua kali sehari. Yakni pagi sebelum pukul tujuh dan sore setelah pukul empat sore.

“Kami janjian untuk datang satu atau setengah jam lebih cepat dari jam latihan. Sebagai junior kami memang mendapat tugas untuk menyiapkan peralatan. Selain itu kami mendapat keuntungan berupa masa latihan yang lebih lama,” jelas Varapatsorn.

Menambah jam latihan ternyata memang terbukti bagus. Buktinya dalam setahun, sejak 2008, Varapatsorn/Tanarattha mendapat kesempatan tiga sampai empat kali ikut turnamen di kawasan Asia Pasifik.

Sayangnya berpasangan tiga tahun di timnas, pasangan Varapatsorn/Tanarattha kurang bersinar. Akhirnya tim pelatih memecah pasangan ini pada akhir 2010. Tujuannya untuk mendulang medali di SEA Games 2011 di Indonesia. Varapatsorn dipasangkan dengan Kamoltip. Lalu Tanarattha ditandemkan dengan Numwong Rumpaipruet.

Proses separasi tersebut ternyata memberikan “penyegaran” bagi Varapatsorn maupun Tanarattha. Varapatsorn bersama Kamoltip sanggup memenangi medali emas voli pantai di SEA Games 2011 menundukkan pasangan Indonesia Ayu Cahyaningsiam/Dhita Juliani 22-20,21-15.
Usai SEA Games, Kamoltip memilih pensiun dari kancah bola voli pantai Thailand. Kamoltip “sudah berusia 34 tahun kala itu. Kamoltip memilih untuk berkonsentrasi di tempat kerjanya, Thai Airways.

“Kamoltip memberikan saya banyak ilmu dan pengalaman soal voli pantai. Dia termasuk pemain senior yang baik hati. Kepada saya yang muda, tak sungkan berbagi ilmu,” kenang Varapatsorn soal Kamoltip.

Usai Kamoltip pensiun, Varapatsorn “dikembalikan” untuk berpasangan dengan Tanarattha. Dan betul saja, begitu ditemukan lagi dengan teman kecilnya tersebut pasangan ini langsung menjuarai Asian Beach Games 2012 di Haiyang, Tiongkok. Di partai final Varapatsorn/Tanarattha menundukkan pasangan Tiongkok Hu Anna/Chen Chunxia 2-1(21-23,21-16,16-14).

Gelar tersebut sangat berpengaruh besar bagi keduanya. Varapatsorn bahkan secara jujur memberikan pujian kepada tandemnya itu. “Tanarattha sama bagusnya dengan Kamoltip. Saya merasa gembira bermain dengannya,” tutur Varapatsorn.

Tanarattha pun memuji tandemnya itu. Varapatsorn yang merupakan temannya sejak kecil sudah bertransformasi menjadi pemain yang tangguh. “Setelah SEA Games 2011, dia makin baik. Saya nyaris tak percaya karena  Varapatsorn adalah rekan saya dulu,” tutur Tanarattha. (diar) Candra)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/