29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Peserta PMM 4 USM Indonesia Berasal dari 35 PTN/PTS pada 10 Provinsi

PESERTA Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4 di Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia berasal dari 35 perguruan tinggi negeri dan swasta pada 10 provinsi. Dari Jawa Barat (25 mahasiswa), Sulawesi Selatan (16), Jawa Tengah (9), Jawa Timur (7), Gorontalo (6), Bali (3), Yogyakarta (3), Sulawesi Tengah (3), Maluku (1) dan Nusa Tenggara Barat (1).

Mereka berasal dari Universitas Indonesia Timur, Universitas Bina Mandiri Gorontalo, STIKes Advaita Medika Tabanan, Akper Mappa Oudang Makassar, STIKes Fatima Parepare, Universitas Muhammadiyah Kudus, Universitas Ivet, Universitas Muhammadiyah Luwuk, STIKes Medistra Indonesia, STIKes Maluku Husada, Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan PPNI Jawa Barat.

STIKes Mataram, Universitas Yayasan Pendidikan Imam Bonjol Majalengka, Institut Teknologi Sains dan Kesehatan Sugeng Hartono, Inkes Rajawali, STIKes Kuningan, STIKes Bina Usada Bali, Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin, Universitas Muhammadiyah Gombong, STIKes Majapahit, STIKes Surya Global Yogyakarta, Universitas Mega Buana Palopo dan Universitas Islam Raden Rahmat.

Universitas Muslim Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Universitas Majalengka, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Universitas Tadulako, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Merdeka Malang, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Ilmu Komputer El Rahma Yogyakarta dan Universitas Muria Kudus.

Para mahasiswa kuliah selama satu semester pada salah satu perguruan tinggi ternama di Sumut yang dipimpin Dr Parlindungan Purba MM selaku ketua Yayasan Sari Mutiara dan Dr Ivan Elisabeth Purba MKes selaku rektor USM Indonesia.

Diantaranya kegiatan PMM 4 di USM Indonesia adalah mengikuti kegiatan kelas inspirasi modul nusantara di Pondok Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Jalan Pelajar Medan, Sabtu (25/5).

Disini mendapatkan materi dari nara sumber Syech KH Ali Akbar Marbun, pendiri dan pengasuh pondok pesantren tersebut dengan topik: Toleransi Dalam Keberagaman Berlandaskan Pancasila. (dmp)

PESERTA Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4 di Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia berasal dari 35 perguruan tinggi negeri dan swasta pada 10 provinsi. Dari Jawa Barat (25 mahasiswa), Sulawesi Selatan (16), Jawa Tengah (9), Jawa Timur (7), Gorontalo (6), Bali (3), Yogyakarta (3), Sulawesi Tengah (3), Maluku (1) dan Nusa Tenggara Barat (1).

Mereka berasal dari Universitas Indonesia Timur, Universitas Bina Mandiri Gorontalo, STIKes Advaita Medika Tabanan, Akper Mappa Oudang Makassar, STIKes Fatima Parepare, Universitas Muhammadiyah Kudus, Universitas Ivet, Universitas Muhammadiyah Luwuk, STIKes Medistra Indonesia, STIKes Maluku Husada, Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan PPNI Jawa Barat.

STIKes Mataram, Universitas Yayasan Pendidikan Imam Bonjol Majalengka, Institut Teknologi Sains dan Kesehatan Sugeng Hartono, Inkes Rajawali, STIKes Kuningan, STIKes Bina Usada Bali, Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin, Universitas Muhammadiyah Gombong, STIKes Majapahit, STIKes Surya Global Yogyakarta, Universitas Mega Buana Palopo dan Universitas Islam Raden Rahmat.

Universitas Muslim Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Universitas Majalengka, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Universitas Tadulako, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Merdeka Malang, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Ilmu Komputer El Rahma Yogyakarta dan Universitas Muria Kudus.

Para mahasiswa kuliah selama satu semester pada salah satu perguruan tinggi ternama di Sumut yang dipimpin Dr Parlindungan Purba MM selaku ketua Yayasan Sari Mutiara dan Dr Ivan Elisabeth Purba MKes selaku rektor USM Indonesia.

Diantaranya kegiatan PMM 4 di USM Indonesia adalah mengikuti kegiatan kelas inspirasi modul nusantara di Pondok Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Jalan Pelajar Medan, Sabtu (25/5).

Disini mendapatkan materi dari nara sumber Syech KH Ali Akbar Marbun, pendiri dan pengasuh pondok pesantren tersebut dengan topik: Toleransi Dalam Keberagaman Berlandaskan Pancasila. (dmp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/