28 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Adu Penalti, Atletico Lebih Bertaji

Gelandang Atletico, Koke.
Gelandang Atletico, Koke.

MILAN, SUMUTPOS.CO – Hantu siklus empat tahunan final Liga Champions sudah mengintai San Siro, Milan, Sabtu dini hari nanti WIB (29/5). Hantu tersebut bernama siklus final yang harus diakhiri dengan babak adu tendangan penalti.

Nah, sekarang tinggal siapa yang dapat mengatasi hantu itu? Apakah Real Madrid? Atau Atletico Madrid?

Kalau siklus tersebut benar-benar terjadi, maka jangan ragu untuk menyebut Atletico sebagai pemenang Liga Champions musim ini. Sebab, statistik sudah membuktikan bahwa Los Rojiblancos – julukan Atletico – lebih berpengalaman dalam menghadapi situasi tersebut ketimbang Real. ”Jangan pernah gugup, anggap saja ini seperti biasanya,” sebut gelandang Atletico, Koke, dikutip dari AS.

Atletico layak terbiasa menghadapi adu tendangan penalti. Karena, dalam Liga Champions dua musim terakhir Atletico tidak pernah dijauhi dewi fortuna tiap kali berhadapan dengan adu tendangan penalti. Bahkan, progress-nya pun menanjak dari saat mengalahkan Bayer Leverkusen musim lalu dan menyingkirkan PSV Eindhoven musim ini.

Ketika menyingkirkan Leverkusen dari fase 16 Besar Liga Champions 2014-2015, persentase keberhasilan anak buah Diego Simeone itu dalam mengeksekusi penalti hanya 60 persen. Persentase tersebut langsung menanjak jadi 100 persen begitu delapan penggawa Atletico menuntaskan tugasnya sebagai algojo di balik kemenangan 8-7 atas PSV.

Koke menjadi satu di antara kedelapan pemain Atletico tersebut. ”Anggap saja final itu sebagai laga terakhirmu, siapa tahu kan. Dengan feeling seperti itu, Anda tentunya tidak akan mau melewatkan peluang itu begitu saja,” ucap gelandang yang baru mencatat sekali tendangan penalti sukses sepanjang karirnya itu.

Simeone sendiri dalam pernyataannya yang dikutip Four Four Two menolak adanya anggapan bahwa dirinya selalu mengagendakan latihan adu tendangan penalti. Terutama ketika menghadapi laga-laga yang krusial seperti melawan Los Blancos – julukan Real – ini. ”Berlatih tendangan penalti? Itu tidak masuk akal,” seloroh El Cholo, sapaan akrab Simeone.

Hanya, dilihat dari trennya dalam menyusun daftar algojo penaltinya, pelatih berkebangsaan Argentina tersebut sudah bergeser mindset-nya. Bukan lagi menempatkan dua pemain depannya pada dua urutan pertama penendang penalti. Sebaliknya, Simeone menempatkan bomber dengan akurasi tendangan terbaiknya di awal dan di akhir lima slot penendang penalti.

Diawali dari Antoine Griezmann yang memiliki akurasi tembakan mencapai 70,4 persen, lalu diakhiri dengan Fernando Torres. El Nino – julukan Torres – dengan akurasi tembakan sebesar 61,8 persen. ”Yang saya tahu situasi itu selalu tidak akan mudah dijalani. Ini seperti memainkan pion-pion catur saja,” katanya.

Simeone boleh saja menyebut tidak pernah ada agenda latihan tendangan penalti dalam setiap sesi latihannya. Ya, latihan tidak dilakukan dalam sesi latihan. Melainkan langsung diterapkan dalam pertandingan. Itulah yang menjadi alasan mengapa tidak ada algojo penendang penalti reguler dalam klub ber-home ground di Vicente Calderon itu.

Gelandang Atletico, Koke.
Gelandang Atletico, Koke.

MILAN, SUMUTPOS.CO – Hantu siklus empat tahunan final Liga Champions sudah mengintai San Siro, Milan, Sabtu dini hari nanti WIB (29/5). Hantu tersebut bernama siklus final yang harus diakhiri dengan babak adu tendangan penalti.

Nah, sekarang tinggal siapa yang dapat mengatasi hantu itu? Apakah Real Madrid? Atau Atletico Madrid?

Kalau siklus tersebut benar-benar terjadi, maka jangan ragu untuk menyebut Atletico sebagai pemenang Liga Champions musim ini. Sebab, statistik sudah membuktikan bahwa Los Rojiblancos – julukan Atletico – lebih berpengalaman dalam menghadapi situasi tersebut ketimbang Real. ”Jangan pernah gugup, anggap saja ini seperti biasanya,” sebut gelandang Atletico, Koke, dikutip dari AS.

Atletico layak terbiasa menghadapi adu tendangan penalti. Karena, dalam Liga Champions dua musim terakhir Atletico tidak pernah dijauhi dewi fortuna tiap kali berhadapan dengan adu tendangan penalti. Bahkan, progress-nya pun menanjak dari saat mengalahkan Bayer Leverkusen musim lalu dan menyingkirkan PSV Eindhoven musim ini.

Ketika menyingkirkan Leverkusen dari fase 16 Besar Liga Champions 2014-2015, persentase keberhasilan anak buah Diego Simeone itu dalam mengeksekusi penalti hanya 60 persen. Persentase tersebut langsung menanjak jadi 100 persen begitu delapan penggawa Atletico menuntaskan tugasnya sebagai algojo di balik kemenangan 8-7 atas PSV.

Koke menjadi satu di antara kedelapan pemain Atletico tersebut. ”Anggap saja final itu sebagai laga terakhirmu, siapa tahu kan. Dengan feeling seperti itu, Anda tentunya tidak akan mau melewatkan peluang itu begitu saja,” ucap gelandang yang baru mencatat sekali tendangan penalti sukses sepanjang karirnya itu.

Simeone sendiri dalam pernyataannya yang dikutip Four Four Two menolak adanya anggapan bahwa dirinya selalu mengagendakan latihan adu tendangan penalti. Terutama ketika menghadapi laga-laga yang krusial seperti melawan Los Blancos – julukan Real – ini. ”Berlatih tendangan penalti? Itu tidak masuk akal,” seloroh El Cholo, sapaan akrab Simeone.

Hanya, dilihat dari trennya dalam menyusun daftar algojo penaltinya, pelatih berkebangsaan Argentina tersebut sudah bergeser mindset-nya. Bukan lagi menempatkan dua pemain depannya pada dua urutan pertama penendang penalti. Sebaliknya, Simeone menempatkan bomber dengan akurasi tendangan terbaiknya di awal dan di akhir lima slot penendang penalti.

Diawali dari Antoine Griezmann yang memiliki akurasi tembakan mencapai 70,4 persen, lalu diakhiri dengan Fernando Torres. El Nino – julukan Torres – dengan akurasi tembakan sebesar 61,8 persen. ”Yang saya tahu situasi itu selalu tidak akan mudah dijalani. Ini seperti memainkan pion-pion catur saja,” katanya.

Simeone boleh saja menyebut tidak pernah ada agenda latihan tendangan penalti dalam setiap sesi latihannya. Ya, latihan tidak dilakukan dalam sesi latihan. Melainkan langsung diterapkan dalam pertandingan. Itulah yang menjadi alasan mengapa tidak ada algojo penendang penalti reguler dalam klub ber-home ground di Vicente Calderon itu.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/