MEDAN-PSMS versi PT Liga Indonesia masih terus berbenah jelang laga kandang kontra Persih Tembilahan 9 Maret mendatang. Dua sesi latihan Jumat (1/3) pagi dan sore, tim pelatih masih menggeber pembenahan lini pertahanan. Namun keletihan yang tinggi membuat target belum tercapai.
Pada sesi latihan sore, Pelatih Kepala Suimin Diharja menggeber mekanisme bertahan dari gelandang ke penyerang. Sesi latihan yang berlangsung dengan durasi sekitar dua jam itu, Suimin tidak melihat progres yang baik dari pemain mencapai target.
“Pemain juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan bertahan khusus dari lapangan tengah ke atas, atau dari gelandang ke penyerang. Kalau target sore ini gagal. Tidak berjalan sesuai harapan. Tadi tim sudah dibagi dua, masing-masing tim dapat pengarahan 10 menit, 20 menit bermain dengan panduan, dan 20 menit bermain lepas. Tapi nggak juga keluar, gagal,” tutur Suimin.
Apakah pemain keletihan? Suimin mengatakan waktu istirahat yang singkat dari latihan pagi mungkin bisa menjadi penyebab. Pada latihan pagi, Suimin menggelar latihan conditioning speed endurance.
“Mungkin juga, karena hari ini singkat istirahatnya. Sementara latihan mulai sesuai jadwal pukul 15.00 WIB,” jelasnya.
Namun, satu sisi positif yang diperoleh pada latihan kemarin adalah adaptasi cuaca panas. Namun karena kondisi dapur yang kadang berasap kadang tidak, kerap membuat program rusak.
“Untuk adaptasi cuaca panas sepertinya dapat. Besok (hari ini, red) tetap dijadwalkan adaptasi cuaca meskipun hanya latihan pagi saja. Rencananya pukul 08.00 WIB, tapi kalau cuaca belum panas akan dimundurkan jadi pukul 09.00 atau 10.00 WIB.
Tapi untuk yang belum dapat akan abang terus drill. Sampai dapat menu ini. Untuk apa abang berikan banyak menu kalau satu saja tidak dapat,” jelasnya.
Namun Suimin kini dalam posisi bingung. Di satu sisi kondisi fisik pemain harus terus terjaga sebelum hari H pertandingan. Namun, pemenuhan asupan nutrisi justru tidak sepadan. Dengan kondisi dapur yang mengkhawatirkan, asupan gizi hanya seadanya. Tak sampai 4.000 kalori yang diberikan, sementara stamina terkuras dengan latihan intensitas tinggi. Istilahnya, daripada nggak makan. Hal ini membuat program tidak bisa dipaksakan.
Satu hal yang harusnya bisa menjadi tambahan tenaga adalah tambahan suplemen berupa vitamin. Namun itupun sudah habis. Kemarin, Dokter Tim Rorywansyah Pane, terlihat tengah memacu sepeda motornya untuk mencari pendahuluan suplemen. “Ini masih diusahakan. Tapi kondisinya seperti ini. Terpaksa cari apotik yang bisa mendahulukan. Tentunya harus ada jaminan kapan dibayar. Itu yang belum ada,” kata Rorywansyah.
Padahal hal itu sangat dibutuhkan oleh pemain. Bek PSMS, Hardiantono mengaku latihan memang sangat menguras tenaga. “Latihan pagi tadi yang lebih berat daripada sore. Sebenarnya vitamin itu sangat membantu. Tapi katanya habis,” ujar Tono singkat usai latihan. (don)