26 C
Medan
Sunday, October 6, 2024

CEO PSMS Belum Ditemukan

MEDAN-Hingga saat ini (1/11) masalah siapa Chief Executive Officer (CEO) PSMS masih belum juga selesai.

Sebelumnya, pelaksana teknis PSMS Iswanda Nanda Ramli menerangkan, ia akan menemui Ketum PSMS untuk membahas calon CEO. Tapi, setelah kembali dikonfirmasi, Selasa (1/11), Nanda mengatakan, Ketum PSMS belum memutuskan. “Pertemuan dengan pak wali sudah digelar Senin (31/10) malam, namun, belum diputuskan siapa CEO,” terangnya.

Penundaan penentuan CEO ini menimbulkan cerita yang tak enak didengar. Disinyalir, PSMS sengaja menunda-nunda penetapan CEO dengan harapan konsorsium sebagai pihak yang bekerjasama dengan PSMS untuk mengelola klub tersebut mau menambah kepemilikan saham menjadi lebih besar. Kesepakatan awal 85 persen bagi konsorsium dan 15 persen untuk PSM.

Menurut PSMS, pembagian 15 persen ini dinilai merupakan angka yang sangat sedikit dan PSMS menginginkan penambahan. “PSMS saat ini tengah menunggu inisiatif konsorsium untuk menambah kepemilikan saham di PSMS, dengan harapan konsorsium melunak,” ujar narasumber yang tak mau namanya dikorankan.

Namun, perjanjian tetap perjanjian. Dari surat ‘Perjanjian hak pengelolaan PSMS antara Badan Pengelola PSMS dengan Konsorsium PT Bintang Medan yang ditandatangani Rahudman Harahap dan Widjajanto dari pihak konsorsium 23 Desember 2011 lalu, jelas menyebutkan pembagian persentase kedua belah pihak yang tidak mungkin ditawar-tawar lagi.

Kondisi tersebut tentu menimbulkan asumsi PSMS bakal batal mengikuti LPI jika keinginannya tidak terakomodasi. Sebagai pihak yang telah menyetujui kesepakatan tersebut PSMS hendaknya tetap berada pada jalur yang tepat. “Lagipula, itu kan hanya bicara angka-angka di atas kertas. Yang jelas sekarang konsorsium akan menangani pendanaan PSMS musim mendatang.

Kalau harus menambah persentase kepemilikan saham, tidak mungkin, karena selain sudah perjanjian, PSMS juga tidak dibebankan setor modal,” jelasnya lagi.
Sumber ini mensinyalir, kondisi ini dimanfaatkan oleh oknum di PSMS yang sejak awal menentang PSMS bermain di LPI. “Penundaan CEO mengancam keikutsertaan PSMS di LPI. Dan kondisi ini pasti diharapkan oleh orang-orang yang sejak awal memang tidak menyetujui PSMS main di LPI, karena sudah keburu berjanji dengan pihak lain yang menawarkan untuk memberi dana bagi operasional PSMS, asal PSMS tidak ke LPI,” tuturnya.(saz)

MEDAN-Hingga saat ini (1/11) masalah siapa Chief Executive Officer (CEO) PSMS masih belum juga selesai.

Sebelumnya, pelaksana teknis PSMS Iswanda Nanda Ramli menerangkan, ia akan menemui Ketum PSMS untuk membahas calon CEO. Tapi, setelah kembali dikonfirmasi, Selasa (1/11), Nanda mengatakan, Ketum PSMS belum memutuskan. “Pertemuan dengan pak wali sudah digelar Senin (31/10) malam, namun, belum diputuskan siapa CEO,” terangnya.

Penundaan penentuan CEO ini menimbulkan cerita yang tak enak didengar. Disinyalir, PSMS sengaja menunda-nunda penetapan CEO dengan harapan konsorsium sebagai pihak yang bekerjasama dengan PSMS untuk mengelola klub tersebut mau menambah kepemilikan saham menjadi lebih besar. Kesepakatan awal 85 persen bagi konsorsium dan 15 persen untuk PSM.

Menurut PSMS, pembagian 15 persen ini dinilai merupakan angka yang sangat sedikit dan PSMS menginginkan penambahan. “PSMS saat ini tengah menunggu inisiatif konsorsium untuk menambah kepemilikan saham di PSMS, dengan harapan konsorsium melunak,” ujar narasumber yang tak mau namanya dikorankan.

Namun, perjanjian tetap perjanjian. Dari surat ‘Perjanjian hak pengelolaan PSMS antara Badan Pengelola PSMS dengan Konsorsium PT Bintang Medan yang ditandatangani Rahudman Harahap dan Widjajanto dari pihak konsorsium 23 Desember 2011 lalu, jelas menyebutkan pembagian persentase kedua belah pihak yang tidak mungkin ditawar-tawar lagi.

Kondisi tersebut tentu menimbulkan asumsi PSMS bakal batal mengikuti LPI jika keinginannya tidak terakomodasi. Sebagai pihak yang telah menyetujui kesepakatan tersebut PSMS hendaknya tetap berada pada jalur yang tepat. “Lagipula, itu kan hanya bicara angka-angka di atas kertas. Yang jelas sekarang konsorsium akan menangani pendanaan PSMS musim mendatang.

Kalau harus menambah persentase kepemilikan saham, tidak mungkin, karena selain sudah perjanjian, PSMS juga tidak dibebankan setor modal,” jelasnya lagi.
Sumber ini mensinyalir, kondisi ini dimanfaatkan oleh oknum di PSMS yang sejak awal menentang PSMS bermain di LPI. “Penundaan CEO mengancam keikutsertaan PSMS di LPI. Dan kondisi ini pasti diharapkan oleh orang-orang yang sejak awal memang tidak menyetujui PSMS main di LPI, karena sudah keburu berjanji dengan pihak lain yang menawarkan untuk memberi dana bagi operasional PSMS, asal PSMS tidak ke LPI,” tuturnya.(saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/