25.6 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Gagal Tuan Rumah

PT LI Tunjuk Mitra Kukar dan Persidafon

MEDAN- PSMS gagal jadi tuan rumah babak delapan besar Divisi Utama Liga Indonesia. PT Liga Indonesia lebih mempercayai Persidafon sebagai tuan rumah grup A, dan Mitra Kukar sebagai tuan rumah grup B.

Menanggapi keputusan itu, pihak PSMS tentu kecewa. Namun kalau dinilai dari beberapa aspek, PSMS memang layak tak dipilih. Pertama karena kesiapan venue dalam hal ini Stadion Teladan yang dianggap masih kalah kelas dari stadion Mandala Jayapura yang akan dipakai Persidafon, hingga Stadion Madya Tenggarong yang akan dipakai Mitra Kukar untuk menjamu kontestan delapan besar lainnya.

Di samping itu, tuan rumah wajib memfasilitasi tim tamu dengan cash money untuk transportasi dan match fee. Jadi nanti masing-masing tim akan mendapatkan dana segar berkisar Rp60 juta hingga Rp75 juta. “Masing-masing tim akan dapat match fee dari tuan rumah senilai Rp10 juta. Ditambah uang tranportasi Rp25 juta dan bantuan dana segara dari PT LI Rp25 juta. Jadi totalnya Rp60 juta. Kecuali Persiraja Banda Aceh kita beri bantuan Rp50 juta untuk transportasi karena jaraknya dari Banda Aceh ke Papua kan jauh,” terang Direktur PT LI, Djoko Driyono ketika dihubungi wartawan koran ini kemarin.

Dengan demikian, tuan rumah diperkirakan butuh dana antara Rp800 juta hingga Rp1 miliar untuk menggelar laga di babak delapan besar tersebut. Jumlah tersebut diperuntukkan bagi akomodasi tim tamu atau match fee tadi.
Soal keputusan menggelar babak delapan besar di daerah timur, Djoko menjelaskan hal itu sudah sesuai dengan kesepakatan bersama. Termasuk unsur kemudahan bagi tim tamu hingga kepentingan televisi dan sponsorship. “Kita sudah lihat dari proposal pencalonan tuan rumah. Dan kami menilai Mitra Kukar dan Persidafon yang paling siap,” sambung Djoko.

Di samping itu, beberapa hal seperti infrastruktur merupakan hal penting lainnya untuk menunjang keputusan menunjuk tuan rumah. Dan dua stadion yang ditunjuk memang sudah sangat layak karena bersertifikat AFC. Bandingkan dengan Stadion Teladan yang kondisinya memprihatinkan.

“Tak hanya mempelajari proposal para pencalon, kami juga menilai pencalonan tuan rumah dari catatan sepanjang musim. Dan dua tuan rumah yang kami tunjuk relatif bersih dari catatan buruk sepanjang menggelar kompetisi reguler divisi utama,” papar pria yang juga Plt Sekjen PSSI itu.

Untuk menjamin sportivitas, Djoko juga kembali meyakinkan bahwa wasit yang akan memimpin laga delapan besar nanti akan diimpor dari ISL.  Enam dari sepuluh pertandingan delapan besar tersebut, akan disiarkan secara langsung oleh ANTV. Namun belum dipastikan pembagian pertandingannya. Grup A akan main pada tanggal 12,14,17 dan Grup B pada 13, 15, 18 Mei. (ful)

PT LI Tunjuk Mitra Kukar dan Persidafon

MEDAN- PSMS gagal jadi tuan rumah babak delapan besar Divisi Utama Liga Indonesia. PT Liga Indonesia lebih mempercayai Persidafon sebagai tuan rumah grup A, dan Mitra Kukar sebagai tuan rumah grup B.

Menanggapi keputusan itu, pihak PSMS tentu kecewa. Namun kalau dinilai dari beberapa aspek, PSMS memang layak tak dipilih. Pertama karena kesiapan venue dalam hal ini Stadion Teladan yang dianggap masih kalah kelas dari stadion Mandala Jayapura yang akan dipakai Persidafon, hingga Stadion Madya Tenggarong yang akan dipakai Mitra Kukar untuk menjamu kontestan delapan besar lainnya.

Di samping itu, tuan rumah wajib memfasilitasi tim tamu dengan cash money untuk transportasi dan match fee. Jadi nanti masing-masing tim akan mendapatkan dana segar berkisar Rp60 juta hingga Rp75 juta. “Masing-masing tim akan dapat match fee dari tuan rumah senilai Rp10 juta. Ditambah uang tranportasi Rp25 juta dan bantuan dana segara dari PT LI Rp25 juta. Jadi totalnya Rp60 juta. Kecuali Persiraja Banda Aceh kita beri bantuan Rp50 juta untuk transportasi karena jaraknya dari Banda Aceh ke Papua kan jauh,” terang Direktur PT LI, Djoko Driyono ketika dihubungi wartawan koran ini kemarin.

Dengan demikian, tuan rumah diperkirakan butuh dana antara Rp800 juta hingga Rp1 miliar untuk menggelar laga di babak delapan besar tersebut. Jumlah tersebut diperuntukkan bagi akomodasi tim tamu atau match fee tadi.
Soal keputusan menggelar babak delapan besar di daerah timur, Djoko menjelaskan hal itu sudah sesuai dengan kesepakatan bersama. Termasuk unsur kemudahan bagi tim tamu hingga kepentingan televisi dan sponsorship. “Kita sudah lihat dari proposal pencalonan tuan rumah. Dan kami menilai Mitra Kukar dan Persidafon yang paling siap,” sambung Djoko.

Di samping itu, beberapa hal seperti infrastruktur merupakan hal penting lainnya untuk menunjang keputusan menunjuk tuan rumah. Dan dua stadion yang ditunjuk memang sudah sangat layak karena bersertifikat AFC. Bandingkan dengan Stadion Teladan yang kondisinya memprihatinkan.

“Tak hanya mempelajari proposal para pencalon, kami juga menilai pencalonan tuan rumah dari catatan sepanjang musim. Dan dua tuan rumah yang kami tunjuk relatif bersih dari catatan buruk sepanjang menggelar kompetisi reguler divisi utama,” papar pria yang juga Plt Sekjen PSSI itu.

Untuk menjamin sportivitas, Djoko juga kembali meyakinkan bahwa wasit yang akan memimpin laga delapan besar nanti akan diimpor dari ISL.  Enam dari sepuluh pertandingan delapan besar tersebut, akan disiarkan secara langsung oleh ANTV. Namun belum dipastikan pembagian pertandingannya. Grup A akan main pada tanggal 12,14,17 dan Grup B pada 13, 15, 18 Mei. (ful)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/