27.8 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Pembayaran Gaji Masih Kabur

Manajemen PSMS tak Mampu Upayakan Dana Talangan

MEDAN- Suasana muram belum beranjak dari skuad PSMS di Indonesian Super League (ISL) 2011/2012. Menjelang tur away ke Kalimantan menjalani dua sisa laga kontra Mitra Kukar (7/7), dan Persisam (11/7), ketidakjelasan mencuat. Belum juga ada titik terang untuk tuntutan pemain ke kantor Wali Kota Medan pada Selasa (3/7) lalu.

Tuntutan berupa pinjaman yang selayaknya dicairnya sebelum tim berangkat, sepertinya tidak bakal terealisasi. Hingga saat ini manajemen gagal mengupayakan dana talangan. Harapan satu-satunya masih dari sponsorhip utama, PT Bakrie Sumatera Plantations dan bantuan untuk klub dari Badan Liga Indonesia (BLI).

Pertemuan di Mess Kebun Bunga antar manajemen yang dihadiri Manajer Benny Tomasoa dengan para pemain juga tak hadirkan solusi. Pemain masih menunggu kesepakatan dengan CEO PSMS, Idris SE hari ini.
“Tidak bisa kita gunakan dana APBD. Kami masih berharap sponsor. Soal pinjaman masih mengupayakan hingga saat ini, dana keberangkatan saja menggunakan koceknya CEO. Kalau Pemko mau mendahulukan pinjaman tentu sudah ada solusi. Sampai saat ini belum bisa memastikan uang itu ada di tangan,” kata Benny Tomasoa saat dihubungi wartawan kemarin.

Artinya, aksi pemain mengadu ke kantor wali kota itu bisa terbilang sia-sia. Toh, tidak juga ada perkembangan yang bisa merubah raut wajah pemain menjadi lebih berseri.
Begitupun pemain sudah kadung kecewa. Respon manajemen yang terkesan dingin tak ayal bisa berujung pada sikap tegas. Bisa saja muncul sikap menolak berlaga di dua laga sisa.
Kapten PSMS, Sasa Zecevic semakin bingung dengan kondisi ini. “Tidak tahu. Kita masih terus menunggu. Kami pemain tidak ada bicara soal nggak mau main. Para pemain masih mengharapkan perkembangan,” katanya.

Pernyataan Benny Blunder

Ketiadaan solusi dari manajemen bisa menimbulkan dua reaksi dari pemain. Reaksi normal, mereka tetap pasrah menjalani dua laga sisa atau malah reaksi yang ekstrim, menolak berlaga di dua laga sisa.
Namun jika nantinya pemain memilih opsi kedua, manajemen justru mengaku tak gentar. Manajer PSMS, Benny Tomasoa mengatakan akan memberdayakan skuad U-21 jika nantinya mogok main terjadi.
“Kalau pemain tak mau berangkat karena tak dapat pinjaman, ya silahkan. Pada prinsipnya, kami masih bisa gunakan PSMS U-21. Itu saja yang diberdayakan. Permasalahan ini kan sudah menasional, aneh jika pemain tak bisa memahaminya,” katanya.

Pernyataan Benny ini akan menimbulkan blunder. Pasalnya,memakai skuad U-21 jelas merupakan kesalahan prosedur. Manajer Administrasi BLI, Darwis Satmoko mengatakan, klub tidak boleh melakukan seenaknya saja. “Tidak boleh, klub hanya boleh menyertakan pemain U-21 maksimal 5 pemain,” ujarnya lewat pesan BBM. (mag-18)

Manajemen PSMS tak Mampu Upayakan Dana Talangan

MEDAN- Suasana muram belum beranjak dari skuad PSMS di Indonesian Super League (ISL) 2011/2012. Menjelang tur away ke Kalimantan menjalani dua sisa laga kontra Mitra Kukar (7/7), dan Persisam (11/7), ketidakjelasan mencuat. Belum juga ada titik terang untuk tuntutan pemain ke kantor Wali Kota Medan pada Selasa (3/7) lalu.

Tuntutan berupa pinjaman yang selayaknya dicairnya sebelum tim berangkat, sepertinya tidak bakal terealisasi. Hingga saat ini manajemen gagal mengupayakan dana talangan. Harapan satu-satunya masih dari sponsorhip utama, PT Bakrie Sumatera Plantations dan bantuan untuk klub dari Badan Liga Indonesia (BLI).

Pertemuan di Mess Kebun Bunga antar manajemen yang dihadiri Manajer Benny Tomasoa dengan para pemain juga tak hadirkan solusi. Pemain masih menunggu kesepakatan dengan CEO PSMS, Idris SE hari ini.
“Tidak bisa kita gunakan dana APBD. Kami masih berharap sponsor. Soal pinjaman masih mengupayakan hingga saat ini, dana keberangkatan saja menggunakan koceknya CEO. Kalau Pemko mau mendahulukan pinjaman tentu sudah ada solusi. Sampai saat ini belum bisa memastikan uang itu ada di tangan,” kata Benny Tomasoa saat dihubungi wartawan kemarin.

Artinya, aksi pemain mengadu ke kantor wali kota itu bisa terbilang sia-sia. Toh, tidak juga ada perkembangan yang bisa merubah raut wajah pemain menjadi lebih berseri.
Begitupun pemain sudah kadung kecewa. Respon manajemen yang terkesan dingin tak ayal bisa berujung pada sikap tegas. Bisa saja muncul sikap menolak berlaga di dua laga sisa.
Kapten PSMS, Sasa Zecevic semakin bingung dengan kondisi ini. “Tidak tahu. Kita masih terus menunggu. Kami pemain tidak ada bicara soal nggak mau main. Para pemain masih mengharapkan perkembangan,” katanya.

Pernyataan Benny Blunder

Ketiadaan solusi dari manajemen bisa menimbulkan dua reaksi dari pemain. Reaksi normal, mereka tetap pasrah menjalani dua laga sisa atau malah reaksi yang ekstrim, menolak berlaga di dua laga sisa.
Namun jika nantinya pemain memilih opsi kedua, manajemen justru mengaku tak gentar. Manajer PSMS, Benny Tomasoa mengatakan akan memberdayakan skuad U-21 jika nantinya mogok main terjadi.
“Kalau pemain tak mau berangkat karena tak dapat pinjaman, ya silahkan. Pada prinsipnya, kami masih bisa gunakan PSMS U-21. Itu saja yang diberdayakan. Permasalahan ini kan sudah menasional, aneh jika pemain tak bisa memahaminya,” katanya.

Pernyataan Benny ini akan menimbulkan blunder. Pasalnya,memakai skuad U-21 jelas merupakan kesalahan prosedur. Manajer Administrasi BLI, Darwis Satmoko mengatakan, klub tidak boleh melakukan seenaknya saja. “Tidak boleh, klub hanya boleh menyertakan pemain U-21 maksimal 5 pemain,” ujarnya lewat pesan BBM. (mag-18)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/