27 C
Medan
Tuesday, July 9, 2024

Tunggakan Gaji Pemain PSMS Capai Rp2,8 Miliar

MEDAN-Bulatnya tekad skuad PSMS PT Liga Indonesia (LI) untuk menuntut Ketua Umumnya, Indra Sakti Harahap, ke jalur hukum kini bukan lagi gertak sambal. Mereka tengah menyiapkan berkas yang merupakan kumpulan fakta-fakta pelanggaran kontrak yang dilakukan Indra. Termasuk bakal menyertakan data tunggakan gaji yang diketahui mencapai Rp 2,8 miliar.

Lebih detilnya utang gaji pemain yang tertunggak 10 bulan berjumlah Rp2.893.592.000. Pemain baru menerima satu bulan gaji saat tanda tangan kontrak 11 Januari 2013. Sementara, Indra punya catatan berbeda dengan mengklaim utang tunggakan gaji kepada pemain hanya satu bulan gaji. “Ia (Indra, red) mengatakan utang ke pemain hanya satu bulan gaji. Apakah saat menandatangani kontrak ia dalam keadaan sadar? Kalau sadar, harusnya ia paham kalau kontrak itu tertera sejak Desember 2012 hingga September 2013 perjanjian dengan pemain,” tutur Sekretaris Tim PSMS LI, Fityan Hamdy, Minggu (4/8).
Dari rincian gaji yang ditunjukkan Fityan, Indra tidak menghitung gaji sejak Desember 2012 atau masa persiapan kompetisi dan juga saat tim libur putaran pertama pada April. “Selain itu ia bilang sudah bayar duluan karena kompetisi baru mulai Februari. Jadi, persiapan tidak dihitung kerja?” tegasnya lagi.
Pada desember 2012, utang Indra tersisa Rp200 jutaan, karena gaji pemain, pelatih, dan official yang dibayar belum full. Selanjutnya pada Januari, Februari, dan Maret total utang mencapai lebih dari Rp400 juta, karena tak sepeserpun pembayaran dilakukan.

Selanjutnya pada putaran kedua, Indra melimpahkan gaji kepada Manajer Tim Sarwono, dan CEO Heru Prawono, atas kesepakatan keduanya. “Di perjanjian itu ia buat, pembayaran gaji delapan pemain baru di putaran kedua menjadi tanggung jawab manajer (Sarwono, red). Jadi yang tidak ia tanggung itu hanya delapan pemain yang masuk di putaran kedua. Sedangkan pemain, pelatih, dan official lain, itu tetap ia yang tanggung. Ia terjebak dengan ucapannya sendiri,” ungkap Fityan.

Sejatinya, soal rasionalisasi gaji yang kerap dikoarkan Indra karena kondisi finansial klub yang buruk, bisa dilakukan sesuai isi pasal 17 pada draft kontrak. Kesepakatan tambahan yang dimaksud itu disebut addendum. “Memang ada pasal 17 yang menyebutkan kesepakatan bisa berubah jadi bisa memuat addendum atau klasul tambahan. Tapi itu juga dibangun tidak asal-asalan. Harus ada persetujuan pemain dan klub. Dilaporkan ke PT LI jika perlu,” jelasnya.
Saat ini Indra hanya mengandalkan uang subsidi dari PT LI sebesar Rp100 juta yang baru dibayarkan Rp50 juta. Itupun belum sampai kepada pemain. Mantan pemain PSMS LI Aun Carbiny, mengatakan, ia melihat gelagat Indra untuk mencari celah melepaskan diri dari utangnya. “Katanya memang ia mau memberikan uang Rp100 juta dari PT LI. Tapi kami takut kalau nantinya ia mengklaim uang itu sebagai pembayaran gaji lunas. Padahal utangnya masih banyak yang mencapai Rp2,8 miliar. Jadi ia (Indra, red) terus mau cari celah untuk menghindar,” ujar Aun.

Mantan bek Medan Chief dan Persela Lamongan ini, berharap, uang subsidi dari PT LI itu bisa segera disampaikan ke pemain. Termasuk pemain dan pelatih yang dicoret di putaran pertama lalu. “Dengan catatan tidak dianggap lunas,” tandasnya. (don)

MEDAN-Bulatnya tekad skuad PSMS PT Liga Indonesia (LI) untuk menuntut Ketua Umumnya, Indra Sakti Harahap, ke jalur hukum kini bukan lagi gertak sambal. Mereka tengah menyiapkan berkas yang merupakan kumpulan fakta-fakta pelanggaran kontrak yang dilakukan Indra. Termasuk bakal menyertakan data tunggakan gaji yang diketahui mencapai Rp 2,8 miliar.

Lebih detilnya utang gaji pemain yang tertunggak 10 bulan berjumlah Rp2.893.592.000. Pemain baru menerima satu bulan gaji saat tanda tangan kontrak 11 Januari 2013. Sementara, Indra punya catatan berbeda dengan mengklaim utang tunggakan gaji kepada pemain hanya satu bulan gaji. “Ia (Indra, red) mengatakan utang ke pemain hanya satu bulan gaji. Apakah saat menandatangani kontrak ia dalam keadaan sadar? Kalau sadar, harusnya ia paham kalau kontrak itu tertera sejak Desember 2012 hingga September 2013 perjanjian dengan pemain,” tutur Sekretaris Tim PSMS LI, Fityan Hamdy, Minggu (4/8).
Dari rincian gaji yang ditunjukkan Fityan, Indra tidak menghitung gaji sejak Desember 2012 atau masa persiapan kompetisi dan juga saat tim libur putaran pertama pada April. “Selain itu ia bilang sudah bayar duluan karena kompetisi baru mulai Februari. Jadi, persiapan tidak dihitung kerja?” tegasnya lagi.
Pada desember 2012, utang Indra tersisa Rp200 jutaan, karena gaji pemain, pelatih, dan official yang dibayar belum full. Selanjutnya pada Januari, Februari, dan Maret total utang mencapai lebih dari Rp400 juta, karena tak sepeserpun pembayaran dilakukan.

Selanjutnya pada putaran kedua, Indra melimpahkan gaji kepada Manajer Tim Sarwono, dan CEO Heru Prawono, atas kesepakatan keduanya. “Di perjanjian itu ia buat, pembayaran gaji delapan pemain baru di putaran kedua menjadi tanggung jawab manajer (Sarwono, red). Jadi yang tidak ia tanggung itu hanya delapan pemain yang masuk di putaran kedua. Sedangkan pemain, pelatih, dan official lain, itu tetap ia yang tanggung. Ia terjebak dengan ucapannya sendiri,” ungkap Fityan.

Sejatinya, soal rasionalisasi gaji yang kerap dikoarkan Indra karena kondisi finansial klub yang buruk, bisa dilakukan sesuai isi pasal 17 pada draft kontrak. Kesepakatan tambahan yang dimaksud itu disebut addendum. “Memang ada pasal 17 yang menyebutkan kesepakatan bisa berubah jadi bisa memuat addendum atau klasul tambahan. Tapi itu juga dibangun tidak asal-asalan. Harus ada persetujuan pemain dan klub. Dilaporkan ke PT LI jika perlu,” jelasnya.
Saat ini Indra hanya mengandalkan uang subsidi dari PT LI sebesar Rp100 juta yang baru dibayarkan Rp50 juta. Itupun belum sampai kepada pemain. Mantan pemain PSMS LI Aun Carbiny, mengatakan, ia melihat gelagat Indra untuk mencari celah melepaskan diri dari utangnya. “Katanya memang ia mau memberikan uang Rp100 juta dari PT LI. Tapi kami takut kalau nantinya ia mengklaim uang itu sebagai pembayaran gaji lunas. Padahal utangnya masih banyak yang mencapai Rp2,8 miliar. Jadi ia (Indra, red) terus mau cari celah untuk menghindar,” ujar Aun.

Mantan bek Medan Chief dan Persela Lamongan ini, berharap, uang subsidi dari PT LI itu bisa segera disampaikan ke pemain. Termasuk pemain dan pelatih yang dicoret di putaran pertama lalu. “Dengan catatan tidak dianggap lunas,” tandasnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/