30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Saktiawan Sinaga Merasa Lebih Dihargai di Daerah Lain

MEDAN- Eks PSMS di era keemasan Saktiawan Sinaga mengaku masih memikirkan PSMS. Meski tak lagi pernah berkostum Ayam Kinantan sejak 2007 lalu, ia mengaku PSMS tetap di hatinya.

Ya, sepeninggal membawa PSMS masuk final Divisi Utama 2007 lalu, Saktiawan memang lebih banyak melang-lang buana ke berbagai tim elit. Mulai Persik Kediri, Semen Padang hingga kini telah resmi berkostum Mitra Kukar. Bahkan sebelum berkostum Mitra Kukar, Sakti-panggilan akrabnya-nyaris berkostum Arema Indonesia. Namun karena dualisme kepengurusan tak kunjung reda di sana, akhirnya Sakti memutuskan hengkang demi sebuah kepastian. Dan Mitra Kukar memberinya kepastian dan penghargaan.

“Ia saya telah resmi di Mitra Kukar. Kemaren Arema masalah, jadi gak bisa diterusin,” beber Sakti kepada awak koran ini kemarin.

Pria kelahiran 19 Februari 1982 itu pun menjelaskan prihal posisinya ketika sempat dikaitkan dengan PSMS beberapa waktu lalu. Sakti tak bisa menutupi rasa kecewanya terhadap pengurus dan manajemen PSMS. Pengemas 21 gol sepanjang membela PSMS itu pun tak sungkan menyebut satu nama yakin Idris SE yang dianggap tidak menghargai putra daerah Sumut untuk membela PSMS. “Habisnya PSMS yang tidak mau, apalagi Idris, masak putra daerah yang bermarga tidak dia panggil. Saya tidak dihubungi sama sekali untuk kembali membela PSMS padahal itu prioritas saya jika memang dipanggil,” beber pemain yang menimba ilmu di SSB Generasi dan Sejati Pratama itu.

Lalu berapa nilai kontraknya di Mitra Kukar? Rupanya untuk urusan rupiah Sakti enggan mengumbarnya. “Kontrak? Ya cukup buat makanlah. Tapi saya tidak bisa membeberkan, itu rahasia. Yang jelas saya merasa lebih dihargai di daerah lain daripada di daerah sendiri. Itu membuat saya dan mungkin beberapa pemain asli putra daerah lainnya sedih,” lanjutnya.  (ful)

MEDAN- Eks PSMS di era keemasan Saktiawan Sinaga mengaku masih memikirkan PSMS. Meski tak lagi pernah berkostum Ayam Kinantan sejak 2007 lalu, ia mengaku PSMS tetap di hatinya.

Ya, sepeninggal membawa PSMS masuk final Divisi Utama 2007 lalu, Saktiawan memang lebih banyak melang-lang buana ke berbagai tim elit. Mulai Persik Kediri, Semen Padang hingga kini telah resmi berkostum Mitra Kukar. Bahkan sebelum berkostum Mitra Kukar, Sakti-panggilan akrabnya-nyaris berkostum Arema Indonesia. Namun karena dualisme kepengurusan tak kunjung reda di sana, akhirnya Sakti memutuskan hengkang demi sebuah kepastian. Dan Mitra Kukar memberinya kepastian dan penghargaan.

“Ia saya telah resmi di Mitra Kukar. Kemaren Arema masalah, jadi gak bisa diterusin,” beber Sakti kepada awak koran ini kemarin.

Pria kelahiran 19 Februari 1982 itu pun menjelaskan prihal posisinya ketika sempat dikaitkan dengan PSMS beberapa waktu lalu. Sakti tak bisa menutupi rasa kecewanya terhadap pengurus dan manajemen PSMS. Pengemas 21 gol sepanjang membela PSMS itu pun tak sungkan menyebut satu nama yakin Idris SE yang dianggap tidak menghargai putra daerah Sumut untuk membela PSMS. “Habisnya PSMS yang tidak mau, apalagi Idris, masak putra daerah yang bermarga tidak dia panggil. Saya tidak dihubungi sama sekali untuk kembali membela PSMS padahal itu prioritas saya jika memang dipanggil,” beber pemain yang menimba ilmu di SSB Generasi dan Sejati Pratama itu.

Lalu berapa nilai kontraknya di Mitra Kukar? Rupanya untuk urusan rupiah Sakti enggan mengumbarnya. “Kontrak? Ya cukup buat makanlah. Tapi saya tidak bisa membeberkan, itu rahasia. Yang jelas saya merasa lebih dihargai di daerah lain daripada di daerah sendiri. Itu membuat saya dan mungkin beberapa pemain asli putra daerah lainnya sedih,” lanjutnya.  (ful)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/