PSMS Songsong Musim Depan
MEDAN- Kelompok suporter PSMS terbesar, Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan berharap pengurus PSMS musim depan dikelola profesional. Pos-pos tak penting dan bekerja seperti tahun-tahun sebelumnya diharapkan segera dipangkas.
Ya, PSMS kini punya peluang naik ke kasta tertinggi sepak bola nasional pasca pertemuan PSSI dengan AFC, yang membahas soal format kompetisi. Jatah penghuni kompetisi tertinggi musim depan kabarnya diserahkan kepada AFC. Namun sudah jelas, berbagai syarat menjadi klub profesiona harus diterapkan PSMS jika ingin bermain di kasta tertinggi.
Adapun persyaratan yang dibutuhkan untuk dapat dianggap profesional ada lima kriteria. Salah satunya kemandirian soal pendanaan, dukungan tim muda, infrastruktur dan lainnya. Nah, kini PSMS baru punya tim muda sebagai salah satu syarat. Meski sudah punya PT sebagai salah satu syarat lainnya, namun PSMS masih dianggap non profesional karena tak kuasa mencari pendanaan sendiri. Sejauh ini PSMS masih menyusu APBD Kota Medan. Pun soal infrastruktur masih kacau dengan buruknya kualitas Stadion Teladan dan Stadion Kebun Bunga sebagai sarana bertanding dan berlatih. Nah untuk itulah SMeCK mencoba mengkritisi agar sumber daya manusia kepengurusan PSMS benar-benar direvolusi.
“Yang memang tak bisa kerja sudahlah, mundur saja. Yang sudah uzur juga harusnya tidak usah lagi mengurusi PSMS. Berilah kesempatan kepada orang-orang profesional. Ini semua demi kebaikan PSMS ke depannya,” beber Nata Simangunsong Ketua SMeCK Hooligan kemarin.
“Setelah mengetahui keputusan soal kompetisi musim depan, tampaknya PSMS memang punya kans untuk kembali bermain di kasta tertinggi. Tapi itu tadi, pengurus dan infrastruktur harus segera dibehani,” sambung Nata.
Sayang sungguh sayang, hingga kini PSMS belum ada tanda-tanda berbenah. Pembentukan tim baru juga belum digeber. Padahal menurut rencana kompetisi musim depan akan dimulai awal Oktober. Parahnya lagi, PSMS masih berkutat di persoalan pembayaran gaji pemain yang masih belum beres.
“Makanya kita juga heran. Kinerja pengurus yang jumlahnya sangat banyak itu untuk apa? Bagusan dipangkas menjadi sesuai dengan kebutuhan. Tak perlu banyak-banyak pengurus tapi tak kerja. Kita malu dengan kota lain yang sudah lebih dulu berbenah. Kami mendesak PSMS segera dibentuk, tapi juga ada kejelasan siapa saja pengurus musim depan. Kami harap nama-nama baru dimunculkan,” pungkas Nata. (ful)