MEDAN – Isu merger alias penggabungan dua klub antara Bintang Medan dan PSMS sudah hampir pasti terjadi. Namun jalan menuju merger masih panjang, sebab masih banyak poin kesepakatan yang harus disepakati.
Pembicaraan terkait antara kedua pengurus masih akan dilakoni. Ada beberapa strategi yang akan dijalankan untuk memuluskan langkah penggabungan tersebut.
Chief Executive Officer (CEO) Bintang Medan Dityo Pramono mengatakan, pertemuan antara Ketua Umum PSSI Djohar Arifin, Wali Kota Medan Rahudman Harahap dan pihaknya Jumat (12/8) lalu di kantor Wali Kota Medan masih sebagai kesepakatan awal untuk bergabung.
“Pertemuan itu hanya MoU dulu bahwa kita sepakat bergabung. Untuk detailnya masih akan dibicarakan lebih jauh lagi. Apa yag bisa diambil dari sana (PSMS) dan apa yang bisa kami berikan untuk PSMS. Kalau dilakukan intensif memang saya yakin akan cepat selesai, yang penting ada keinginan untuk satu tujuan,” terang Dityo kemarin.
Diakuinya, penyatuan kesepakatan antara pihak PSMS dan Bintang Medan tersebut bukan pekerjaan yang mudah. Namun, dengan niat untuk mengembalikan nama Medan dan Sumatera Utara sebagai salah satu barometer sepak bola nasional, dia ber harap perundingan akan menemui kata sepakat. Tidak hanya bergabung, segala aspek seperti bisnis sepak bola mandiri seperti di daratan Eropa harus bisa dilaksanakan.
“Kalau bergabung nantinya juga bukan sekedar bergabung. Saat ini sepak bola bicara bisnis dan tentunya harus dalam pola pikir berbisnis. Apalagi kita harusnya sadar bahwa bola ini harus hidup dari kemandirian dan bukan dari APBD. Perusahaan harus betul-betul bisa mengelola dan mandiri. Dan Bintang Medan siap untuk berunding ke arah perubahan positif itu,” sebut mantan Manajer PSPS Pekan baru itu.
Ganjalan utama yang mungkin terjadi adalah soal pembagian wilayah kerja. Keinginan menduduki satu posisi bisa jadi perebutan. Namun menurut Dityo, asal dilaksanakan dengan baik semua masalah bisa diselesaikan.
“Masing-masing mungkin tahu kelemahan dan kemampuan masing-masing, jadi
dengan begitu bisa saling mengisi,” paparnya.
Penolakan juga bisa saja akan datang dari 40 klub anggota PSMS yang menentang penggabungan tersebut. Ditanya hal itu, Dityo menyatakan, Soal 40 klub itu merupakan wewenang PSMS. Jika ada penolakan ataupun masalah, PSMS diminta lebih dulu menyelesaikan.
“Itu tugas PSMS bukan tugas Bintang Medan. Kalau kondisinya seperti ini, wajar kalau melihatnya dari satu sisi saja, kan tidak mungkin saya yang menyelesaikan. Sebaiknya PSMS menyelesaikan itu dulu baru berunding bersama kami,” ungkapnya.
Dityo juga memastikan, pasca penggabungan, nama PSMS tidak akan mengalami perubahan sedikitpun mengingat sejarah panjang klub tersebut. (ful)