Afan Lubis dkk melangkah dengan wajah tertunduk menuju ruang ganti Stadion Baharoeddin Siregar Lubukpakam pasca wasit meniupkan peluit jeda. Tak ada yang menyangka Herman Batak harus memungut bola tiga kali di 45 menit pertama. Dan tim yang mampu melakukan itu adalah PS Bangka. Klub promosi yang baru memulai debut perdananya di Divisi Utama Liga Indonesia (LI) pada Kamis (14/2) sore itu.
Entah mungkin kebetulan atau tidak, lagu yang didendangkan saat jeda di stadion adalah ‘A Sing Sing So’. Lagu rakyat Tapanuli ciptaaan musisi Batak Boni Siahaan, yang bisa membangkitkan spirit. Konon lagu ini cukup dikenal di era 60-an hingga ke belahan Amerika sana.
Nah, lagu ini pula yang sempat diputar untuk mengiringi launching skuad besutan Suimin Diharja ini November 2012 lalu di pelataran Istana Maimun. Harapannya mungkin lagu ini bisa membangkitkan kembali semangat pasukan Ayam Kinantan di babak kedua. Meski terkesan sepele, tapi sebuah lagu bisa mengiringi semangat bertanding skuad. Sebut saja lagu ‘You’ll never walk alone’ yang kerap berkumandang di stadion Anfield milik klub Liga Inggris Liverpool FC.
Tapi sepertinya lagu tersebut tak cukup untuk membuat kepala para punggawa klub berlambang daun tembakau ini kembali tegak. 45 menit berikutnya masih juga menjadi milik tim tamu asal daerah Timah itu dengan ketertinggalan empat gol. Skuad PSMS melangkah gontai. Dipimpin tim pelatih mereka tetap memberanikan diri untuk menyambangi tribun suporter. Mereka mengucapkan terima kasih kepada pemain ke 12 yang sepanjang 90 menit terus bernyanyi memompa semangat.
Kali ini respon para penghuni tribun itu berbeda dari Sabtu (9/2) lalu, saat kemenangan berhasil dipersembahkan. Meski sebagian legowo, sebagian tampak memberikan ekspresi kemarahan dan cibiran. Sayup-sayup terdengar seruan ‘Ganti pengurus… ganti pengurus’ mengiringi langkah mereka kembali ke ruang ganti.
Suasana pun tampak muram di ruang ganti. Para pemain hanya bisa tertunduk dan diam. Suimin bersama asistennya berusaha menyuntikkan semangat. “Jangan tertunduk. Dalam kondisi apapun harus tetap tertawa. Kalian telah berusaha dan ini mungkin kemenangan yang tertunda,” ujar Suimin coba membakar kembali semangat pemainnya yang luruh. (don)
PSMS vs PS Bangka
Afan Lubis dkk melangkah dengan wajah tertunduk menuju ruang ganti Stadion Baharoeddin Siregar Lubukpakam pasca wasit meniupkan peluit jeda. Tak ada yang menyangka Herman Batak harus memungut bola tiga kali di 45 menit pertama. Dan tim yang mampu melakukan itu adalah PS Bangka. Klub promosi yang baru memulai debut perdananya di Divisi Utama Liga Indonesia (LI) pada Kamis (14/2) sore itu.
Entah mungkin kebetulan atau tidak, lagu yang didendangkan saat jeda di stadion adalah ‘A Sing Sing So’. Lagu rakyat Tapanuli ciptaaan musisi Batak Boni Siahaan, yang bisa membangkitkan spirit. Konon lagu ini cukup dikenal di era 60-an hingga ke belahan Amerika sana.
Nah, lagu ini pula yang sempat diputar untuk mengiringi launching skuad besutan Suimin Diharja ini November 2012 lalu di pelataran Istana Maimun. Harapannya mungkin lagu ini bisa membangkitkan kembali semangat pasukan Ayam Kinantan di babak kedua. Meski terkesan sepele, tapi sebuah lagu bisa mengiringi semangat bertanding skuad. Sebut saja lagu ‘You’ll never walk alone’ yang kerap berkumandang di stadion Anfield milik klub Liga Inggris Liverpool FC.
Tapi sepertinya lagu tersebut tak cukup untuk membuat kepala para punggawa klub berlambang daun tembakau ini kembali tegak. 45 menit berikutnya masih juga menjadi milik tim tamu asal daerah Timah itu dengan ketertinggalan empat gol. Skuad PSMS melangkah gontai. Dipimpin tim pelatih mereka tetap memberanikan diri untuk menyambangi tribun suporter. Mereka mengucapkan terima kasih kepada pemain ke 12 yang sepanjang 90 menit terus bernyanyi memompa semangat.
Kali ini respon para penghuni tribun itu berbeda dari Sabtu (9/2) lalu, saat kemenangan berhasil dipersembahkan. Meski sebagian legowo, sebagian tampak memberikan ekspresi kemarahan dan cibiran. Sayup-sayup terdengar seruan ‘Ganti pengurus… ganti pengurus’ mengiringi langkah mereka kembali ke ruang ganti.
Suasana pun tampak muram di ruang ganti. Para pemain hanya bisa tertunduk dan diam. Suimin bersama asistennya berusaha menyuntikkan semangat. “Jangan tertunduk. Dalam kondisi apapun harus tetap tertawa. Kalian telah berusaha dan ini mungkin kemenangan yang tertunda,” ujar Suimin coba membakar kembali semangat pemainnya yang luruh. (don)