MEDAN-Masalah non teknis terhambatnya gaji pemain masih menghinggapi PSMS. Penunggakan yang sudah akan memasuki bulan keempat ini bahkan semakin tak jelas kepastiannya. Sampai sekarang manajemen PSMS belum bisa menjanjikan kejelasan.
Padahal PSMS akan menjalani dua laga lanjutan ISL 2011/2012 menghadapi Persela Lamongan (20/5) dan Arema (26/5). Bisa dibayangkan betapa kondisi psikologis pemain terus terkikis dan diyakini akan melemahkan tekad untuk memaksimalkan angka.
CEO PSMS, Idris SE mengakui permasalahan gaji pihaknya masih mengharapkan gelontoran dana dari sponsorship utama Bakrie Sumatera Plantation dan PT Liga Indonesia.
“Kami sudah konfirmasi ke mereka tapi masih terus diundur. Kami masih mengharapkan dana dari sponsorship. Yang bisa kami lakukan sekarang adalah menunggu dan terus berkoordinasi karena merekalah sumber pendanaan kita. Namun masih terdapat sedikit kendala yang kita tidak tahu secara jelas,” katanya saat dihubungi wartawan Minggu (13/5) kemarin.
Bahkan kemungkinan terburuk, gaji pemain bisa tertunda hingga akhir kompetisi. “Belum bisa dipastikan. Bisa paling lambat dibayar di akhir kompetisi. Tapi saya pastikan hak-hak pemain pasti dilunasi,” ungkapnya.
Jika sumber pendanaan belum bisa memberikan solusi, lantas apa upaya manajemen? “Sebenarnya selain sponsorship tunggal dan dana untuk kontestan dari PT LI, kita berupaya mencari sponsor penggandeng. Tapi apa yang bisa kita tawarkan ke mereka dengan kondisi kompetisi yang seperti saat ini. Mereka menolak dan kita tidak bisa paksakan,” katanya.
Sebelumnya Manajemen sempat menggelontorkan bonus Rp. 15 juta yang harus dibagi seluruh pemain pasca menahan imbang Persegres di Gresik. Namun jumlah itu tentu tak menjawab kegelisahan pemain. Soal dana talangan berupa pinjaman yang sempat dilakukan selama tiga kali, Idris pun tidak bisa memastikan.
“Manajemen akan memberikan pinjaman. Tapi belum tahu kapan. Kita mau harapkan dari pemasukan tiket tidak mungkin karena itu digunakan untuk tur ke luar kota. Itupun masih kurang,” tambahnya.
Masalah gaji ini tak dipungkiri sangat krusial dan mengganggu motivasi pemain. Penurunan performa itu terlihat jelas di putaran kedua ini. Beruntung para pemain masih mau bertanding. Bahkan bisa saja pemain melakukan upaya yang lebih ekstrim. Mogok atau sejenisnya. “Saya tidak tahu kalau seperti itu saya pun bingung,” tandasnya.
“Ini situasi yang sangat sulit. Kami akan bicarakan ini saat mulai kembali latihan besok,” katanya salah seorang pemain yang enggan disebutkan namanya. (mag-18)