25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Siap Demo ke Rumah Idris

MEDAN- Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitulah ungkapan yang tepat menggambarkan kondisi skuad PSMS Indonesian Super League (ISL) 2011/2012. Pasca terdegradasi ke kasta kedua, kondisi suram masih meliputi skuad. Besok, Senin (16/7) sudah merupakan tenggat pembayaran gaji yang dijanjikan manajemen. Namun sampai sekarang tak ada tanda-tanda janji itu bakal terealisasi.

CEO PSMS, Idris saat dikonfirmasi belum bisa memberikan jaminan apapun. Bahkan kali ini Idris menggambarkan ketidakyakinan dan kembali memberikan sinyal-sinyal ketidakjelasan. Idris mengaku tengah berada di Jakarta untuk membicarakan solusi masalah ini dengan Badan Liga Indonesia dan pihak sponsorship.

“Kan ini masih dibicarakan. Komitmennya tanggal 16 Juli APPI dan BLI. Kalau ada dana segera dibayar, kalau nggak ada juga, pemain bersabarlah untuk menunggu,” kata Idris.

Inilah yang semula dikhawatirkan pemain. Musim telah berakhir namun hak masih juga tertunggak. Lima bulan gaji plus sisa pembayaran panjar kontrak 10 persen yang belum juga dilunasi.
“Sejak awal kami mengkhawatirkan hal ini. Padahal kami sudah menyelesaikan seluruh kewajiban kami. Terlepas hasilnya seperti ini (degradasi-red) kami sudah berusaha. Tapi masa sih tidak dibayar. Tega sekali,” ujar salah seorang pemain yang enggan disebutkan namanya.

Apalagi tidak ada kesepakatan di atas kertas yang harusnya dibuat sebelum bertolak ke Kalimantan. Manajemen tentu bisa berkilah jika hanya berjanji dengan lisan.

Memang mayoritas para pemain PSMS yang berdomisili di luar Medan memilih kembali ke kampung halamannya dari Samarinda. Namun bukan berarti ketidakhadiran mereka di Medan akan membuat manajemen leluasa untuk berkilah. Karena itu para pemain sepakat menuntut terus dengan kembali ke Medan jika sampai tanggal 16 Juli nanti tak ada tanda-tanda realisasi janji.

Bahkan dari sumber terpercaya menyebutkan pemain tidak akan segan-segan melakukan aksi unjuk rasa. Beberapa titik yang akan didatangi para pemain antara lain rumah dinas Wali Kota Medan, Kantor Gubernur Sumatera Utara, termasuk rumah CEO PSMS, Idris SE.

Menanggapi hal ini pemain mengaku masih akan merembukkannya.

“Kalau apa yang dilakukan belum tahu. Nanti kami rembukkan dengan para pemain lain. Yang pasti kami akan terus menuntut,” lanjut pemain tadi.

Para pemain sempat mengadu ke kantor Wali Kota Medan beberapa waktu lalu sebelum bertolak ke Kalimantan. Namun tidak juga ada titik terang. Baik pinjaman maupun gaji yang tidak juga dibayar.
Jika benar nantinya gaji tidak dibayar tepat waktu, artinya sudah tiga kali kondisi ini terjadi setiap akhir musim sejak tahun 2009. Para pemain kerap diresahkan dengan pembayaran yang telat setiap akhir musim.
Akhirnya mereka harus mengadu ke KONI Medan dalam dua tahun belakangan. Musim lalu, manajemen bahkan memangkas sisa gaji pemain masing-masing sebulan. Namun tak dipungkiri kondisi terparah terjadi musim ini karena sejak lima bulan terakhir Sasa Zecevic cs bertarung tanpa memperoleh hak. (mag-18)

MEDAN- Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitulah ungkapan yang tepat menggambarkan kondisi skuad PSMS Indonesian Super League (ISL) 2011/2012. Pasca terdegradasi ke kasta kedua, kondisi suram masih meliputi skuad. Besok, Senin (16/7) sudah merupakan tenggat pembayaran gaji yang dijanjikan manajemen. Namun sampai sekarang tak ada tanda-tanda janji itu bakal terealisasi.

CEO PSMS, Idris saat dikonfirmasi belum bisa memberikan jaminan apapun. Bahkan kali ini Idris menggambarkan ketidakyakinan dan kembali memberikan sinyal-sinyal ketidakjelasan. Idris mengaku tengah berada di Jakarta untuk membicarakan solusi masalah ini dengan Badan Liga Indonesia dan pihak sponsorship.

“Kan ini masih dibicarakan. Komitmennya tanggal 16 Juli APPI dan BLI. Kalau ada dana segera dibayar, kalau nggak ada juga, pemain bersabarlah untuk menunggu,” kata Idris.

Inilah yang semula dikhawatirkan pemain. Musim telah berakhir namun hak masih juga tertunggak. Lima bulan gaji plus sisa pembayaran panjar kontrak 10 persen yang belum juga dilunasi.
“Sejak awal kami mengkhawatirkan hal ini. Padahal kami sudah menyelesaikan seluruh kewajiban kami. Terlepas hasilnya seperti ini (degradasi-red) kami sudah berusaha. Tapi masa sih tidak dibayar. Tega sekali,” ujar salah seorang pemain yang enggan disebutkan namanya.

Apalagi tidak ada kesepakatan di atas kertas yang harusnya dibuat sebelum bertolak ke Kalimantan. Manajemen tentu bisa berkilah jika hanya berjanji dengan lisan.

Memang mayoritas para pemain PSMS yang berdomisili di luar Medan memilih kembali ke kampung halamannya dari Samarinda. Namun bukan berarti ketidakhadiran mereka di Medan akan membuat manajemen leluasa untuk berkilah. Karena itu para pemain sepakat menuntut terus dengan kembali ke Medan jika sampai tanggal 16 Juli nanti tak ada tanda-tanda realisasi janji.

Bahkan dari sumber terpercaya menyebutkan pemain tidak akan segan-segan melakukan aksi unjuk rasa. Beberapa titik yang akan didatangi para pemain antara lain rumah dinas Wali Kota Medan, Kantor Gubernur Sumatera Utara, termasuk rumah CEO PSMS, Idris SE.

Menanggapi hal ini pemain mengaku masih akan merembukkannya.

“Kalau apa yang dilakukan belum tahu. Nanti kami rembukkan dengan para pemain lain. Yang pasti kami akan terus menuntut,” lanjut pemain tadi.

Para pemain sempat mengadu ke kantor Wali Kota Medan beberapa waktu lalu sebelum bertolak ke Kalimantan. Namun tidak juga ada titik terang. Baik pinjaman maupun gaji yang tidak juga dibayar.
Jika benar nantinya gaji tidak dibayar tepat waktu, artinya sudah tiga kali kondisi ini terjadi setiap akhir musim sejak tahun 2009. Para pemain kerap diresahkan dengan pembayaran yang telat setiap akhir musim.
Akhirnya mereka harus mengadu ke KONI Medan dalam dua tahun belakangan. Musim lalu, manajemen bahkan memangkas sisa gaji pemain masing-masing sebulan. Namun tak dipungkiri kondisi terparah terjadi musim ini karena sejak lima bulan terakhir Sasa Zecevic cs bertarung tanpa memperoleh hak. (mag-18)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/