29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Finishing Tetap Bermasalah

LATIHAN: Para penggawa PSMS Medan latihan di Stadion Teladan Medan, baru-baru ini.
Triadi wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banyaknya peluang gol yang tak mampu dimanfaatkan para penggawa PSMS Medan di setiap laga, menjadi evaluasi tersendiri bagi Pelatih Jafri Sastra. Pasalnya, Ayam Kinantan harus menyapu bersih sisa laga hingga akhir musim dengan kemenangan. Setidaknya bisa mencuri poin di laga tandang, untuk bisa bertahan di posisi 4 besar klasemen, agar lolos ke babak 8 besar, dan promosi ke Liga 1 musim depan.

Peluang yang tak mampu dimanfaatkan tersebut, terbukti pada laga terakhir PSMS saat bentrok Blitar Bandung United, Selasa (17/9) lalu. Hanya mampu bermain imbang dengan skor 1-1, menjadi hasil akhir pertandingan.

Jafri mengakui, perkembangan mental bertanding skuad besutannya, sudah cukup baik. Namun, finishing touch tetap bermasalah. Dan hal ini harus segera diantisipasi, jelang laga kontra Persita Tangerang, Minggu (22/9) mendatang.

“Finishing masih tetap bermasalah. Beberapa kali mendapat peluang gol tapi akhirnya gagal. Dari banyaknya peluang hanya satu gol yang didapat (saat lawan Blitar). Jadi memang harus berbenah lagi untuk pertandingan berikutnya,” ungkap Jafri, Rabu (18/9).

Sebelum menghadapi Blitar, Jafri mengaku sudah mengevaluasi penyelesaian akhir. Selama di Medan, dia sudah mengenjot kemampuan para penggawa PSMS soal finishing, khususnya di lini serang. Dia pun yakin, finishing akan mengalami perubahan pada laga-laga selanjutnya. Namun, pembenahan yang dilakukan tak banyak mengalami perubahan.

Di 4 laga terakhir, penggawa lini serang Ayam Kinantan belum menciptakan satu gol pun. Tri Handoko dan Ilham Fathoni yang kerap dipercaya sebagai ujung tombak, belum menunjukkan tajinya lagi. “Kalau dari segi aspek mentalitas, mereka cukup baik. Artinya masih konsisten dari laga sebelumnya. Memang finishing yang masih lemah. Makanya setelah ini, kami akan membenahi semuanya untuk laga selanjutnya,” jelas Jafri.

Sebelumnya, meski cuma meraih satu poin saat bentrok Blitar, Jafri mengaku senang, karena PSMS tak mengalami kekalahan. Menurutnya, hasil satu poin sudah cukup baik, mengingat Ayam Kinantan bermain tandang.

Jafri mengatakan, harusnya PSMS bisa mencuri poin penuh. Sempat unggul di menit 62 lewat sepakan keras Rendi Sahputra, namun kemenangan tak mampu dipertahankan, sehingga petaka penalti pun terjadi. Bek PSMS Afiful Huda, dianggap handsball oleh wasit. Padahal, diakui, tangan sang pemain berada di belakang badannya. Hanya saja, bola mengenai bahu kirinya. Wasit pun langsung menunjuk titik putih untuk Blitar.

Soal penalti tersebut, Jafri enggan berkomentar banyak. Meski begitu, dia sempat protes ke hakim garis. Karena bola tersentuh tangan dengan keadaan tidak aktif. “Dari saya enggak ada komentar soal wasit. Tanya ke wasit saja. Kalau saya cukup penyampaikan protes ke hakim garis, antara tangan aktif atau pasif. Kadang-kadang kita jadi bingung dengan posisi seperti itu,” jelasnya.

Petaka penalti itu, Jafri mengaku pasrah. Dia hanya berharap ada koreksi terhadap wasit soal keputusan, saat tangan aktif atau tidaknya ketika terkena bola. Bagaimana pun, dia cukup bersyukur tidak kalah dan bisa mencuri satu poin. “Tapi pertandingan sudah berlalu. Mudah-mudahan wasit mau mengoreksi lagi, pelatih juga,” harapnya. (bbs/saz)

LATIHAN: Para penggawa PSMS Medan latihan di Stadion Teladan Medan, baru-baru ini.
Triadi wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banyaknya peluang gol yang tak mampu dimanfaatkan para penggawa PSMS Medan di setiap laga, menjadi evaluasi tersendiri bagi Pelatih Jafri Sastra. Pasalnya, Ayam Kinantan harus menyapu bersih sisa laga hingga akhir musim dengan kemenangan. Setidaknya bisa mencuri poin di laga tandang, untuk bisa bertahan di posisi 4 besar klasemen, agar lolos ke babak 8 besar, dan promosi ke Liga 1 musim depan.

Peluang yang tak mampu dimanfaatkan tersebut, terbukti pada laga terakhir PSMS saat bentrok Blitar Bandung United, Selasa (17/9) lalu. Hanya mampu bermain imbang dengan skor 1-1, menjadi hasil akhir pertandingan.

Jafri mengakui, perkembangan mental bertanding skuad besutannya, sudah cukup baik. Namun, finishing touch tetap bermasalah. Dan hal ini harus segera diantisipasi, jelang laga kontra Persita Tangerang, Minggu (22/9) mendatang.

“Finishing masih tetap bermasalah. Beberapa kali mendapat peluang gol tapi akhirnya gagal. Dari banyaknya peluang hanya satu gol yang didapat (saat lawan Blitar). Jadi memang harus berbenah lagi untuk pertandingan berikutnya,” ungkap Jafri, Rabu (18/9).

Sebelum menghadapi Blitar, Jafri mengaku sudah mengevaluasi penyelesaian akhir. Selama di Medan, dia sudah mengenjot kemampuan para penggawa PSMS soal finishing, khususnya di lini serang. Dia pun yakin, finishing akan mengalami perubahan pada laga-laga selanjutnya. Namun, pembenahan yang dilakukan tak banyak mengalami perubahan.

Di 4 laga terakhir, penggawa lini serang Ayam Kinantan belum menciptakan satu gol pun. Tri Handoko dan Ilham Fathoni yang kerap dipercaya sebagai ujung tombak, belum menunjukkan tajinya lagi. “Kalau dari segi aspek mentalitas, mereka cukup baik. Artinya masih konsisten dari laga sebelumnya. Memang finishing yang masih lemah. Makanya setelah ini, kami akan membenahi semuanya untuk laga selanjutnya,” jelas Jafri.

Sebelumnya, meski cuma meraih satu poin saat bentrok Blitar, Jafri mengaku senang, karena PSMS tak mengalami kekalahan. Menurutnya, hasil satu poin sudah cukup baik, mengingat Ayam Kinantan bermain tandang.

Jafri mengatakan, harusnya PSMS bisa mencuri poin penuh. Sempat unggul di menit 62 lewat sepakan keras Rendi Sahputra, namun kemenangan tak mampu dipertahankan, sehingga petaka penalti pun terjadi. Bek PSMS Afiful Huda, dianggap handsball oleh wasit. Padahal, diakui, tangan sang pemain berada di belakang badannya. Hanya saja, bola mengenai bahu kirinya. Wasit pun langsung menunjuk titik putih untuk Blitar.

Soal penalti tersebut, Jafri enggan berkomentar banyak. Meski begitu, dia sempat protes ke hakim garis. Karena bola tersentuh tangan dengan keadaan tidak aktif. “Dari saya enggak ada komentar soal wasit. Tanya ke wasit saja. Kalau saya cukup penyampaikan protes ke hakim garis, antara tangan aktif atau pasif. Kadang-kadang kita jadi bingung dengan posisi seperti itu,” jelasnya.

Petaka penalti itu, Jafri mengaku pasrah. Dia hanya berharap ada koreksi terhadap wasit soal keputusan, saat tangan aktif atau tidaknya ketika terkena bola. Bagaimana pun, dia cukup bersyukur tidak kalah dan bisa mencuri satu poin. “Tapi pertandingan sudah berlalu. Mudah-mudahan wasit mau mengoreksi lagi, pelatih juga,” harapnya. (bbs/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/