32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Hindari Tekanan

MEDAN – Jelang duel tandang kontra Persitara dan Persikabo akhir bulan ini, skuad PSMS pantang tertekan. Pasalnya dua laga itu merupakan laga penentuan, apakah PSMS mampu lolos ke babak delapan besar.

Dalam kondisi ini, masih beruntung PSMS berhasil menang di tiga laga kandang terakhir kontra PS Bengkulu (2-0), Persiraja (2-0) dan PSAP (2-0). Raihan enam angka plus tak kebobolan tentu saja menaikkan mental skuad. Tapi ternyata masih ada yang mengganjal di hati sang arsitek, Suharto. Menurutnya, mental para pemain masih labil.
Suharto menilai, pada saat menguasai bola, M Affan Lubis dkk masih kesulitan mengolah si kulit bundar terutama menentukan skema penyerangan.

“Kepercayaan diri skuad masih tak stabil. Itu yang selama ini tetap menjadi kendala melakukan serangan. Saat latihan 4-4-2, penguasaan bola mereka bagus, tapi saat pertandingan sebenarnya tidak keluar,” ujar Suharto kemarin.

Kalau kondisi itu bertahan, maka dipastikan PSMS akan kesulitan di dua laga tandang itu. Sepanjang musim ini, PSMS baru bisa mengumpulkan empat poin di laga kandang. Seri kontra Persita (1-1) dan menang kontra Persires (2-1). Selebihnya, PSMS takluk. Bahkan kesulitan mencetak gol di kandang lawan.

Dan sebagai bahan pembenahan, PSMS kebanyakan mencetak gol lewat bola-bola mati. Seperti yang diutarakan Suharto, skuad masih kesulitan memahami strategi.

Agar tim membaik, Suharto coba memberi menu latihan yang disebut Complex Trainning. Memadukan kecepatan dan kerjasama tim, Suharto menginstruksikan skuad asuhannya lebih memperbanyak latihan ball posession.
“Kita harus coba terus memperbaiki apa yang masih lemah. Tidak ada yang sempurna, tapi kita bisa menuju sempurna. Yang kami lakukan sekarang itu membenahi ball posession dan finishing,” ungkap pria 46 tahun itu.
Dia mengakui, menghadapi Persitara di kandangnya lebih sulit, apalagi dengan keadaan yang sekarang. Untuk itu, selain membenahi teknik, kebersamaan tim merupakan hal lain yang harus dipupuk.

“Kekompakan tim adalah yang utama. Kita harus bisa menjadi sebuah tim yang solid,” harap Suharto.
Kalau berhasil menang kontra Persitara dan imbang saja dengan Persikabo, maka PSMS akan berada di zona aman untuk melangkah ke babak selanjutnya. “Satu kemenangan dan satu seri sudah bagus,” pungkas mantan pemain PSMS era 80-an itu. (ful)

MEDAN – Jelang duel tandang kontra Persitara dan Persikabo akhir bulan ini, skuad PSMS pantang tertekan. Pasalnya dua laga itu merupakan laga penentuan, apakah PSMS mampu lolos ke babak delapan besar.

Dalam kondisi ini, masih beruntung PSMS berhasil menang di tiga laga kandang terakhir kontra PS Bengkulu (2-0), Persiraja (2-0) dan PSAP (2-0). Raihan enam angka plus tak kebobolan tentu saja menaikkan mental skuad. Tapi ternyata masih ada yang mengganjal di hati sang arsitek, Suharto. Menurutnya, mental para pemain masih labil.
Suharto menilai, pada saat menguasai bola, M Affan Lubis dkk masih kesulitan mengolah si kulit bundar terutama menentukan skema penyerangan.

“Kepercayaan diri skuad masih tak stabil. Itu yang selama ini tetap menjadi kendala melakukan serangan. Saat latihan 4-4-2, penguasaan bola mereka bagus, tapi saat pertandingan sebenarnya tidak keluar,” ujar Suharto kemarin.

Kalau kondisi itu bertahan, maka dipastikan PSMS akan kesulitan di dua laga tandang itu. Sepanjang musim ini, PSMS baru bisa mengumpulkan empat poin di laga kandang. Seri kontra Persita (1-1) dan menang kontra Persires (2-1). Selebihnya, PSMS takluk. Bahkan kesulitan mencetak gol di kandang lawan.

Dan sebagai bahan pembenahan, PSMS kebanyakan mencetak gol lewat bola-bola mati. Seperti yang diutarakan Suharto, skuad masih kesulitan memahami strategi.

Agar tim membaik, Suharto coba memberi menu latihan yang disebut Complex Trainning. Memadukan kecepatan dan kerjasama tim, Suharto menginstruksikan skuad asuhannya lebih memperbanyak latihan ball posession.
“Kita harus coba terus memperbaiki apa yang masih lemah. Tidak ada yang sempurna, tapi kita bisa menuju sempurna. Yang kami lakukan sekarang itu membenahi ball posession dan finishing,” ungkap pria 46 tahun itu.
Dia mengakui, menghadapi Persitara di kandangnya lebih sulit, apalagi dengan keadaan yang sekarang. Untuk itu, selain membenahi teknik, kebersamaan tim merupakan hal lain yang harus dipupuk.

“Kekompakan tim adalah yang utama. Kita harus bisa menjadi sebuah tim yang solid,” harap Suharto.
Kalau berhasil menang kontra Persitara dan imbang saja dengan Persikabo, maka PSMS akan berada di zona aman untuk melangkah ke babak selanjutnya. “Satu kemenangan dan satu seri sudah bagus,” pungkas mantan pemain PSMS era 80-an itu. (ful)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/