MEDAN-Keresahan skuad PSMS versi PT Liga Indonesia atas kondisi finansial tim yang juga diiringi kekecewaan terhadap Ketua Umum Indra Sakti Harahap coba dituangkan dengan mendatangi Kantor KONI Medan, Senin (20/5) kemarin.
Indra lebih dulu terlihat hadir di Kantor KONI Medan sekitar pukul 10.30 WIB. Ia langsung masuk ke ruangan Ketua KONI Medan, Zulhifzi Lubis. Ternyata kehadirannya untuk menjawab panggilan Opunk, sapaan Zulhifzi, yang meminta Indra hadir. Setengah jam berselang rombongan pemain, pelatih dan official PSMS hadir. Mereka pun melepas “kangen” dengan berbagai tuntutan terhadap Indra yang terkesan tidak peduli sejak tim kembali berlaga di putaran kedua.
Pelatih PSMS, Suharto AD mengatakan beragam janji Indra Sakti kepadanya sejak menyetujui jabatan pelatih kepala berbuah nol besar. “Dari awal saya mau melatih ada pertemuan di rumah Pak Martius (Sekum-Red) dengan Indra Sakti dan Faisal (CEO yang ditunjuk Indra-Red). Saya minta uang pinjaman Rp1 juta per pemain untuk memulai putaran kedua dan 3Rp juta per pemain untuk berangkat ke Tembilahan. Tapi mana tidak ada sampai sekarang. Sejak awal banyak janji-janji yang tidak jelas realisasinya. Tapi syukur tim ini masih mampu berjalan dan anak-anak masih mau bertanding. Kami mau lolos ke 12 besar, apakah pengurus juga mau seperti itu?” koar Suharto.
Selain itu pemain juga bersuara soal tunggakan gaji sejak putaran pertama yang tidak pernah jelas realisasinya. “Kami sudah berlatih dan bertanding. Kami sudah laksanakan kewajiban kami. Tapi mana gaji kami? Sampai kapan kami menunggu? Kami disuruh berlatih dan bermain apa enggak mau digaji?” ujar Alamsyah Nasution mewakili pemain. “Sudah jangan dongeng saja,” celetuk pemain lainnya.
Sekretaris tim, Fityan Hamdy juga mempertanyakan aliran dana subsidi dari PT Liga Indonesia yang telah digelontorkan sebesar Rp200 juta secara bertahap selama empat kali. Namun uang itu tidak jelas pendistribusiannya. “Pak Indra bilang uang itu digunakan bayar pemain asing. Tetapi setelah saya kroscek mereka bilang hanya dibayar Rp2,5 juta dan itu jauh dari nilai kontrak,” papar Fityan kepada Indra.
Namun seperti biasa kehadiran Indra siang itu tak memberi solusi. “Dalam perjalanan ketua umum memiliki kekurangan itu pasti. Tetapi pengurus tidak punya uang. Bantuan PT Liga, Rp450 juta diumumkan secara nasional dibentuk tapi tidak tahu teknisnya. Kita sudah mengarungi pertandingan, itu ada administrasi. Kita masih ada utang sekarang. Itu sekitar Rp500 juta jadi darimana saya ambil uang itu. Saya tidak pernah janji saya cuma bilang berusaha,” kilah Indra Sakti.
Rentetan pernyataan tadi tak dijawab Indra dengan baik. Anehnya Indra Sakti malah menyebut dirinya tidak pernah mengetahui nilai kontrak pemain maupun menandatanganinya. “Itu pernah diteken langsung dan kami saksikan. Semua berkas kami lengkapi kecuali draft kontrak pemain. Asli ketua umum saudara Indra Sakti yang menandatangani. Logika saja tidak mungkin ketua umum tidak tahu. Sementara berkas sudah disahkan PT Liga Indonesia,” ujar Fityan menimpali.
Sementara Ketua Umum KONI Medan, Zulhifzi Lubis coba menengahi dan meminta masalah ini diselesaikan. “Kita yakini aja dulu. Mudah-mudahan ada perubahan,” harap Opunk. (don)