32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Statistik PSMS di Liga 2, Finishing Buruk

PSMS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Salah satu penyebab utama kegagalan PSMS menembus Liga 1 musim ini adalah lini serang. Penyelesaian akhir tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut sangat buruk.

BERDASARKAN statistik di laman Liga Indonesia, PSMS mencetak 31 gol dari 25 pertandingan musim ini. Rinciannya, 27 gol di Wilayah Barat dan 4 gol di babak delapan besar.

Jumlah gol yang dicetak Ayam Kinantan tersebut sangatlah buruk, bila dibandingkan dengan jumlah percobaan yang dilakulan. Sepanjang musim ini, PSMS melepaskan 145 tendangan, namun hanya 58 yang mengarah ke gawang dan hanya 31 menjadi gol. Artinya, persentase keberhasilan gol PSMS hanya 21,3 persen.

Statistik tersebut didukung oleh performa buruk para penyerang. Tri Handoko yang diharapkan menjadi penyelamat di putaran kedua, hanya mencetak 4 gol dari 12 kali penampilan. Sedangkan M Renggur hanya mencetak 1 gol dan 2 assist dari 9 penampilan.

Beruntung PSMS memiliki gelandang-gelandang yang haus gol. Ilham Fathoni yang sejatinya berposisi sebagai gelandang, berhasil mencetak 9 gol dari 22 pertandingan. Kemudian Eki Fauji 5 gol dari 22 laga.

Dalam beberapa kesempatan, pelatih PSMS Jafri Sastra mengakui penyelasaian akhir timnya memang buruk. “Penyelesaian akhir memang menjadi pekerjaan rumah. Ini harus dibenahi bila ingin lolos ke Liga 1,” ujar Jafri Sastra, dalam beberapa kesempatan.

Jafri Sastra juga sudah berkali-kali merubah strategi agar lini depan bisa subur. Tri Handoko dan M Renggur sudah pernah diturunkan bersamaan, tapi masih gagal juga. Bahkan, pernah keduanya ditarik dan PSMS bermain tanpa seorang striker.

Sedangkan Manajer PSMS Mulyadi Simatupang membenarkan penyelesaian akhir memang menjadi kendala timnya. Kesulitan mendatangkan striker berkualitas menjadi alasan.

“Pada putaran pertama, kita mendatangkan striker naturalisasi, tapi gagal. Pada putaran kedua, kita mendatangkan dua penyerang baru, tapi belum sesuai harapan,” ucapnya.

Mulyadi menambahkan, persiapan yang singkat memang menjadi kesulitan PSMS untuk mengontrak penyerang berkualitas. Pasalnya, pemain berkulitas sudah terlebih dulu dikontrak oleh tim lain.

“Itu merupakan pelajaran kita untuk menghadapi musim depan. Musim 2020, kita harus melakukan persiapan matang. Mencari pemain berkualitas secepatnya, agar tidak didahului oleh tim lain,” sebutnya.

Kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Sumut ini yakin akan bisa mendatangkan pemain berkualitas, khususnya anak Medan. Sebab, pengelolaan PSMS sekarang sudah membaik.

“Kendala yang kita hadapi untuk mendatangkan pemain berkualitas adalah ketakutan mereka tidak dibayar gajinya. Mudah-mudahan melihat pembayaran gaji musim ini yang lancar, citra PSMS bisa membaik dan pemain berkualitas mau bergabung,” paparnya.

Musim depan, manajemen PSMS juga berencana menaikkan gaji pemain. “Musim depan, gaji pemain akan lebih tinggi dari musim ini. Ini dilakukan agar pemain semakin termotivasi untuk meraih prestasi,” tegasnya. (dek)

PSMS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Salah satu penyebab utama kegagalan PSMS menembus Liga 1 musim ini adalah lini serang. Penyelesaian akhir tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut sangat buruk.

BERDASARKAN statistik di laman Liga Indonesia, PSMS mencetak 31 gol dari 25 pertandingan musim ini. Rinciannya, 27 gol di Wilayah Barat dan 4 gol di babak delapan besar.

Jumlah gol yang dicetak Ayam Kinantan tersebut sangatlah buruk, bila dibandingkan dengan jumlah percobaan yang dilakulan. Sepanjang musim ini, PSMS melepaskan 145 tendangan, namun hanya 58 yang mengarah ke gawang dan hanya 31 menjadi gol. Artinya, persentase keberhasilan gol PSMS hanya 21,3 persen.

Statistik tersebut didukung oleh performa buruk para penyerang. Tri Handoko yang diharapkan menjadi penyelamat di putaran kedua, hanya mencetak 4 gol dari 12 kali penampilan. Sedangkan M Renggur hanya mencetak 1 gol dan 2 assist dari 9 penampilan.

Beruntung PSMS memiliki gelandang-gelandang yang haus gol. Ilham Fathoni yang sejatinya berposisi sebagai gelandang, berhasil mencetak 9 gol dari 22 pertandingan. Kemudian Eki Fauji 5 gol dari 22 laga.

Dalam beberapa kesempatan, pelatih PSMS Jafri Sastra mengakui penyelasaian akhir timnya memang buruk. “Penyelesaian akhir memang menjadi pekerjaan rumah. Ini harus dibenahi bila ingin lolos ke Liga 1,” ujar Jafri Sastra, dalam beberapa kesempatan.

Jafri Sastra juga sudah berkali-kali merubah strategi agar lini depan bisa subur. Tri Handoko dan M Renggur sudah pernah diturunkan bersamaan, tapi masih gagal juga. Bahkan, pernah keduanya ditarik dan PSMS bermain tanpa seorang striker.

Sedangkan Manajer PSMS Mulyadi Simatupang membenarkan penyelesaian akhir memang menjadi kendala timnya. Kesulitan mendatangkan striker berkualitas menjadi alasan.

“Pada putaran pertama, kita mendatangkan striker naturalisasi, tapi gagal. Pada putaran kedua, kita mendatangkan dua penyerang baru, tapi belum sesuai harapan,” ucapnya.

Mulyadi menambahkan, persiapan yang singkat memang menjadi kesulitan PSMS untuk mengontrak penyerang berkualitas. Pasalnya, pemain berkulitas sudah terlebih dulu dikontrak oleh tim lain.

“Itu merupakan pelajaran kita untuk menghadapi musim depan. Musim 2020, kita harus melakukan persiapan matang. Mencari pemain berkualitas secepatnya, agar tidak didahului oleh tim lain,” sebutnya.

Kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Sumut ini yakin akan bisa mendatangkan pemain berkualitas, khususnya anak Medan. Sebab, pengelolaan PSMS sekarang sudah membaik.

“Kendala yang kita hadapi untuk mendatangkan pemain berkualitas adalah ketakutan mereka tidak dibayar gajinya. Mudah-mudahan melihat pembayaran gaji musim ini yang lancar, citra PSMS bisa membaik dan pemain berkualitas mau bergabung,” paparnya.

Musim depan, manajemen PSMS juga berencana menaikkan gaji pemain. “Musim depan, gaji pemain akan lebih tinggi dari musim ini. Ini dilakukan agar pemain semakin termotivasi untuk meraih prestasi,” tegasnya. (dek)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/