MEDAN-Surat panggilan kedua dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada skuad PSMS akhirnya diterima, Senin (22/7) lalu. Berbeda dari rencana Komdisi sebelumnya untuk menunda sidang hingga Jumat (26/7), kali ini lebih cepat dua hari yakni pada Rabu (24/7). Pemain, pelatih, dan official harus menghadiri sidang di kantor PSSI komplek Senayan Jakarta.
Surat bernomor 1587/UDN/873/VII-13 per tanggal 22 Juli itu diberikan Ketua Umum PSMS PT Liga Indonesia (LI) Indra Sakti Harahap, kepada Pelatih Kepala PSMS LI Suharto AD, yang hadir saat acara buka puasa bersama SmeCK Hooligan di pelataran parkir Stadion Teladan Medan, Senin (22/7).
Namun Indra seakan tak bertanggung jawab atas surat pemanggilan tersebut. Sebatas meneruskan surat panggilan, ia memastikan tak mau membiayai akomodasi pemain, pelatih, maupun official ke Jakarta. Karena itu hampir dipastikan skuad tidak akan mampu berangkat ke Jakarta.
Suharto AD mengungkapkan hasil pembicaraannya dengan Indra. “Setelah surat itu diberikan, saya langsung tanya sama Indra soal tiket kami ke Jakarta. Tapi ia malah menjawab tidak mampu untuk membiayai,” tutur Suharto, saat ditemui di Jasdam I/BB.
Padahal sejatinya tugas membiayai tim memenuhi kewajiban sidang PSSI merupakan tanggung jawab Indra sebagai ketua umum. “Tapi ia Ketua Umum PSMS Medan. Kalau tidak sanggup, ya harus cari solusi. Atau sampaikan ke PSSI tidak sanggup. Jangan nantinya kami disalahkan karena dianggap tidak mau mengikuti sidang,” jelas pelatih berkepala plontos itu.
Menurut pelatih PSMS selama tiga musim beruntun itu, pihaknya tidak ingin dikambinghitamkan karena tidak mampu memenuhi panggilan untuk agenda pengaturan skor dan demo pemain di Jakarta. Namun apa daya tanpa adanya pembayaran gaji dan kondisi finansial yang lemah tak memungkinkan tim bertolak ke Jakarta. “Kalau kami ditanya, sangat mau, tapi apa daya. Jika berangkat, kami akan beberkan semua kebenaran. Tapi apa memang ada pihak menginginkan kami tidak berangkat?” ungkap Suharto.
Selain berharap tanggung jawab Indra, tim juga bukannya tidak berusaha mencari pendanaan dari pihak yang mau membantu. Namun hasilnya nihil. Sekretaris Tim Fityan Hamdy, mengatakan, dua pekan sejak dikirimkannya surat penundaan sidang, seluruh manajemen tersisa dan pelatih sudah mencoba. “Sudah kami upayakan ke sana-sini mencari simpati untuk mengungkap kebenaran ini. Tapi memang belum dapat,” beber Fityan.
Selanjutnya tim akan menerbitkan surat pembelaan/klarifikasi terkait yang diminta PSSI dalam surat pemanggilan. “Mereka memanggil kami terkait gagal berangkat ke Bengkulu dan percobaan pengaturan skor. Jadi kalau kami tak bisa berangkat, mengirimkan surat adalah solusinya. Tapi terlebih dahulu kami akan berusaha menelpon Pak Joko terkait ini. Pasalnya dalam surat yang dikirimkan itu, surat klarifikasi paling lambat 10 Juli, padahal ini sudah 23 Juli. Tapi sampai tadi sore nggak diangkat,” tandas Fityan.
Sebelumnya, sidang direncanakan Jumat (12/7) lalu. Namun dengan alasan tidak ada dana, skuad tak mampu memenuhinya dan meminta penundaan sidang hingga dua pekan setelahnya. (don)