25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Terancam Dualisme Kepengurusan

Rapat Anggota Luar Biasa Digelar Forum Klub Anggota PSMS

MEDAN- Kondisi PSMS kian kisruh. Permasalahan gaji pemain masih belum tuntas baik di PSMS ISL maupun IPL, kini masalah lain muncul. Forum Klub Anggota PSMS yang diketauai Martius Latuperissa berencana menggelar Rapat Anggota Luar biasa untuk menentukan Ketua Umum PSMS menggantikan Wali Kota Medan Rahudman Harahap di Hotel Candi Medan, Minggu (29/7).

Sebenarnya, jika menilik arahan menuju revolusi PSMS, tujuannya cukup baik. Apalagi selama kepengurusan PSMS saat ini yang dimotori Idris dkk, prestasi tim berjuluk Ayam Kinantan ini bukannya membaik, namun malah memburuk. Namun yang dipertanyakan, saat ini adalah keabsahan rapat Luar Biasa ini.
Menilik Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) PSMS Medan, disebutkan, rapat digelar atas permintaan lebih dari 1/2 dari jumlah anggota atau ditetapkan oleh pengurus harian PSMS. Selain itu Rapat anggota Luar biasa dilakukan dengan cara, diusulkan secara tertulis oleh anggota yang mengusulkan selambat-lambatnya dua bulan dari waktu yang dikehendaki.

Artinya, di sini harus ada persetujuan pengurus PSMS yang saat ini diketuai Rahudman Harahap dengan Idris SE sebagai Sekretaris Umum. Jika pengurus tidak bersedia, anggota bisa mengusulkan atas persetujuan Pengcab PSSI Medan.

Namun menurut Ketua Forum Klub Pemilik PSMS, Marthius Latuperissa pihaknya sudah melalui prosedur yang benar dengan izin ke PSSI. Sehingga pihaknya menafikan Pengcab PSSI Medan.

“PSMS langsung ke PSSI, tidak melalui pengprov PSSI Sumut dan PSSI Medan. Di PSSI, PSMS punya satu hak suara, sama seperti pengprov PSSI. Kalau klub lain, PSMS sama seperti Persija,” ungkapnya.

Sementara itu Sekum PSMS Idris SE yang juga CEO PSMS ISL 2011/2012 mempertanyakan keabsahan rapat tersebut. Idris menuding rapat anggota luar biasa itu tidak diusung 40 klub anggota PSMS. Apalagi ia mengatakan, tak ada surat yang masuk kepada pengurus.

“Para mantan pemain PSMS tak berhak melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan PSMS. Masih ada kepengurusan yang belum habis periodenya. Ya kalau hanya mencari sosok Ketum PSMS ya tidak apa-apa. Tapi kalau sebagai pelaksana Rapat Anggota Luar Biasa, Saya rasa salah. Masih ada 40 klub dan harus menyurati PSMS untuk menggelar Musdalub itu. Sampai sekarang PSMS belum menerima surat dari klub kok,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Harian PS Shimpony Hendra DS mengatakan, pihaknya tidak menerima undangan dari pihak penyelenggara Rapat Anggota Luar Biasa. “Tidak ada pemberitahuan kepada kami. Ya untuk apa hadir. Sebenarnya saya tidak masalah kalau memang ada yang mau mengurus PSMS. Silahkan saja. Asalkan memang tujuannya untuk memperbaiki PSMS. Tapi kalau seperti ini kan prosedurnya salah. Harusnya ada Rapat Anggota Luar biasa itu pengurus yang gelar. Minimal ada permintaan sekali dua kali ke pengurus. Setelah itu baru action. Ini kan tidak ada,” katanya.

Mantan manajer PSMS ini mengkhawatirkan kondisi akan semakin runyam. Salah satunya dualisme kepengurusan. “Kalau seperti ini takutnya malah dua Ketua Umumnya. Jadinya kondisi malah makin parah. Kalau ada yang mengurus PSMS harus orang-orang barulah. Ini kan yang mengusulkan itu-itu juga. Apalagi legalitasnya dipertanyakan,” (mag-18)

Rapat Anggota Luar Biasa Digelar Forum Klub Anggota PSMS

MEDAN- Kondisi PSMS kian kisruh. Permasalahan gaji pemain masih belum tuntas baik di PSMS ISL maupun IPL, kini masalah lain muncul. Forum Klub Anggota PSMS yang diketauai Martius Latuperissa berencana menggelar Rapat Anggota Luar biasa untuk menentukan Ketua Umum PSMS menggantikan Wali Kota Medan Rahudman Harahap di Hotel Candi Medan, Minggu (29/7).

Sebenarnya, jika menilik arahan menuju revolusi PSMS, tujuannya cukup baik. Apalagi selama kepengurusan PSMS saat ini yang dimotori Idris dkk, prestasi tim berjuluk Ayam Kinantan ini bukannya membaik, namun malah memburuk. Namun yang dipertanyakan, saat ini adalah keabsahan rapat Luar Biasa ini.
Menilik Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) PSMS Medan, disebutkan, rapat digelar atas permintaan lebih dari 1/2 dari jumlah anggota atau ditetapkan oleh pengurus harian PSMS. Selain itu Rapat anggota Luar biasa dilakukan dengan cara, diusulkan secara tertulis oleh anggota yang mengusulkan selambat-lambatnya dua bulan dari waktu yang dikehendaki.

Artinya, di sini harus ada persetujuan pengurus PSMS yang saat ini diketuai Rahudman Harahap dengan Idris SE sebagai Sekretaris Umum. Jika pengurus tidak bersedia, anggota bisa mengusulkan atas persetujuan Pengcab PSSI Medan.

Namun menurut Ketua Forum Klub Pemilik PSMS, Marthius Latuperissa pihaknya sudah melalui prosedur yang benar dengan izin ke PSSI. Sehingga pihaknya menafikan Pengcab PSSI Medan.

“PSMS langsung ke PSSI, tidak melalui pengprov PSSI Sumut dan PSSI Medan. Di PSSI, PSMS punya satu hak suara, sama seperti pengprov PSSI. Kalau klub lain, PSMS sama seperti Persija,” ungkapnya.

Sementara itu Sekum PSMS Idris SE yang juga CEO PSMS ISL 2011/2012 mempertanyakan keabsahan rapat tersebut. Idris menuding rapat anggota luar biasa itu tidak diusung 40 klub anggota PSMS. Apalagi ia mengatakan, tak ada surat yang masuk kepada pengurus.

“Para mantan pemain PSMS tak berhak melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan PSMS. Masih ada kepengurusan yang belum habis periodenya. Ya kalau hanya mencari sosok Ketum PSMS ya tidak apa-apa. Tapi kalau sebagai pelaksana Rapat Anggota Luar Biasa, Saya rasa salah. Masih ada 40 klub dan harus menyurati PSMS untuk menggelar Musdalub itu. Sampai sekarang PSMS belum menerima surat dari klub kok,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Harian PS Shimpony Hendra DS mengatakan, pihaknya tidak menerima undangan dari pihak penyelenggara Rapat Anggota Luar Biasa. “Tidak ada pemberitahuan kepada kami. Ya untuk apa hadir. Sebenarnya saya tidak masalah kalau memang ada yang mau mengurus PSMS. Silahkan saja. Asalkan memang tujuannya untuk memperbaiki PSMS. Tapi kalau seperti ini kan prosedurnya salah. Harusnya ada Rapat Anggota Luar biasa itu pengurus yang gelar. Minimal ada permintaan sekali dua kali ke pengurus. Setelah itu baru action. Ini kan tidak ada,” katanya.

Mantan manajer PSMS ini mengkhawatirkan kondisi akan semakin runyam. Salah satunya dualisme kepengurusan. “Kalau seperti ini takutnya malah dua Ketua Umumnya. Jadinya kondisi malah makin parah. Kalau ada yang mengurus PSMS harus orang-orang barulah. Ini kan yang mengusulkan itu-itu juga. Apalagi legalitasnya dipertanyakan,” (mag-18)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/