28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Terkait Tuduhan Penggelapan Rp300 Juta, Safril Siap Diperiksa

MEDAN- Perseteruan CEO PSMS ISL, Idris SE dengan Mantan Ketua Panpel pertandingan, Safril SH masih berlanjut. Pemanggilan beberapa saksi sudah dilakukan terkait tuntutan Idris kepada Safril dengan tuduhan menggelapkan uang Rp300 juta. Begitupun Safril tak gentar.
Safril saat ditemui kemarin memang sudah mendengar ada pemanggilan saksi. Namun ia mengaku belum mendapat panggilan. “Saya dengar sih sudah ada empat orang dipanggil sebagai saksi. Tapi memang sejauh ini belum ada pemanggilan kepada saya,” katanya.

Begitupun Safril yang merasa tidak bersalah tidak gentar dan siap melayani panggilan dari pihak kepolisian. “Ya silahkan saja kalau dia (Idris-red) terus menuntut. Saya siap karena saya tidak bersalah. Uang yang dituduh itu keluar sesuai porsinya, membayar tunggakan hotel dan lainnya. Seperti di Hotel Dharma Deli saat PSMS jadi tuan rumah turnamen U-21. Saya minta uang ke Pak Idris tidak ada. Jadi saya duluankan pakai uang saya. Dan sampai sekarang saya tak menerima gaji dari PSMS ,” ungkapnya.

Dia juga menyatakan, tidak ada satupun manajemen yang mau berkorban untuk PSMS. Bahkan, dia ketahui, utang PSMS tidak hanya ada pada musim 2011/2012, namun juga sisa utang musim 2010/2011. “Di Hotel Dharma Deli, PSMS masih punya utang. Petugas pintu stadion juga beberapakali tidak dibayar. Jadi saat ada uang, saya bayar ke mereka. Jadi bagi orang yang cakap-cakap saja jangan lagi di situ (PSMS),” ungkapnya.
Menanggapi dualisme yang terjadi saat ini Safril meminta pengurus lama legowo. “Pengurus lama sudah tak layak lagi mengurusi PSMS, mengingat prestasi PSMS di beberapa musim ini, bukannya memberikan perubahan signifikan, malah membuat prestasi juga terpuruk,” kata mantan anggota DPRD Kabupaten Langkat itu.(don)

MEDAN- Perseteruan CEO PSMS ISL, Idris SE dengan Mantan Ketua Panpel pertandingan, Safril SH masih berlanjut. Pemanggilan beberapa saksi sudah dilakukan terkait tuntutan Idris kepada Safril dengan tuduhan menggelapkan uang Rp300 juta. Begitupun Safril tak gentar.
Safril saat ditemui kemarin memang sudah mendengar ada pemanggilan saksi. Namun ia mengaku belum mendapat panggilan. “Saya dengar sih sudah ada empat orang dipanggil sebagai saksi. Tapi memang sejauh ini belum ada pemanggilan kepada saya,” katanya.

Begitupun Safril yang merasa tidak bersalah tidak gentar dan siap melayani panggilan dari pihak kepolisian. “Ya silahkan saja kalau dia (Idris-red) terus menuntut. Saya siap karena saya tidak bersalah. Uang yang dituduh itu keluar sesuai porsinya, membayar tunggakan hotel dan lainnya. Seperti di Hotel Dharma Deli saat PSMS jadi tuan rumah turnamen U-21. Saya minta uang ke Pak Idris tidak ada. Jadi saya duluankan pakai uang saya. Dan sampai sekarang saya tak menerima gaji dari PSMS ,” ungkapnya.

Dia juga menyatakan, tidak ada satupun manajemen yang mau berkorban untuk PSMS. Bahkan, dia ketahui, utang PSMS tidak hanya ada pada musim 2011/2012, namun juga sisa utang musim 2010/2011. “Di Hotel Dharma Deli, PSMS masih punya utang. Petugas pintu stadion juga beberapakali tidak dibayar. Jadi saat ada uang, saya bayar ke mereka. Jadi bagi orang yang cakap-cakap saja jangan lagi di situ (PSMS),” ungkapnya.
Menanggapi dualisme yang terjadi saat ini Safril meminta pengurus lama legowo. “Pengurus lama sudah tak layak lagi mengurusi PSMS, mengingat prestasi PSMS di beberapa musim ini, bukannya memberikan perubahan signifikan, malah membuat prestasi juga terpuruk,” kata mantan anggota DPRD Kabupaten Langkat itu.(don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/