MEDAN- Laga kandang PSMS versi PT Liga Indonesia (LI) kontra PSAP Sigli, Sabtu (25/5) lalu masih menyisakan utang bagi panitia pelaksana (panpel) PSMS. Dengan pengeluaran Rp.22.650.000,’ berbanding pemasukan tiket Rp. 18.925.000, Panpel kini masih berutang sekitar 4 jutaan.
Sekretaris Panpel, Sumardi mengatakan penjualan tiket berasal dari suporter dan penjualan di loket. “Penjualan loket berhasil di himpun sebesar Rp. 7.348.000 dan dari penjualan melalui suporter sebesar Rp. 11.604.000,” ungkap Sumardi.
Sumardi mengatakan ia masih bingung untuk menutupi pengeluaran tersebut. Apalagi sumber pemasukan tidak lagi ada. “Ya ini bingung darimana. Yang pasti kami coba cari. Syukurnya ini pemasukan masih lebih baik karena main di Teladan. Biaya sewanya juga tidak sampai 20 juta. Kalau sampai segitu mau darimana duitnya,” ujarnya.
Lalu apa tanggung jawab ketua umum,Indra Sakti Harahap? Pihaknya mengaku telah berusaha meminta sisa kekurangan kepadanya. “Saya sudah coba minta tapi Pak Indra cuma ngasih 500 ribu rupiah. Itu terpaksa kami ambil karena tim medis juga sudah desak minta,” jelasnya.
Sementara panpel PSMS lainnya, Jonny Rakasiwi mengatakan pihaknya telah berusaha menekan pengeluaran sehingga hanya Rp. 22.650.000. Padahal dari lima laga di Baharoeddin Siregar, pengeluaran mencapai 50 jutaan. Perinciannya antara lain 2 juta untuk biaya cetak tiket. Cetak tiket. 3,1 juta untuk izin pemakaian stadion. 3 juta untuk izin keramaian di Polda dan Polres. 5,5 juta untuk biaya keamanan. Penginapan wasit dan Pengawas Pertandingan (PP) 1,5 juta. Makan wasit dan PP 2,5 juta. Bus untuk menjemput tamu 1,5 juta. Sound Sistem 500 ribu. Biaya anak gawang 300 ribu. Medis atau tandu 1,2 juta. Biaya penjaga pintu, penjual tiket dan lain-lain sebesar 1,250 ribu dan Biaya teknikal meeting 300 ribu. (don)