25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Harus Ada Efek Jera

MEDAN- Dua musim terakhir PSMS dalam kondisi suram. Permasalahan gaji yang tertunggak seolah menjadi permasalahan klasik yang terus hadir. Selain kian memperburuk citra klub berlambang daun tembakau, pelatih, pemain dan official terus menjadi korban. Anehnya, pengurus sebagai orang paling bertanggung jawab melenggang seolah tanpa beban dengan setumpuk utang.

Pelatih kepala PSMS LI, Suharto AD mengatakan kondisi buruk ini akan terus terjadi selama tidak ada sanksi tegas kepada pengurus klub. “Harus ada efek jera kepada mereka pengurus klub. Seperti Indra Sakti Harahap (ketua umum-red) yang jelas-jelas tidak peduli kepada pemain dengan tidak membayar gaji dan terus mengelak. Dia merasa aman-aman saja karena tidak ada sanksi. Jadi harus ada hukuman agar ke depannya mereka tidak seenaknya kepada pemain dan pelatih,” ujar pria yang sejak tiga musim beruntun menukangi PSMS ini.

Seperti musim lalu saat dualisme berawal, manajemen PSMS yang berkiprah di Indonesian Super League (ISL) menunggak gaji pemain tujuh bulan. CEO PSMS ISL, Idris SE dan unsur manajemen lainnya berlalu tanpa realisasi pembayaran hak. Pemain pun gigit jari dengan janji dari PT Liga Indonesia memberi bantuan membayar gaji. Toh, nyatanya masih sepertiga dari sebulan gaji yang dibayar.
Sejauh ini niat pemain dan pelatih untuk memberi efek jera kepada pengurus klub sudah ada. Mereka akan membawa kasus ini ke Pengadilan Negeri Medan. Namun saat ini mereka masih menjalani prosedur mengirimkan surat lewat PSSI dan PT Liga Indonesia dan tentu saja pengurus untuk mempertanyakan persoalan gaji.

“Ya memang niat kita ada ke pengadilan. Tapi saat ini kita masih melayangkan surat kedua ke PSSI dan PT Liga juga Indra Sakti. Jika tidak ada tanggapan kesepakatannya seperti itu. Lagi diurus sama sektim,” ujarnya.

Menurut Suharto secara baik-baik dirinya dan para pemain telah coba bersabar. Namun tak adanya itikad baik dari Indra Sakti dan jajaran pengurusnya membuat mereka resah. “Kita sudah coba minta baik-baik dan sudah cukup bersabar. Tapi dia (Indra) di telpon gak angkat di sms gak pernah balas. Bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan dia?,” katanya.

Selain itu sebagai badan yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kompetisi, PSSI dan PT Liga Indonesia juga harusnya bertindak tegas kepada pengurus klub yang tidak mampu menuntaskan haknya. Anehnya, saat ini Komdis PSSI malah mengancam pemain yang menuntut gaji dengan berdemo di kantor PSSI.

“Saya pikir PSSI bisa lebih bijak. Mungkin sejauh ini mereka masih mendengar keterangan dari satu pihak saja yakni dari Indra Sakti Harahap. Sementara keterangan dari pemain dan pelatih kan belum. Kami terkendala berangkat ke Jakarta karena biaya. Pengurus tidak mau membiayai,” ujarnya.

Karena itu lewat surat kronologis yang dikirimkan pekan lalu, Suharto berharap PSSI bisa mempelajari dan menjadi acuan bagi PSSI untuk menghukum Indra Sakti, bukannya pemain. (don)

“Ya harapan kita seperti itu. Jadi tidak layak jika pemain yang dihukum. Tapi Indra Saktinya dan pengurus klub yang tidak mau membayar gaji pemain. Jadi mereka tidak macam-macam dan musim depan kondisi PSMS bisa jauh lebih baik,” ujarnya. (don)

MEDAN- Dua musim terakhir PSMS dalam kondisi suram. Permasalahan gaji yang tertunggak seolah menjadi permasalahan klasik yang terus hadir. Selain kian memperburuk citra klub berlambang daun tembakau, pelatih, pemain dan official terus menjadi korban. Anehnya, pengurus sebagai orang paling bertanggung jawab melenggang seolah tanpa beban dengan setumpuk utang.

Pelatih kepala PSMS LI, Suharto AD mengatakan kondisi buruk ini akan terus terjadi selama tidak ada sanksi tegas kepada pengurus klub. “Harus ada efek jera kepada mereka pengurus klub. Seperti Indra Sakti Harahap (ketua umum-red) yang jelas-jelas tidak peduli kepada pemain dengan tidak membayar gaji dan terus mengelak. Dia merasa aman-aman saja karena tidak ada sanksi. Jadi harus ada hukuman agar ke depannya mereka tidak seenaknya kepada pemain dan pelatih,” ujar pria yang sejak tiga musim beruntun menukangi PSMS ini.

Seperti musim lalu saat dualisme berawal, manajemen PSMS yang berkiprah di Indonesian Super League (ISL) menunggak gaji pemain tujuh bulan. CEO PSMS ISL, Idris SE dan unsur manajemen lainnya berlalu tanpa realisasi pembayaran hak. Pemain pun gigit jari dengan janji dari PT Liga Indonesia memberi bantuan membayar gaji. Toh, nyatanya masih sepertiga dari sebulan gaji yang dibayar.
Sejauh ini niat pemain dan pelatih untuk memberi efek jera kepada pengurus klub sudah ada. Mereka akan membawa kasus ini ke Pengadilan Negeri Medan. Namun saat ini mereka masih menjalani prosedur mengirimkan surat lewat PSSI dan PT Liga Indonesia dan tentu saja pengurus untuk mempertanyakan persoalan gaji.

“Ya memang niat kita ada ke pengadilan. Tapi saat ini kita masih melayangkan surat kedua ke PSSI dan PT Liga juga Indra Sakti. Jika tidak ada tanggapan kesepakatannya seperti itu. Lagi diurus sama sektim,” ujarnya.

Menurut Suharto secara baik-baik dirinya dan para pemain telah coba bersabar. Namun tak adanya itikad baik dari Indra Sakti dan jajaran pengurusnya membuat mereka resah. “Kita sudah coba minta baik-baik dan sudah cukup bersabar. Tapi dia (Indra) di telpon gak angkat di sms gak pernah balas. Bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan dia?,” katanya.

Selain itu sebagai badan yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kompetisi, PSSI dan PT Liga Indonesia juga harusnya bertindak tegas kepada pengurus klub yang tidak mampu menuntaskan haknya. Anehnya, saat ini Komdis PSSI malah mengancam pemain yang menuntut gaji dengan berdemo di kantor PSSI.

“Saya pikir PSSI bisa lebih bijak. Mungkin sejauh ini mereka masih mendengar keterangan dari satu pihak saja yakni dari Indra Sakti Harahap. Sementara keterangan dari pemain dan pelatih kan belum. Kami terkendala berangkat ke Jakarta karena biaya. Pengurus tidak mau membiayai,” ujarnya.

Karena itu lewat surat kronologis yang dikirimkan pekan lalu, Suharto berharap PSSI bisa mempelajari dan menjadi acuan bagi PSSI untuk menghukum Indra Sakti, bukannya pemain. (don)

“Ya harapan kita seperti itu. Jadi tidak layak jika pemain yang dihukum. Tapi Indra Saktinya dan pengurus klub yang tidak mau membayar gaji pemain. Jadi mereka tidak macam-macam dan musim depan kondisi PSMS bisa jauh lebih baik,” ujarnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/