26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Masih Ada Asa PT LI Tolak Wacana 12 Besar

MEDAN- Asa menuju Indonesian Super League (ISL) masih terbuka untuk PSMS. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana caranya memenangi semua laga sisa, baik kandang maupun tandang.
PSMS tertekan sebab upaya finish di peringkat tiga besar berpotensi terganjal.

Persaingan menuju posisi aman untuk melaju ke babak delapan besar memang ketat. Dua penghuni papan atas, PSAP dan Persiraja sudah hampir pasti sulit dikudeta. Satu-satunya harapan adalah finish di posisi tiga di akhir musim, dan memastikan diri masuk delapan besar. Masalahnya babak delapan besar pun bakal sulit karena kompetisi dibagi tiga wilayah. Kalau masing-masing wilayah diambil dua klub terbaik peringkat pertama dan kedua klasemen akhir, maka baru terkumpul enam klub.

Nah, dua kontestan lagi untuk melengkapi kuota delapan besar maka diambil dari posisi tiga terbaik dari tiga wilayah itu. Artinya ada satu wilayah yang hanya mengutus peringkat satu dan dua saja. Semoga hal itu tidak terjadi di wilayah I tempat PSMS bernaung.

Dengan sistem seperti itu, tampaknya tidak cukup adil karena bakal ada tim yang dikorbankan.
Maka itu, sejumlah klub di dua wilayah I dan II mewacanakan agar babak selanjutnya 12 besar, bukan delapan besar. Sayang PT Liga Indonesia (LI) menolak mentah-mentah wacana itu.

Direktur PT LI, Djoko Driyono yang dihubungi Rabu (30/3) menegaskan kompetisi Divisi Utama akan memakai babak delapan besar untuk persaingan menuju ISL. “Wah saya baru dengar ada wacana 12 besar. Kami akan tetap memakai sistem delapan besar, itu sudah sesuai dengan regulasi,” kata Djoko.

Disinggung soal kompetisi yang mungkin terhenti akibat kisruh PSSI, Djoko terlihat gusar.
Djoko menegaskan bahwa masalah PSSI tidak berarti baginya. “Itu orang saja yang menganggap masalah itu (kisruh PSSI) besar. Bagi kami tidak. Kami yakin kompetisi akan terus berjalan,” bebernya.

Di lain pihak, Asisten Manajer PSMS Benny Tomasoa tampak kecewa jika aspirasi sejumlah klub yang menginginkan babak 12 besar jadi pilihan kompetisi tidak diterima. Selain akan lebih adil bagi klub yang berhasil finish di empat besar, babak 12 besar juga akan lebih ramai. “Kami berharap PT LI mau mempertimbangkan usulan peserta kompetisi. Ini demi kebaikan peserta liga juga, bukan demi kepentingan pribadi,” ujarnya.
Namun begitu, Benny lebih senang mengurus kesiapan PSMS sendiri dibanding berharap pada sistem. “Yang penting PSMS harus bisa tampil bagus di sisa laga dan tak sekalipun kalah. Itulah satu-satunya cara untuk bertahan dan berharap bisa melaju ke babak selanjutnya,” bebernya.

“Peluang kita sekarang tinggal finish di peringkat tiga. PSAP dan Persiraja sudah sangat sulit dikejar karena ketinggalan poin kita cukup jauh,” pungkas pria berdarah Ambon itu.(ful)

MEDAN- Asa menuju Indonesian Super League (ISL) masih terbuka untuk PSMS. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana caranya memenangi semua laga sisa, baik kandang maupun tandang.
PSMS tertekan sebab upaya finish di peringkat tiga besar berpotensi terganjal.

Persaingan menuju posisi aman untuk melaju ke babak delapan besar memang ketat. Dua penghuni papan atas, PSAP dan Persiraja sudah hampir pasti sulit dikudeta. Satu-satunya harapan adalah finish di posisi tiga di akhir musim, dan memastikan diri masuk delapan besar. Masalahnya babak delapan besar pun bakal sulit karena kompetisi dibagi tiga wilayah. Kalau masing-masing wilayah diambil dua klub terbaik peringkat pertama dan kedua klasemen akhir, maka baru terkumpul enam klub.

Nah, dua kontestan lagi untuk melengkapi kuota delapan besar maka diambil dari posisi tiga terbaik dari tiga wilayah itu. Artinya ada satu wilayah yang hanya mengutus peringkat satu dan dua saja. Semoga hal itu tidak terjadi di wilayah I tempat PSMS bernaung.

Dengan sistem seperti itu, tampaknya tidak cukup adil karena bakal ada tim yang dikorbankan.
Maka itu, sejumlah klub di dua wilayah I dan II mewacanakan agar babak selanjutnya 12 besar, bukan delapan besar. Sayang PT Liga Indonesia (LI) menolak mentah-mentah wacana itu.

Direktur PT LI, Djoko Driyono yang dihubungi Rabu (30/3) menegaskan kompetisi Divisi Utama akan memakai babak delapan besar untuk persaingan menuju ISL. “Wah saya baru dengar ada wacana 12 besar. Kami akan tetap memakai sistem delapan besar, itu sudah sesuai dengan regulasi,” kata Djoko.

Disinggung soal kompetisi yang mungkin terhenti akibat kisruh PSSI, Djoko terlihat gusar.
Djoko menegaskan bahwa masalah PSSI tidak berarti baginya. “Itu orang saja yang menganggap masalah itu (kisruh PSSI) besar. Bagi kami tidak. Kami yakin kompetisi akan terus berjalan,” bebernya.

Di lain pihak, Asisten Manajer PSMS Benny Tomasoa tampak kecewa jika aspirasi sejumlah klub yang menginginkan babak 12 besar jadi pilihan kompetisi tidak diterima. Selain akan lebih adil bagi klub yang berhasil finish di empat besar, babak 12 besar juga akan lebih ramai. “Kami berharap PT LI mau mempertimbangkan usulan peserta kompetisi. Ini demi kebaikan peserta liga juga, bukan demi kepentingan pribadi,” ujarnya.
Namun begitu, Benny lebih senang mengurus kesiapan PSMS sendiri dibanding berharap pada sistem. “Yang penting PSMS harus bisa tampil bagus di sisa laga dan tak sekalipun kalah. Itulah satu-satunya cara untuk bertahan dan berharap bisa melaju ke babak selanjutnya,” bebernya.

“Peluang kita sekarang tinggal finish di peringkat tiga. PSAP dan Persiraja sudah sangat sulit dikejar karena ketinggalan poin kita cukup jauh,” pungkas pria berdarah Ambon itu.(ful)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/