JAKARTA-Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta baru kalah sekali dalam sebelas pertandingan di Speedy National Basekball League (NBL) Indonesia 2012-2013. Torehan itu sama dengan yang didapatkan tim kuat lainnya, Dell Aspac Jakarta. Namun, PJ berhak berada di puncak klasemen sementara NBL karena unggul agregat memasukkan-kemasukan.
Walau melakoni start bagus, PJ secara keseluruhan masih belum puas dengan performa timnya. Staff pelatih juara preseason tournament NBL 2012-2013 tersebut mengeluhkan konsistensi pemain dalam tiap game.
Head Coach PJ Nathaniel Canson menyontohkan rendahnya konsistensi terjadi saat melawan Dell Aspac Jakarta pada hari perdana seri II Jakarta (12/1) lalu. Saat itu, PJ yang sempat unggul 16 poin pada awal kuarter kedua, akhirnya harus menyerah 71-78.
“Seharusnya kami bisa segera membunuh game itu,” ucap Coach Nath”panggilannya. “Saya berharap kondisi tersebut tidak terjadi kembali. Jelang seri Malang, kami melakukan persiapan dengan sangat baik. Tim ini akan tampil beda,” janjinya.
Posisi yang selama ini dianggap tidak maksimal adalah barisan big man. Power forward Ponsianus Nyoman Indrawan dan center Fidyan Dini memang cukup lumayan. Namun, para pelapis seperti Ferdinand Damanik dan Yudhi Mardiyansyah masih berada di bawah standar permainan terbaik.
Asisten Pelatih PJ Koko Heru Setyo membenarkan kondisi tersebut. Oleh karena itulah, sebelum berlaga di seri III, tim pelatih menegaskan kembali apa yang menjadi job description para big man.
Koko menuturkan, pemain posisi empat dan lima harus memprioritaskan untuk melakukan rebound. Artinya, urusan mendulang poin (goal getter) tidak wajib dilakukan. Dengan pembagian tugas yang jelas, pelatih berusia 32 tahun tersebut menjamin Ferdiand dan Yudhi akan tampil lebih baik di Malang. “Kalau reboundnya sudah bagus dan mereka akhirnya bisa poin, itu seolah menjadi hadiah natal bagi kami,” ucap Koko. (nur/jpnn)