Di bawah Komite Normalisasi (KN) Liga Primer Indonesia (LPI) dinyatakan akan dirangkul. Namun kemana LPI akan dijajarkan oleh pengurus PSSI yang baru nanti?
Wacana yang paling santer terdengar adalah menempatkan LPI di Divisi III yang selama ini dihuni klub berlabel amatir.
Mendapati kemungkinan itu, salah satu CEO klub LPI, Dityo Pramono tampak tak bisa menerima. Dia berharap, ada solusi terbaik untuk Liga Primer Indonesia (LPI) dari PSSI usai kongres di Solo 9 Juli mendatang.
Dityo juga menilai, PSSI nantinya melalui PT Liga Indonesia (LI) harus memisahkan mana klub yang profesional, dan mana yang amatir. “Divisi tiga itu klub amatir, klub kami profesional. Bagaimana bisa digabung. Mana bisa dicampur seperti itu, enggak betul,” ujarnya.
Menurutnya, revolusi PSSI yang digadang selama ini adalah menjadikan klub liga Indonesia bisa berjalan dengan baik. Dia mencontohkan, selama ini yang terjadi, begitu cepatnya klub berubah dari profesional menjadi amatir dan begitu juga sebaliknya.
“Selama ini, tim-tim yang degradasi dari Liga Super Indonesia turun ke divisi utama jadi klub amatir, kemudian klub yang divisi utama begitu promosi labelnya jadi klub profesional. Ya nggak bisa begitu, mau sepuluh kali klub amatir promosi atau degradasi klub tetap amatir atau mau klub profesional promosi atau degradasi beberapa kalipun, rofesional tetap profesional, paling kastanya yang berbeda,” bebernya.
Untuk itu, dia mengatakan, Badan Liga nantinya melihat kembali kriteria klub yang disebut profesional itu seperti apa. “Kompetisi selanjutnya bisa dilihat mana klub yang memenuhi masukkan dalam liga profesional, mana yang tidak silahkan di liga amatir,” ujarnya.
Dari standar Badan Liga Indonesia, kriteria klub disebut profesional harus memehuhi sporting infrastructure (kelengkapan infrastruktur keolahragaan), personil dan administrasi, legalitas, financial dan pembinaan usia dini serta profesionalitas sumberdaya manusia yang mengelola klub. (ful)