31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Saleh Ikuti Jejak Todung

JAKARTA- Langkah ketua Joint Committee (JC) Todung Mulya Lubis yang mundur dari JC ternyata memicu anggota lain mengambil langkah yang sama. Kali ini, giliran anggota JC Saleh Mukadar yang menegaskan sikapnya.

“Saya memang belum membuat surat resmi. Tapi, saya sudah putuskan untuk mundur. Saya juga sudah sampaikan ke Ketum (ketua umum PSSI Djohar Arifin),” katanya saat ditemui di kantor PSSI, kemarin (6/11).

Menurut Saleh, keinginannya untuk mundur sudah dipendamnya jauh-jauh hari, bahkan sebelum Todung mundur. Alasannya, kondisi JC dan perkembangan di lapangan ternyata tak kunjung memberikan progress yang positif.

Tekadnya semakin bulat saat pada 25 Oktober lalu JC melakukan pertemuan di kantor PSSI untuk membahas masalah harmonisasi timnas tak berjalan mulus. Bahkan pada saat itu tak ada kesepakatan yang tercapai karena kedua kubu JC tetap bertahan dengan keputusannya sehingga terjadi deadlock.
Karena kondisi itu, dia menganggap sejauh ini fungsi JC sudah tak mungkin dilanjutkan lagi. Dengan berada di dalamnya, lanjut Saleh, dia menilai tidak akan berarti apa-apa karena komite ini telah terkerdilkan fungsinya ke depan.

“Saya menganggap pertemuan JC ini sudah tidak mengahasilkan apapun, percuma, terutama soal Timnas. Padahal kan sudah jelas di MoU bagaimana masalah timnas ini. Ke depan juga saya melihat percuma JC ini,” tegas lelaki asal Surabaya tersebut.

Sementara itu, Sekjen PSS Halim Mahfudz yang dikonfirmasi tentang kondisi JC menyatakan bahwa kelanjutan JC akan sangat berat. Untuk itu, pihaknya melakukan kemonikasi dengan  AFC dan juga melakukan review ulang terhadap JC.

“Bukan hanya mengenai Pak Saleh, tapi apakah JC ini memang patut dilanjutkan kalau memang ada niatan tidak ingin dilanjutkan,” tuturnya.
Melihat kondisi ini, PSSI mencoba mencari jalan tengah dengan akan menawarkan penyelesaian kepada seluruh anggota kongres. Menurut Halim, meski tim JC ini dibentuk oleh AFC, ketika tak terjadi penyelesaian bisa diserahkan ke kongres.

“Masiha da aturan lain, sesuai Statuta. Jika masalah ini tak terselesaikan di tim ad hoc yang dibentuk, maka kita bisa bawa ke kongres. Pemegang suara tertinggi itu kongres,” tandasnya.

Di sisi lain, saat anggota JC dari kubu Komite Penyelamat Sepak Bola Indoneisa (KPSI) Joko Driyono dimintai keterangan terkait sikap JC kubu PSSI, dia memilih diam. Sampai saat ini, dia memilih untuk tidak berkomentar terlebih dahulu.

Jika Saleh telah resmi mundur, anggota JC saat ini hanya akan tersisa enam orang. Dengan empat orang JC dari kubu KPSI dan dua orang dari kubu PSSI. Mundurnya Todung Mulya Lubis dan Saleh Mukadar dari Joint Committee (JC) membuat Menpora Andi Alfian Mallarange kecewa. Menurut mestinya semua anggota JC menjalankan tugas seperti yang disepakati dalam MoU yang tujuannya adalah bersama-sama menyelesaikan masalah persepakbolaan tanah air.

“Saya sangat menyayangkan ada anggota JC yang mundur. Padahal tujuannya dibentuknya  JC adalah bersama-sama berusaha menyelesaikan  masalah sepakbola kita,” kata Menpora ketika ditemui di kantornya tadi malam.

Menurut Menpora mestinya JC melaksanakan semua poin-poin yang sudah ditandatangani dalam MoU. “Mestinya ikuti sak apoin-poin yang ada di MoU sampai akhirnya bisa digelar kongres yang kita harapkan bisa mengakhiri konflik sepakbola kita,” lanjutnya.

Meski menyayangkan Andi Mallarangeng  mengatakan jika mundur (dari JC) adalah hak asasi masing-masing. Paska mundurnya dua anggota JC itu Andi berharap PSSI segera mencari penggantinya. “Mudah-mudahan penggantinya bisa menyelesaikan tugas tugas di JC,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait surat Kemenpora kepada KPSI yang meminta agar klub ISL melepas pemain pemain yang dipanggil bergabung dengan Timnas AFF  Andi menyebut itu bukanlah intervensi pemerintah. Mantan juru bicara kepresidenan itu menegaskan  jika pemerintah punya kepentingan terhadap pembentukan timnas  yang kuat.(aam/ali/jpnn)

JAKARTA- Langkah ketua Joint Committee (JC) Todung Mulya Lubis yang mundur dari JC ternyata memicu anggota lain mengambil langkah yang sama. Kali ini, giliran anggota JC Saleh Mukadar yang menegaskan sikapnya.

“Saya memang belum membuat surat resmi. Tapi, saya sudah putuskan untuk mundur. Saya juga sudah sampaikan ke Ketum (ketua umum PSSI Djohar Arifin),” katanya saat ditemui di kantor PSSI, kemarin (6/11).

Menurut Saleh, keinginannya untuk mundur sudah dipendamnya jauh-jauh hari, bahkan sebelum Todung mundur. Alasannya, kondisi JC dan perkembangan di lapangan ternyata tak kunjung memberikan progress yang positif.

Tekadnya semakin bulat saat pada 25 Oktober lalu JC melakukan pertemuan di kantor PSSI untuk membahas masalah harmonisasi timnas tak berjalan mulus. Bahkan pada saat itu tak ada kesepakatan yang tercapai karena kedua kubu JC tetap bertahan dengan keputusannya sehingga terjadi deadlock.
Karena kondisi itu, dia menganggap sejauh ini fungsi JC sudah tak mungkin dilanjutkan lagi. Dengan berada di dalamnya, lanjut Saleh, dia menilai tidak akan berarti apa-apa karena komite ini telah terkerdilkan fungsinya ke depan.

“Saya menganggap pertemuan JC ini sudah tidak mengahasilkan apapun, percuma, terutama soal Timnas. Padahal kan sudah jelas di MoU bagaimana masalah timnas ini. Ke depan juga saya melihat percuma JC ini,” tegas lelaki asal Surabaya tersebut.

Sementara itu, Sekjen PSS Halim Mahfudz yang dikonfirmasi tentang kondisi JC menyatakan bahwa kelanjutan JC akan sangat berat. Untuk itu, pihaknya melakukan kemonikasi dengan  AFC dan juga melakukan review ulang terhadap JC.

“Bukan hanya mengenai Pak Saleh, tapi apakah JC ini memang patut dilanjutkan kalau memang ada niatan tidak ingin dilanjutkan,” tuturnya.
Melihat kondisi ini, PSSI mencoba mencari jalan tengah dengan akan menawarkan penyelesaian kepada seluruh anggota kongres. Menurut Halim, meski tim JC ini dibentuk oleh AFC, ketika tak terjadi penyelesaian bisa diserahkan ke kongres.

“Masiha da aturan lain, sesuai Statuta. Jika masalah ini tak terselesaikan di tim ad hoc yang dibentuk, maka kita bisa bawa ke kongres. Pemegang suara tertinggi itu kongres,” tandasnya.

Di sisi lain, saat anggota JC dari kubu Komite Penyelamat Sepak Bola Indoneisa (KPSI) Joko Driyono dimintai keterangan terkait sikap JC kubu PSSI, dia memilih diam. Sampai saat ini, dia memilih untuk tidak berkomentar terlebih dahulu.

Jika Saleh telah resmi mundur, anggota JC saat ini hanya akan tersisa enam orang. Dengan empat orang JC dari kubu KPSI dan dua orang dari kubu PSSI. Mundurnya Todung Mulya Lubis dan Saleh Mukadar dari Joint Committee (JC) membuat Menpora Andi Alfian Mallarange kecewa. Menurut mestinya semua anggota JC menjalankan tugas seperti yang disepakati dalam MoU yang tujuannya adalah bersama-sama menyelesaikan masalah persepakbolaan tanah air.

“Saya sangat menyayangkan ada anggota JC yang mundur. Padahal tujuannya dibentuknya  JC adalah bersama-sama berusaha menyelesaikan  masalah sepakbola kita,” kata Menpora ketika ditemui di kantornya tadi malam.

Menurut Menpora mestinya JC melaksanakan semua poin-poin yang sudah ditandatangani dalam MoU. “Mestinya ikuti sak apoin-poin yang ada di MoU sampai akhirnya bisa digelar kongres yang kita harapkan bisa mengakhiri konflik sepakbola kita,” lanjutnya.

Meski menyayangkan Andi Mallarangeng  mengatakan jika mundur (dari JC) adalah hak asasi masing-masing. Paska mundurnya dua anggota JC itu Andi berharap PSSI segera mencari penggantinya. “Mudah-mudahan penggantinya bisa menyelesaikan tugas tugas di JC,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait surat Kemenpora kepada KPSI yang meminta agar klub ISL melepas pemain pemain yang dipanggil bergabung dengan Timnas AFF  Andi menyebut itu bukanlah intervensi pemerintah. Mantan juru bicara kepresidenan itu menegaskan  jika pemerintah punya kepentingan terhadap pembentukan timnas  yang kuat.(aam/ali/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/