Sumatera Utara vs Jawa Timur
PEKANBARU- Kerja keras, keikhlasan dan kesabaran akhirnya mengantarkan tim sepak bola Sumut lolos ke babak enam besar Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII berlangsung di Pekanbaru Riau. Itu setelah tim sepak bola Sumut bermain imbang 1-1 menghadapi juara bertahan Jatim pada pertandingan terakhir grup B yang berlangsung di Stadion Sport Centere, Kuansing, Riau, kemarin (11/9).
Pertandingan antara Sumut dan Jatim sempat terhenti ketika wasit Najamuddin Aspiran melakukan kecurangan dengan memberikan hadiah penalti kepada Jatim. Padahal justru pemain Jatim Dicky Prayoga yang berusaha membobol gawang Sumut dengan tangannya.
Imbasnya, pemain dan seluruh official tim melakukan protes dan sempat menghentikan pertandingan hingga tujuh belas menit. Namun setelah dilakukan perundingan antara panitia dan official tim, akhirnya pemain Sumut bersedia melanjutkan pertandingan.
Dicky Prayoga yang tampil sebagai eksekutor mampu memperdaya penjaga gawang Sumut M Rohim, hingga akhirnya mengubah skor 1-0 untuk keunggulan Jatim.
Setelah tertinggal, pemain Sumut semakin meningkatkan serangannya ke jantung pertahanan Jatim. Hasilnya, pada menit ke-35 Sumut mampu menyamakan kedudukan saat sundulan M Agung memanfaatkan sepak pojok yang dilakukan Edi Stahputra mampu membobol gawang Jatim yang dikawal Angga Saputro.
Gol ini disambut dengan gegap gempita oleh seluruh penonton yang sepanjang pertandingan menjadi saksi atas kecuarangan yang dilakukan sang pengadil di lapangan.
Skor imbang 1-1 ini jelas merugikan Jatim, karena bila skor ini bertahan hingga pertandingan usai, maka Sumut memiliki poin 5 atau menempati posisi kedua klasemen grup B di bawah Jabar yang mengumpulkan poin 7 yang sebelumnya membekap Gorontalo dengan skor 5-1.
Menyadari hal itu para pemain Jatim melakukan berbagai upaya untuk merongrong mental bertanding pemain Sumut. Tak sampai di situ, sang wasit pun turut melakukan terror dengan mengeluarkan sejumlah keputusan kontroversial yang merugikan tim Sumut. Tak kurang empat kali wasit membiarkan pemain Jatim yang secara nyata terperangkap offside. Beruntung penjaga gawang Sumut M Rohim masih mampu melakukan berbagai penyelamatan gemilang. Kondisi ini membuat emosi pemain Jatim semakin tersulut dan berulang kali melakukan pelanggaran yang justu tak mendapat peringatan, apalagi kartu dari wasit.
Penonton hingga aparat keamanan yang menyaksikan pertandingan ini kerap geleng kepala menyaksikan tindakan wasit yang menurut mereka justru berpotensi memicu kerusuhan.
Beruntung hingga wasit meniup peluit tanda pertandingan usai skor tetap imbang 1-1.
“Kita tidak pernah menginstruksikan para pemain untuk melakukan tindakan tidak sportif. Semua penonton yang ada di stadion ini menjaid saksi bagaimana wasit membuat pertandingan berlangsung tidak selayakanya pertandingan sepak bola,” bilang Rudi Saari, pelatih tim sepak bola Sumut.
“Pemain mereka sesuka hatinya menendang pemain kami, namun tak ada peringatan yang dikeluarkan wasit. Wasit benar-benar merusak pertandingan ini,” tandas Rudi lagi.
Terpisah pelatih Jatim Danur Dara juga mengaku tak puas dengan kepemimpinan wasit yang menurutnya terlalu sering membiarkan pemain Sumut mengulur-ulur waktu.
“Harusnya kami tidak kalah jika mereka tidak mengulur-ulur waktu. Itu yang menjadi penyebab kenapa pemain sampai mengejar-ngejar wasit saat pertandingan usai,” bilang Danur Dara. (jun)