30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Indonesia Lolos dari Sanksi FIFA

Konflik Sepak Bola Indonesia Diserahkan ke AFC

JAKARTA- Harapan sebagian kalangan agar FIFA menjatuhkan sanksi ke Indonesia hingga berujung pada adanya perubahan besar-besaran persepakbolaan di tanah air, termasuk pembubaran PSSI dan KPSI, ternyata tak kesampaian. PSSI justru berhasil lolos dari lubang jarum berupa ancaman sanksi FIFA.

Dalam sidang Executif Komite (Exco) FIFA di Tokyo, Jepang, hari ini, memutuskan, masalah Indonesia diserahkan ke tingkat Asian Football Confederation (AFC).

“Rapat exco FIFA memutuskan, masalah di Indonesia cukup diselesaikan di tingkat Confederation (AFC) sebagai induk organisasi kawasan Asia,” terang Sekjen PSSI, Halim Mahfudz via BlackBerry Messenger (BBM) kepada wartawan, Jumat (14/12).

Halim juga menyampaikan, FIFA melihat ada kemajuan dalam proses penyelesaian konflik sepakbola Indonesia. “Rapat Exco FIFA melihat upaya PSSI untuk menyelesaikan masalah menghasilkan kemajuan positif,” jelas Halim.

Persoalan utama yang masih harus diselesaikan PSSI ke depan adalah menyatukan dualisme kompetisi yang saat ini terpecah menjadi Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premiere League (IPL). Persoalan lainnya adalah menyelesaikan dualisme kepengurusan yang kini juga terbagi dua antara PSSI dan KPSI.

Sementara itu, Ketua Tim Task Force Rita Subowo, bersyukur FIFA tidak memberi sanksi pada Indonesia. Meski demikian, Rita tetap berharap kedua pihak bersatu agar Indonesia benar-benar terbebas dari sanksi FIFA. Rita masih punya kekhawatiran PSSI dan KPSI tidak menghentikan perseteruan. Itu artinya sanksi FIFA akan benar-benar datang ke Indonesia.

“Jangan lupa, kita bukan lepas dari sanksi tapi hanya ditunda. Kita meminta dua pihak bersatu demi merah putih,” kata Rita Subowo saat ditemui di FX Lifestyle Senayan, Jumat (14/12).

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ini menyatakan, sudah menemui dua kelompok. Banyak yang sudah dinegosiasikan, sehingga perbedaan bisa diperkecil lagi.

“Yang saya takutkan masyarakat sudah marah dan tidak percaya lagi kepada dua institusi ini. Akibatnya tentu akan mengganggu pembinaan olahraga,” tegasnya.

Ia juga meyakinkan pemerintah tidak akan melakukan intervensi kepada dua pihak. Task Force yang ia pimpin hanya menjadi penengah di antara dua pihak.

“Tidak mungkin dua institusi yang berselesih ini menyelesaikan sendiri masalahnya, harus ada penengahnya. Kita juga tidak henti-hentinya  melakukan pendekatan ke FIFA. Kita jangan ditinggal begitu saja, nanti malah tambah lebih buruk,” ujar Rita.

Keputusan FIFA yang tidak memberi sanksi kepada Indonesia juga disambut baik oleh Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI). Mereka menyatakan, siap menjalankan apapun perintah FIFA.

“Kita menyambut baik apapun keputusan FIFA,” kata La Nyalla Mahmud Mattalitti, Ketua PSSI KLB Ancol atau sering disebut KPSI, via BlackBerry Messenger (BBM) kepada JPNN (grup Sumut Pos), Jumat (14/12).

Menurutnya, untuk menengahi persoalan ini, pemerintah harus tetap menengahi persoalan dualisme. “Yang terpenting adalah pemerintah segera menengahi permasalahan dualisme ini sesuai dengan surat FIFA,” ujar La Nyalla.
Ia menyatakan, seluruh anggota KPSI akan tetap berjuang menyelamatkan sepakbola Indonesia. Soliditas pendukung KLB Ancol, kata Nyalla, tidak akan pernah lapuk.

“Jalan panjang yang tersedia di depan mata, seterang maupun sesulit apapun tak pernah ragu kita arungi. Insya Allah sepak bola Indonesia bisa kita selamatkan,” tegas La Nyalla.(abu/jpnn)

Konflik Sepak Bola Indonesia Diserahkan ke AFC

JAKARTA- Harapan sebagian kalangan agar FIFA menjatuhkan sanksi ke Indonesia hingga berujung pada adanya perubahan besar-besaran persepakbolaan di tanah air, termasuk pembubaran PSSI dan KPSI, ternyata tak kesampaian. PSSI justru berhasil lolos dari lubang jarum berupa ancaman sanksi FIFA.

Dalam sidang Executif Komite (Exco) FIFA di Tokyo, Jepang, hari ini, memutuskan, masalah Indonesia diserahkan ke tingkat Asian Football Confederation (AFC).

“Rapat exco FIFA memutuskan, masalah di Indonesia cukup diselesaikan di tingkat Confederation (AFC) sebagai induk organisasi kawasan Asia,” terang Sekjen PSSI, Halim Mahfudz via BlackBerry Messenger (BBM) kepada wartawan, Jumat (14/12).

Halim juga menyampaikan, FIFA melihat ada kemajuan dalam proses penyelesaian konflik sepakbola Indonesia. “Rapat Exco FIFA melihat upaya PSSI untuk menyelesaikan masalah menghasilkan kemajuan positif,” jelas Halim.

Persoalan utama yang masih harus diselesaikan PSSI ke depan adalah menyatukan dualisme kompetisi yang saat ini terpecah menjadi Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premiere League (IPL). Persoalan lainnya adalah menyelesaikan dualisme kepengurusan yang kini juga terbagi dua antara PSSI dan KPSI.

Sementara itu, Ketua Tim Task Force Rita Subowo, bersyukur FIFA tidak memberi sanksi pada Indonesia. Meski demikian, Rita tetap berharap kedua pihak bersatu agar Indonesia benar-benar terbebas dari sanksi FIFA. Rita masih punya kekhawatiran PSSI dan KPSI tidak menghentikan perseteruan. Itu artinya sanksi FIFA akan benar-benar datang ke Indonesia.

“Jangan lupa, kita bukan lepas dari sanksi tapi hanya ditunda. Kita meminta dua pihak bersatu demi merah putih,” kata Rita Subowo saat ditemui di FX Lifestyle Senayan, Jumat (14/12).

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ini menyatakan, sudah menemui dua kelompok. Banyak yang sudah dinegosiasikan, sehingga perbedaan bisa diperkecil lagi.

“Yang saya takutkan masyarakat sudah marah dan tidak percaya lagi kepada dua institusi ini. Akibatnya tentu akan mengganggu pembinaan olahraga,” tegasnya.

Ia juga meyakinkan pemerintah tidak akan melakukan intervensi kepada dua pihak. Task Force yang ia pimpin hanya menjadi penengah di antara dua pihak.

“Tidak mungkin dua institusi yang berselesih ini menyelesaikan sendiri masalahnya, harus ada penengahnya. Kita juga tidak henti-hentinya  melakukan pendekatan ke FIFA. Kita jangan ditinggal begitu saja, nanti malah tambah lebih buruk,” ujar Rita.

Keputusan FIFA yang tidak memberi sanksi kepada Indonesia juga disambut baik oleh Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI). Mereka menyatakan, siap menjalankan apapun perintah FIFA.

“Kita menyambut baik apapun keputusan FIFA,” kata La Nyalla Mahmud Mattalitti, Ketua PSSI KLB Ancol atau sering disebut KPSI, via BlackBerry Messenger (BBM) kepada JPNN (grup Sumut Pos), Jumat (14/12).

Menurutnya, untuk menengahi persoalan ini, pemerintah harus tetap menengahi persoalan dualisme. “Yang terpenting adalah pemerintah segera menengahi permasalahan dualisme ini sesuai dengan surat FIFA,” ujar La Nyalla.
Ia menyatakan, seluruh anggota KPSI akan tetap berjuang menyelamatkan sepakbola Indonesia. Soliditas pendukung KLB Ancol, kata Nyalla, tidak akan pernah lapuk.

“Jalan panjang yang tersedia di depan mata, seterang maupun sesulit apapun tak pernah ragu kita arungi. Insya Allah sepak bola Indonesia bisa kita selamatkan,” tegas La Nyalla.(abu/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/