JAKARTA – Manajemen timnas Indonesia kembali melontarkan peryataan yang patut dipertanyakan. Yaitu menutup pintu bagi pelatih klub ISL (Indonesian Super League) untuk menjadi pelatih timnas.
Alasan yang yang digunakan adalah pasal 70 statuta FIFA. Padahal dalam pasal tersebut hanya berkaitan dengan pemain dan kompetisi. Tidak ada yang menyinggung soal pelatih. Secara, logika, dalam kebijakan PSSI, pelatih yang dipercaya melatih timnas juga harus meninggalkan klub yang dilatihnya. Yang terbaru seperti Rahmad Darmawan yang harus meninggalkan Persija Jakarta atau Aji Santoso yang mesti meninggalkan Persebaya 1927 saat dipercaya menjadi pelatih timnas.
“Jadi itu (menunjuk pelatih dari ISL) tidak mungkin.
Pasal statuta FIFA melarangnya. Kita akan memakai yang dari IPL (Indonesian Premier League),” kata Bernhard Limbong, penanggungjawab timnas.
Tertutupnya pelatih ISL untuk mengarsiteki timnas ini juga tidak sinkron dengan keputusan Komdis PSSI yang tidak akan member sanksi kepada pemain dan pelatih yang bermain di ISL. Alasannya, karena mereka hanya korban. Pernyataan itu juga dinyatakan oleh Limbong yang menjabat sebagai ketua Komisi Disiplin (Komdis ) PSSI.
Berhanrd Limbong mengatakan jika Aji Santoso dan Widodo C Putro yang sebelumnya menjadi asisten akan menjadikandidatutamapenggantiRahmadDarmawan.
“Idealnya ya Aji Santoso dan Widodo. Toh lisensinya samajugakan. HanyakemarinRahmadDarmawanyang dituakan,” cetus Limbong.
Untuk membantu di tim kepelatihan, menurut Limbong PSSI akan mencari asisten lagi. Nama yang muncul adalahNilMaizaratauM. ZeinAlHadad. Nilsaatiniterikat kontrak dengan Semen Padang. (ali/jpnn)