25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Tiga Musim jadi Pelatih, Tiga Kali Antar Tim Naik Kasta

Mial Balebata Armand, Pelatih Sukses Perseka Kaimana

Tak banyak pelatih asal Afrika yang melatih di Indonesia dan sukses. Mial Balebata Armand asal Kamerun adalah salah satunya.

MUHAMMAD AMJAD, Tangerang

Divisi Utama PT Liga Indonesia (PT LI) Musim depan akan kedatangan kontestan baru, Perseka Kaimana. Tim asal Papua Barat tersebut sukses promosi setelah menjadi jawara di Divisi I. Aktor di balik sukses Perseka adalah Mial Armand.

Pelatih 30 tahun itu berhasil memuluskan langkah tim Perseka setelah tiga tahun menanganinya. Selama tiga tahun itu, dia sukses secara konsisten membawa tim berkostum kebesaran oranye itu berturut-turut naik kasta dari Divisi III hingga menembus Divisi Utama.

Keberhasilan Mial bermula dari kepercayaan yang diberikan pengurus Perseka. Saat itu dia menjadi pelatih pengganti Perseka pada 2010 dari tangan Ino Ivakdalam setelah lolos putaran III Divisi III PT LI. Baru melatih, dia langsung sukses memenangi laga playoff  untuk lolos Divisi II.

Selanjutnya, polesan tangan Mial semakin terlihat setelah sukses membawa Perseka menduduki peringkat ketiga Divisi II PSSI. Alhasil, itu membuat Perseka lolos secara otomatis ke Divisi I. Seperti berjodoh dengan Mial, Perseka kembali sukses menunjukkan tajinya di Divisi I.

Sebagai tim yang baru promosi, Perseka tak butuh waktu lama untuk meraih sukses. Mial menunjukkan hasil polesannya dan membawa Perseka tampil sebagai juara Divisi I.

“Ini hasil perjuangan bersama. Saya sudah lama bersama pemain, jadi saya juga kenal betul dengan kualitas mereka. Kami yakin dari awal bisa juara, dan benar-benar bisa,” ucapnya saat ditemui di rumahnya, daerah Legok, Tangerang Selatan, Jumat (24/8) malam lalu.

Mial mengakui keberhasilannya itu tak bsia dilepaskan dari dukungan masyarakat olahraga di Kaimana. Dia mengaku tak bisa mengandalkan dari APBD karena jatah yang diberikan Pemkab sangat minim untuk tim Divisi I. Kendati demikian, ayah satu anak itu tak berputus asa dan terus membangun kekuatan tim dengan anggaran seadanya.

“Kami menjadi juara, dengan dana tak sampai Rp700 juta. ini luar biasa untuk tim yang pemainnya mayoritas dari Kaimana semua,” ucapnya dengan bahasa Indonesia yang fasih.

Apa rahasia keberhasilannya? Mial menuturkan saat melatih dirinya bertindak sebagai pelatih sekaligus manajer. Dia belajar banyak dari membaca buku dan melakukan diskusi dengan beberapa pengurus di Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI).

Alhasil, anggaran yang minim dari Perseka itu bisa diolah semaksimal mungkin untuk membangun tim yang benar-benar solid.

“Ya, memang kami harus benar-benar mengatur dan mengirit sekali. Karena itu kami tidak pernah bermewah-mewah,” tuturnya.
Dari pengalamannya itu, Mial berani menargetkan Perseka lolos ke Indonesia Super League (ISL) untuk musim depan asalkan mendapat anggaran Rp 5 Miliar.

“Dari perhitungan saya itu sudah cukup. Pemain asing bagus tidak mahal sebenarnya, saya tahu kualitas pemain karena saya banyak kenal dengan mereka,” cetusnya.

Saat ini, di tengah kompetisi yang masih belum pasti, Mial mendapatkan kepercayaan lain. Saat Perseka sedang libur, dia mendapat tugas membantu Persinab Nabire di Divisi II. Dia ditunjuk menjadi direktur teknik di tim tersebut.

Seiring dengan keberhasilannya, Mial juga mengaku mendapat beberapa tawaran untuk melatih tim Divisi Utama. Hanya, dia masih belum memutuskan sampai masa depan kompetisi Indonesia jelas . (*)

Mial Balebata Armand, Pelatih Sukses Perseka Kaimana

Tak banyak pelatih asal Afrika yang melatih di Indonesia dan sukses. Mial Balebata Armand asal Kamerun adalah salah satunya.

MUHAMMAD AMJAD, Tangerang

Divisi Utama PT Liga Indonesia (PT LI) Musim depan akan kedatangan kontestan baru, Perseka Kaimana. Tim asal Papua Barat tersebut sukses promosi setelah menjadi jawara di Divisi I. Aktor di balik sukses Perseka adalah Mial Armand.

Pelatih 30 tahun itu berhasil memuluskan langkah tim Perseka setelah tiga tahun menanganinya. Selama tiga tahun itu, dia sukses secara konsisten membawa tim berkostum kebesaran oranye itu berturut-turut naik kasta dari Divisi III hingga menembus Divisi Utama.

Keberhasilan Mial bermula dari kepercayaan yang diberikan pengurus Perseka. Saat itu dia menjadi pelatih pengganti Perseka pada 2010 dari tangan Ino Ivakdalam setelah lolos putaran III Divisi III PT LI. Baru melatih, dia langsung sukses memenangi laga playoff  untuk lolos Divisi II.

Selanjutnya, polesan tangan Mial semakin terlihat setelah sukses membawa Perseka menduduki peringkat ketiga Divisi II PSSI. Alhasil, itu membuat Perseka lolos secara otomatis ke Divisi I. Seperti berjodoh dengan Mial, Perseka kembali sukses menunjukkan tajinya di Divisi I.

Sebagai tim yang baru promosi, Perseka tak butuh waktu lama untuk meraih sukses. Mial menunjukkan hasil polesannya dan membawa Perseka tampil sebagai juara Divisi I.

“Ini hasil perjuangan bersama. Saya sudah lama bersama pemain, jadi saya juga kenal betul dengan kualitas mereka. Kami yakin dari awal bisa juara, dan benar-benar bisa,” ucapnya saat ditemui di rumahnya, daerah Legok, Tangerang Selatan, Jumat (24/8) malam lalu.

Mial mengakui keberhasilannya itu tak bsia dilepaskan dari dukungan masyarakat olahraga di Kaimana. Dia mengaku tak bisa mengandalkan dari APBD karena jatah yang diberikan Pemkab sangat minim untuk tim Divisi I. Kendati demikian, ayah satu anak itu tak berputus asa dan terus membangun kekuatan tim dengan anggaran seadanya.

“Kami menjadi juara, dengan dana tak sampai Rp700 juta. ini luar biasa untuk tim yang pemainnya mayoritas dari Kaimana semua,” ucapnya dengan bahasa Indonesia yang fasih.

Apa rahasia keberhasilannya? Mial menuturkan saat melatih dirinya bertindak sebagai pelatih sekaligus manajer. Dia belajar banyak dari membaca buku dan melakukan diskusi dengan beberapa pengurus di Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI).

Alhasil, anggaran yang minim dari Perseka itu bisa diolah semaksimal mungkin untuk membangun tim yang benar-benar solid.

“Ya, memang kami harus benar-benar mengatur dan mengirit sekali. Karena itu kami tidak pernah bermewah-mewah,” tuturnya.
Dari pengalamannya itu, Mial berani menargetkan Perseka lolos ke Indonesia Super League (ISL) untuk musim depan asalkan mendapat anggaran Rp 5 Miliar.

“Dari perhitungan saya itu sudah cukup. Pemain asing bagus tidak mahal sebenarnya, saya tahu kualitas pemain karena saya banyak kenal dengan mereka,” cetusnya.

Saat ini, di tengah kompetisi yang masih belum pasti, Mial mendapatkan kepercayaan lain. Saat Perseka sedang libur, dia mendapat tugas membantu Persinab Nabire di Divisi II. Dia ditunjuk menjadi direktur teknik di tim tersebut.

Seiring dengan keberhasilannya, Mial juga mengaku mendapat beberapa tawaran untuk melatih tim Divisi Utama. Hanya, dia masih belum memutuskan sampai masa depan kompetisi Indonesia jelas . (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/