33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

SSB Gumarang Utamakan Pembinaan, Baru Perestasi

Sekolah Sepak Bola (SSB) Gumarang berdiri sejak 6 Juli 2008. Gumarang terbentuk karena adanya keinginan Hengki Ahmad untuk turut berpartisipasi mengembangkan bakat-bakat muda dalam olahraga sepak bola di Kota Medan
dan Sumut Utara.

FOTO BERSAMA: Pemain SSB Gumarang foto bersama Pelatih Kepala Hamdardi (kiri)  Pembina SSB Gumarang Hengki Ahmad (kanan).//ARIF JAYA/SUMUT POS
FOTO BERSAMA: Pemain SSB Gumarang foto bersama Pelatih Kepala Hamdardi (kiri) dan Pembina SSB Gumarang Hengki Ahmad (kanan).//ARIF JAYA/SUMUT POS

Hengki menjelaskan, Gumarang berasal dari nama seekor kuda seorang raja di Minangkabau. Artinya, kuat, berani, dan tangguh. “Ya kami berharap dengan nama Gumarang, selain bisa terus mengenal sejarah SSB. Juga dapat membuat SSB ini tetap kuat, berani, dan tangguh dalam melaksanakan pembinaan dan mengembangkan bakat anak-anak menjadi seorang pemain sepak bola masa depan,” tuturnya.

Saat ini Gumarang yang memiliki sekretariat di Jalan Ismailiyah Gang Rahayu No 1A Medan memiliki 250 siswa. Namun yang aktif mengikuti program latihan sekitar 150 siswa, yang terdiri dari beberapa kelompok umur. Yakni U-10, U-12, U-13, U-14, dan U-15. “Kami memiliki sekitar 150 siswa aktif, ini bisa dimaklumi. Namanya juga anak-anak yang masih sering ikut-ikutan temannya,” kata Hengki.

Lebih lanjut Hengki mengatakan, Gumarang lebih menekankan kepada pembinaan pemain, bukan sekadar mencari sebuah perestasi instan. Oleh sebab itu, Gumarang memiliki sistem pembinaan yang berjenjang. Nantinya setelah mereka selesai di tingkat SSB, maka anak-anak akan naik ke tim junior selanjutnya ke senior.

“Dari awal pembentukan Gumarang, kami telah sepakat untuk lebih menekankan kepada pembinaan. Kalau pembinaan dilakukan dengan baik, maka perestasi klub maupun individu pemain akan datang dengan sendirinya,” jelasnya.

Gumarang diasuh beberapa pelatih, yakni Hamdardi (Pelatih Kepala), Suharto (Pelatih Kiper), E Maladi Lubis, Abd Fatah Daulay, dan Darmaji Rahim. Ditambah Zul Imri Purba (Pelatih Junior) dan M Yunus Saragih (Pelatih Senior).

Bicara Perestasi, secara tim memang Gumarang tidak mempunyai sejarah meraih juara. Perestasi tertinggi diraih ketika berhasil menjadi runner up Turnamen Piala Spec pada Mei 2012 lalu, selebihnya hanya sampai babak semifinal dan delapan besar.

Tapi secara individu, Gumarang telah banyak melahirkan pemain-pemain yang membawa nama Sumut ke tingkat Nasional maupun Internasional.

Mereka adalah M Hil Midafa, kapten Timnas Indonesia U-14 yang berhasil membawa Indonesia menjadi runner up turnamen di Jepang pada 2012 lalu. Kemudian ada Dian Ramadhan berhasil membawa tim ASBI Sumut menjadi Juara Nasional 2012. Yudha,  Roy Silitonga, dan Ade Irfan memperkuat tim Yamaha Sumut.

Hengki kembali mengingatkan, gelar juara akan bisa didapat dengan sebuah pola pembinaan pemain yang baik dan tidak menghalalkan segala cara hanya untuk mengejar gelar juara.

“Bagi kami, gelar juara harus diraih dengan sebuah proses dan caranya adalah dengan melakukan pembinaan yang benar-benar serius. Juga mempunyai jenjang pelatihan yang jelas sehingga akan melahirkan gelar juara yang sesungguhnya,” tandas Hengki. (mag-1)

Sekolah Sepak Bola (SSB) Gumarang berdiri sejak 6 Juli 2008. Gumarang terbentuk karena adanya keinginan Hengki Ahmad untuk turut berpartisipasi mengembangkan bakat-bakat muda dalam olahraga sepak bola di Kota Medan
dan Sumut Utara.

FOTO BERSAMA: Pemain SSB Gumarang foto bersama Pelatih Kepala Hamdardi (kiri)  Pembina SSB Gumarang Hengki Ahmad (kanan).//ARIF JAYA/SUMUT POS
FOTO BERSAMA: Pemain SSB Gumarang foto bersama Pelatih Kepala Hamdardi (kiri) dan Pembina SSB Gumarang Hengki Ahmad (kanan).//ARIF JAYA/SUMUT POS

Hengki menjelaskan, Gumarang berasal dari nama seekor kuda seorang raja di Minangkabau. Artinya, kuat, berani, dan tangguh. “Ya kami berharap dengan nama Gumarang, selain bisa terus mengenal sejarah SSB. Juga dapat membuat SSB ini tetap kuat, berani, dan tangguh dalam melaksanakan pembinaan dan mengembangkan bakat anak-anak menjadi seorang pemain sepak bola masa depan,” tuturnya.

Saat ini Gumarang yang memiliki sekretariat di Jalan Ismailiyah Gang Rahayu No 1A Medan memiliki 250 siswa. Namun yang aktif mengikuti program latihan sekitar 150 siswa, yang terdiri dari beberapa kelompok umur. Yakni U-10, U-12, U-13, U-14, dan U-15. “Kami memiliki sekitar 150 siswa aktif, ini bisa dimaklumi. Namanya juga anak-anak yang masih sering ikut-ikutan temannya,” kata Hengki.

Lebih lanjut Hengki mengatakan, Gumarang lebih menekankan kepada pembinaan pemain, bukan sekadar mencari sebuah perestasi instan. Oleh sebab itu, Gumarang memiliki sistem pembinaan yang berjenjang. Nantinya setelah mereka selesai di tingkat SSB, maka anak-anak akan naik ke tim junior selanjutnya ke senior.

“Dari awal pembentukan Gumarang, kami telah sepakat untuk lebih menekankan kepada pembinaan. Kalau pembinaan dilakukan dengan baik, maka perestasi klub maupun individu pemain akan datang dengan sendirinya,” jelasnya.

Gumarang diasuh beberapa pelatih, yakni Hamdardi (Pelatih Kepala), Suharto (Pelatih Kiper), E Maladi Lubis, Abd Fatah Daulay, dan Darmaji Rahim. Ditambah Zul Imri Purba (Pelatih Junior) dan M Yunus Saragih (Pelatih Senior).

Bicara Perestasi, secara tim memang Gumarang tidak mempunyai sejarah meraih juara. Perestasi tertinggi diraih ketika berhasil menjadi runner up Turnamen Piala Spec pada Mei 2012 lalu, selebihnya hanya sampai babak semifinal dan delapan besar.

Tapi secara individu, Gumarang telah banyak melahirkan pemain-pemain yang membawa nama Sumut ke tingkat Nasional maupun Internasional.

Mereka adalah M Hil Midafa, kapten Timnas Indonesia U-14 yang berhasil membawa Indonesia menjadi runner up turnamen di Jepang pada 2012 lalu. Kemudian ada Dian Ramadhan berhasil membawa tim ASBI Sumut menjadi Juara Nasional 2012. Yudha,  Roy Silitonga, dan Ade Irfan memperkuat tim Yamaha Sumut.

Hengki kembali mengingatkan, gelar juara akan bisa didapat dengan sebuah pola pembinaan pemain yang baik dan tidak menghalalkan segala cara hanya untuk mengejar gelar juara.

“Bagi kami, gelar juara harus diraih dengan sebuah proses dan caranya adalah dengan melakukan pembinaan yang benar-benar serius. Juga mempunyai jenjang pelatihan yang jelas sehingga akan melahirkan gelar juara yang sesungguhnya,” tandas Hengki. (mag-1)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/