28.9 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Peburu Harus Menjaga Lingkungan Hidup

MEDAN-Setelah dua hari penuh menekuni penataran menembak berburu secara teori di Santika Premier Dyandra Hotel dan Convention, para atlet buru yang mengikuti Penataran dan Sertifikasi Uji Kemahiran Menembak Berburu Angkatan ke IV akhirnya melakoni uji praktek untuk memperoleh sertifikasi di hari terakhir, Minggu (28/4).

Dalam uji praktek yang berlangsung di Lapangan tembak Brimob Martabe, para peburu yang berasal dari Sumatera Utara, Riau, dan Nanggroe Aceh Darussalam tersebut diuji oleh tim penguji dari PB Perbakin tentang apa yang telah dipelajari sebelumnya. Di hari terakhir ini, para peburu menjalani uji praktek dengan menggunakan senjata api dengan target sasaran sejauh 75 meter. Para peburu diwajibkan melakoni dua gaya menembak yang telah ditetapkan.

Pada kesempatan ini para peburu benar-benar diuji apakah mampu menyerap apa yang diberikan para penguji pada materi sebelumnya. Mulai dari pemahaman senjata api, teknik menembak, penggunaan senjata, hingga pengamanan senjata.

Sesi ini merupakan sesi tersulit untuk mendapatkan sertifikasi. Selain mendapat pengawasan yang ketat dari tim penguji, para atlet buru juga diharuskan mencapai nilai 60 sebagai syarat mendapatkan sertifikasi. “Didalam menembak dibutuhkan konsentrasi dan fokus yang baik, serta tidak terburu-buru,” ujar Kresno Soekamso, salah seorang tim penguji.

Kresno sendiri menyatakan salut atas semangat tinggi yang dimiliki para peburu. Ia berharap, ke depannya semangat tersebut mampu dipertahankan, sehingga nantinya menjadi atlet buru yang berprestasi. “Hasil ujian tertulis dan praktek nantinya akan dievaluasi. Secara keseluruhan dari hasil praktek cukup baik,” ungkap Kresno lagi.

Gelaran sertifikasi dan penataran berburu ini sendiri ditutup langsung oleh Ketua Harian Pengprov Perbakin Sumut, Musa Idishah, di Lapangan tembak Martabe. Upacara penutupan ditandai dengan penyematan pin pada peburu dan pembacaan Sapta Etika Berburu.
Sebelum menutup gelaran ini, Musa Idishah, yang akrab disapa Doddy, berharap, apa yang telah didapat para atlet buru selama tiga hari mengikuti penataran dapat benar-benar bermanfaat. Sehingga nantinya para peburu dapat berburu dengan baik dan benar, serta semakin paham menjaga ekosistem lingkungan hidup di sekitar areal berburu.

“Dari penataran ini ada empat hal yang kita dapat, yakni bertambahnya informasi tentang kemajuan teknik menggunakan senjata api yang baik, bertambahnya ilmu pengetahuan dan undang-undang berburu, mempererat silaturahmmi, dan Perbakin semakin kompak,” kata Doddy dihadapan para peburu.

Seorang peserta asal NAD, Sanusi, mengaku dengan adanya penataran ini cukup membantu mereka dalam olahraga berburu. “Banyak pengetahuna dan pengalaman yang didapat. Saling berbagi informasi dan pengalaman dengan peburu dari daerah lain. Ini menjadi bekal yang baik dalam berburu,” ujar Sanusi. (bbs/jpnn)

MEDAN-Setelah dua hari penuh menekuni penataran menembak berburu secara teori di Santika Premier Dyandra Hotel dan Convention, para atlet buru yang mengikuti Penataran dan Sertifikasi Uji Kemahiran Menembak Berburu Angkatan ke IV akhirnya melakoni uji praktek untuk memperoleh sertifikasi di hari terakhir, Minggu (28/4).

Dalam uji praktek yang berlangsung di Lapangan tembak Brimob Martabe, para peburu yang berasal dari Sumatera Utara, Riau, dan Nanggroe Aceh Darussalam tersebut diuji oleh tim penguji dari PB Perbakin tentang apa yang telah dipelajari sebelumnya. Di hari terakhir ini, para peburu menjalani uji praktek dengan menggunakan senjata api dengan target sasaran sejauh 75 meter. Para peburu diwajibkan melakoni dua gaya menembak yang telah ditetapkan.

Pada kesempatan ini para peburu benar-benar diuji apakah mampu menyerap apa yang diberikan para penguji pada materi sebelumnya. Mulai dari pemahaman senjata api, teknik menembak, penggunaan senjata, hingga pengamanan senjata.

Sesi ini merupakan sesi tersulit untuk mendapatkan sertifikasi. Selain mendapat pengawasan yang ketat dari tim penguji, para atlet buru juga diharuskan mencapai nilai 60 sebagai syarat mendapatkan sertifikasi. “Didalam menembak dibutuhkan konsentrasi dan fokus yang baik, serta tidak terburu-buru,” ujar Kresno Soekamso, salah seorang tim penguji.

Kresno sendiri menyatakan salut atas semangat tinggi yang dimiliki para peburu. Ia berharap, ke depannya semangat tersebut mampu dipertahankan, sehingga nantinya menjadi atlet buru yang berprestasi. “Hasil ujian tertulis dan praktek nantinya akan dievaluasi. Secara keseluruhan dari hasil praktek cukup baik,” ungkap Kresno lagi.

Gelaran sertifikasi dan penataran berburu ini sendiri ditutup langsung oleh Ketua Harian Pengprov Perbakin Sumut, Musa Idishah, di Lapangan tembak Martabe. Upacara penutupan ditandai dengan penyematan pin pada peburu dan pembacaan Sapta Etika Berburu.
Sebelum menutup gelaran ini, Musa Idishah, yang akrab disapa Doddy, berharap, apa yang telah didapat para atlet buru selama tiga hari mengikuti penataran dapat benar-benar bermanfaat. Sehingga nantinya para peburu dapat berburu dengan baik dan benar, serta semakin paham menjaga ekosistem lingkungan hidup di sekitar areal berburu.

“Dari penataran ini ada empat hal yang kita dapat, yakni bertambahnya informasi tentang kemajuan teknik menggunakan senjata api yang baik, bertambahnya ilmu pengetahuan dan undang-undang berburu, mempererat silaturahmmi, dan Perbakin semakin kompak,” kata Doddy dihadapan para peburu.

Seorang peserta asal NAD, Sanusi, mengaku dengan adanya penataran ini cukup membantu mereka dalam olahraga berburu. “Banyak pengetahuna dan pengalaman yang didapat. Saling berbagi informasi dan pengalaman dengan peburu dari daerah lain. Ini menjadi bekal yang baik dalam berburu,” ujar Sanusi. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/