Kyiv-Suporter yang ingin menonton pertandingan Euro 2012, sepertinya, harus bergerak cepat. Itu karena Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) hanya mengalokasi 32 persen dari total 1,4 juta lembar tiket untuk 31 pertandingan. Sisanya, kebanyakan untuk fans dua negara tuan rumah, Ukraina-Polandia.
Tentu saja, dibandingkan. Ukraina misalnya. Setiap laga di Kiev, Donetsk, Kharkiv, dan Lviv minimal separo tiket dialokasikan untuk warga Ukraina sekalipun yang tampil bukan Andrey Shevchenko cs. “Jika timnas Ukraina yang tampil, 70 persen. Jika bukan timnas Ukraina, alokasi untuk warga Ukraina adalah 50-60 persen,” kata Direktur Operasional UEFA Martin Kallen.
Alokasi itu pun masih bisa bertambah karena Ukraina juga menawarkan hadiah menonton laga Euro dari lotere maupun beragam kontes tertentu. Juga karena mendapat limpahan tiket dari jatah fans tim lain. Prancis misalnya. Kendati mendapat kuota 8 ribu tiket untuk laga kontra Ukraina di Donbass Arena (15/6), Prancis hanya sanggup menjual 6 ribu tiket.
Tiket pertandingan Euro mulai dijual ke publik sejak 12 Desember tahun lalu. Harga paling murah adalah EUR 30 atau sekitar Rp 360 ribu dan itu lebih murah 50 persen dibandingkan Euro 2008 di Austria-Swiss. Sedangkan tiket termahal dilepas EUR 600 atau sekitar Rp 7,3 juta.
Sayangnya, meski gelaran Euro 2012 mendapat respon positif dari pecandu si kulit bundar di pelosok bumi, namun pada drawing yang berlangsung pada Desember 2011 di Kyiv, Ukraina diwarnai dengan unjuk rasa sejumlah aktivis perempuan. Mereka berjalan setengah telanjang untuk menentang legalisasi prostitusi selama Euro 2012.
Pengalaman pada Piala Dunia 2006 di Jerman dan Euro 2008 di Swiss-Austria menunjukkan keuntungan dari bisnis prostitusi melonjak sangat tajam selama major tournament itu berlangsung.
Banyaknya fans yang datang dari berbagai negara menjadi potensi pendapatan yang besar buat para pekerja seks komersial (PSK). “Donetsk tidak akan mengecewakan para turis,” kata Gennady, manajer dari agen PSK di Donetsk, seperti dikutip Euro-2012news.
Menurut dia, saat Euro 2012 berlangsung, akan ada banyak gadis dari berbagai kota di Ukraina mendatangi Kharkov, Kyiv, Lyiv, dan Donetsk, sebagai empat kota penyelenggara. “Di banyak daerah di Ukraina, ada kepercayaan bahwa para pendatang dari Eropa Barat lebih kaya,” kata Gennady.
“Situasi itu merupakan kesempatan yang sangat bagus oleh kelompok kriminal untuk merekrut wanita muda Ukraina untuk dijadikan sebagai PSK. Mereka ditujukan melayani para fans yang kaya,” lanjutnya.
Di Polandia, situasinya tidak jauh beda. Lembaga penanganan AIDS Polandia menyatakan sulit membendung bisnis itu. Yang paling mungkin adalah mengkampanyekan agar para pelanggan dan PSK melakukannya dengan aman.
“Ada gadis dari Warsawa yang biasa melayani satu atau dua orang semalam dan dia mendapatkan penghasilan mencapai 3.000 zloty (setara Rp 36,5 juta). Apalagi kalau dari tamu asing. Sulit menghentikan mereka,” kata Tomasz Makuszewski dari lembaga penanganan AIDS. (ham/dns/ang/jpnn)