26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tepis Kutukan

Liga Champions musim ini telah memasuki babak perempat final. Tim asal Prancis Paris Saint Germain (PSG) akan menjamu tim raksasa wakil dari Spanyol, Barcelona, pada leg pertama yang berlangsung di  Parc des Princes, Paris, dini hari nanti.

Ada yang menarik jelang pertandingan ini. Apa itu? Tenyata jika tampil di markasnya Les Parisiens (julukan PSG) tidak terkalahkan pada 23 pertandingan terakhirnya.

Ini sangat menguntungkan, karena faktanya Barcelona justru memiliki catatan yang tak terlalu baik setiap kali melakoni laga away di pentas Liga Champions musim ini.

Kondisi ini tak pelak memancing animo fans untuk berduyun-duyun memenuhi Parc des Princes guna mendukung Zlatan Ibrahimovic yang ingin mengulangi kemenangan atas Barcelona, seperti yang terjadi di babak perempatfinal Champions League yang berlangsung 15 Maret 1995. Saat itu gol pemain Barcelona Bakero pada menit ke-49, justru berbalas dua gol oleh aksi Rai (72′) dan Guérin (83′).

Selain hal diatas, fakta bahwa pelatih sekaliber Carlo Ancelotti plus Zlatan Ibrahimovic yang belum pernah menjuarai Liga Champions ditengarai memicu motivasi keduanya untuk memenangkan laga ini.

Memang, bagi Ibra prestasinya yang tak kunjung bersinar di Liga Champions terlihat seperti kututkan. Betapa tidak, sejauh ini ada enam klub top yang pernah menjadi persinggahan pemain asal Swedia itu, mulai dari Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, dan yang terkini, Paris Saint Germain. Bersama keenam klub ini Ibra konsisten meraih gelar, terutama gelar liga.

Tapi, ada hal menarik terkait Ibra. Ya, mantan pemain terbaik Seri A tiga kali itu tak pernah membawa klubnya berjaya di kompetisi Eropa. Ironisnya, setiap tim yang ditinggalkan Ibra sebagian justru menjadi juara setelah kepergiannya.

Pertama, Inter meraih treble winners pada tahun 2010 saat dilatih Jose Mourinho. Di tahun itu Inter menjuarai Liga Champions ketiga . Itu terjadi setelah Ibra hengkang ke Barcelona. Yang lebih menyakitkan, Barcelona saat itu disingkirkan oleh Inter di semifinal.

Kedua, pada musim 2010-2011 Ibra “dibuang” sementara ke AC Milan. Meski tak disingkirkan langsung oleh Barcelona di Liga Champions, namun musim itu Barcelona mengikuti jejak Inter dengan meraih treble winners. Sekali lagi ia harus merasakan pengalaman pahit tersebut.

Di musim ini, Ibra yang baru saja dibeli dari AC Milan, berpeluang mengubah sejarahnya sendiri. Bersama PSG ia kini telah sampai di perempat final dan akan menghadapi mantan klubnya, Barcelona. Jika PSG bisa mengatasi Los Cules, bukan tak mungkin ia akan meraih gelar Eropa pertamanya.
Selain kesempatan mengubah nasib di kompetisi tertinggi antar klub benua Eropa, ia juga berkesempatan membalas dendam. Pemain bertinggi 195 cm itu kabarnya masih cukup sakit hati dengan perlakuan Barcelona. Tampil cukup baik di musim pertama di Catalan dengan 21 gol dari 45 pertandingan berbagai ajang, tenaganya tak dipakai lagi di musim kedua .

Jika Ibra ingin menuntaskan rasa sakit hatinya kepada Barca, di tempat terpisah kubu Blaugranas justru sedang gembira pasca kembalinya pelatih Tito Vilanova serta pulihnya cedera Xavi Hernandes dan Jordi Alba.

Karenanya jangan heran bila Messi mengatakan bahwa dirinya memiliki feeling yang bagus menatap laga menghadapi PSG. “Kami sangat dekat dengan pertandingan di Paris. Itu akan sulit tapi saya punya feeling bagus,” bilang pemain yang telah mencetak 7 gol di pentas LIga Champions musim ini.  (*)

Liga Champions musim ini telah memasuki babak perempat final. Tim asal Prancis Paris Saint Germain (PSG) akan menjamu tim raksasa wakil dari Spanyol, Barcelona, pada leg pertama yang berlangsung di  Parc des Princes, Paris, dini hari nanti.

Ada yang menarik jelang pertandingan ini. Apa itu? Tenyata jika tampil di markasnya Les Parisiens (julukan PSG) tidak terkalahkan pada 23 pertandingan terakhirnya.

Ini sangat menguntungkan, karena faktanya Barcelona justru memiliki catatan yang tak terlalu baik setiap kali melakoni laga away di pentas Liga Champions musim ini.

Kondisi ini tak pelak memancing animo fans untuk berduyun-duyun memenuhi Parc des Princes guna mendukung Zlatan Ibrahimovic yang ingin mengulangi kemenangan atas Barcelona, seperti yang terjadi di babak perempatfinal Champions League yang berlangsung 15 Maret 1995. Saat itu gol pemain Barcelona Bakero pada menit ke-49, justru berbalas dua gol oleh aksi Rai (72′) dan Guérin (83′).

Selain hal diatas, fakta bahwa pelatih sekaliber Carlo Ancelotti plus Zlatan Ibrahimovic yang belum pernah menjuarai Liga Champions ditengarai memicu motivasi keduanya untuk memenangkan laga ini.

Memang, bagi Ibra prestasinya yang tak kunjung bersinar di Liga Champions terlihat seperti kututkan. Betapa tidak, sejauh ini ada enam klub top yang pernah menjadi persinggahan pemain asal Swedia itu, mulai dari Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, dan yang terkini, Paris Saint Germain. Bersama keenam klub ini Ibra konsisten meraih gelar, terutama gelar liga.

Tapi, ada hal menarik terkait Ibra. Ya, mantan pemain terbaik Seri A tiga kali itu tak pernah membawa klubnya berjaya di kompetisi Eropa. Ironisnya, setiap tim yang ditinggalkan Ibra sebagian justru menjadi juara setelah kepergiannya.

Pertama, Inter meraih treble winners pada tahun 2010 saat dilatih Jose Mourinho. Di tahun itu Inter menjuarai Liga Champions ketiga . Itu terjadi setelah Ibra hengkang ke Barcelona. Yang lebih menyakitkan, Barcelona saat itu disingkirkan oleh Inter di semifinal.

Kedua, pada musim 2010-2011 Ibra “dibuang” sementara ke AC Milan. Meski tak disingkirkan langsung oleh Barcelona di Liga Champions, namun musim itu Barcelona mengikuti jejak Inter dengan meraih treble winners. Sekali lagi ia harus merasakan pengalaman pahit tersebut.

Di musim ini, Ibra yang baru saja dibeli dari AC Milan, berpeluang mengubah sejarahnya sendiri. Bersama PSG ia kini telah sampai di perempat final dan akan menghadapi mantan klubnya, Barcelona. Jika PSG bisa mengatasi Los Cules, bukan tak mungkin ia akan meraih gelar Eropa pertamanya.
Selain kesempatan mengubah nasib di kompetisi tertinggi antar klub benua Eropa, ia juga berkesempatan membalas dendam. Pemain bertinggi 195 cm itu kabarnya masih cukup sakit hati dengan perlakuan Barcelona. Tampil cukup baik di musim pertama di Catalan dengan 21 gol dari 45 pertandingan berbagai ajang, tenaganya tak dipakai lagi di musim kedua .

Jika Ibra ingin menuntaskan rasa sakit hatinya kepada Barca, di tempat terpisah kubu Blaugranas justru sedang gembira pasca kembalinya pelatih Tito Vilanova serta pulihnya cedera Xavi Hernandes dan Jordi Alba.

Karenanya jangan heran bila Messi mengatakan bahwa dirinya memiliki feeling yang bagus menatap laga menghadapi PSG. “Kami sangat dekat dengan pertandingan di Paris. Itu akan sulit tapi saya punya feeling bagus,” bilang pemain yang telah mencetak 7 gol di pentas LIga Champions musim ini.  (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/