ZURICH-FIFA tengah dihujani banyak kritikan terkait banyaknya skandal di tubuh induk organisasi sepakbola dunia itu. Krtikan tersebut dinilai muncul karena rasa cemburu kepada Presiden FIFA, Sepp Blatter.
Isu utama yang tengah mendera FIFA adalah soal tuduhan suap jelang pemilihan presiden FIFA. Isu ini sudah memakan dua korban, Presiden AFC Mohamed Bin Hammam dan Presiden CONCACAF Jack Warner. Keduanya dihukum oleh Komite Etik dengan skorsing sementara dari seluruh kegiatan sepakbola.
Isu lainnya adalah soal suap dalam bidding Piala Dunia. Sekjen FIFA, Jerome Valcke, pernah menyebut bahwa Qatar sudah “membeli” Piala Dunia 2022.
Mantan Presiden FIFA, Joao Havelange, memberi pembelaan untuk organisasi yang pernah dipimpinnya itu. Dia menilai semua kritik datang karena banyak orang yang iri dengan Blatter. “Semua orang mencari kesalahan karena semua orang ingin duduk di kursi itu,” kata Havelange, seperti dilansir Reuters.
“FIFA punya 208 anggota asosiasi dan FIFA menjaga semua dari mereka. Kompetisi berlangsung seperti biasa dan ada perkembangan dalam setiap aspek dunia sepakbola—finansial, teknis, dan dalam hal kedisiplinan,” tandasnya.
Terkait kondisi yang menerpa FIFA saat ini Presiden Sepp Blatter mengatakan bahwa organisasi sepak bola dunia itu kini sedang dalam bahaya.
“Saya berpikir bahwa kita hidup dalam dunia yang menjunjung fair play, respek, dan disiplin. Namun saya juga menyayangkan karena harus mengatakan bahwa hal-hal tadi tak menjadi sesuatu yang utama karena piramida kita, piramida FIFA kita yang tersohor, tiba-tiba sudah tidak memiliki basis yang pasti lagi dan itu merupakan situasi yang berbahaya,” ujar Blatter dalam pidato sambutannya.
Presiden FIFA sejak 1998 itu merujuk kepala sejumlah kejadian seperti isu suap yang membuat dua anggotanya FIFA yakni Mohammed Bin Hammam dan Jack Walters dikenai sanksi.
“Besok, teman-teman yang saya hormati, ketika saya membuka agenda Kongres, saya akan berbicara tentang bahaya yang mengintai dan saya akan mengatakan kepada Anda bagaimana untuk memerangi ancaman tersebut, bagaimana olahraga ini bisa membawa kita bersama menuju masa depan,” kata Blatter.
Agenda Kongres esok adalah memilih presiden FIFA yang baru. Blatter menjadi kandidat tunggal setelah rivalnya, Bin Hammam mengundurkan diri dari pencalonan dan juga dikenai sanksi.
Itu berarti Blatter dipastikan terpilih lagi menjadi bos FIFA untuk empat tahun ke depan. (bbs/jpnn)