FINAL Liga Champions akan mempertemukan dua tim asal Jerman, Bayern Munchen yang telah memenangi empat trofi Liga Champions (1974, 1975, 1976 dan 2001) bakal ditantang jawara tahun 1997 Borussia Dortmund.
Tapi sebelum kedua tim berhadapan pada 25 Mei nanti di Sradion Wembley, malam ini keduanya akan saling jajal pada spieltag ke-32 Bundesliga Jerman di Signal Iduna Park.
Banyak yang berpendapat jika kedua tim tak mungkin mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Pasalnya, poin 84 yang telah dikumpulkan Die Rotten (julukan Bayern Munchen) tak mungkin disusul tim lain, karena Bundesliga hanya menyisakan tiga pertandingan lagi.
Ancaman cedera pemain ditengarai bakal membuat Juergen Klopp di kubu Die Borussen (julukan Dortmund) dan Jupp Heynckes di pihak Die Rotten menyimpan pemain terbaiknya.
“Tidak. Ini bukan semata menang dan kalah. Di sini ada kebanggan, dan itu yang kami cari pada pertandingan ini,” sanggah Juergen Klopp, pelatih Borussia Dortmund.
Klopp pantas berkata seperti itu, karena dirinya tak ingin disebut sebagai pecundang. Pasalnya, dalam semusim terakhir kedua tim telah bertemu sebanyak 3 kali. Dari pertemuan itu Bayern menang dua kali dan satu pertandingan lainnya berakhir imbang.
Kemenangan pertama diraih Die Rotten saat memenangi Piala Super Jerman yang berlangsung 12 Agustus 2012 lalu.
Kekalahan kedua dialami Die Borussen saat melawat ke Allianz Arena pada babak perempatfinal DFB Pokal yang digelar 27 Februari 2013. Kala itu satu gol Arjen Robben (43’) tak mampu dibalas anak-anak Dortmund.
Tapi ada satu pertandingan yang diyakini dapat membangkitkan motivasi skuad Die Borussen saat menjamu Die Rotten malam ini. Apa itu? Adalah hasil imbang 1-1, saat gol Tony Kros (67’) dibalas Mario Goetze (74’) kala kedua tim bertemu di Allianz Arena pada spieltag ke-15.
“Mereka (Bayern Munchen, Red) adalah juara musim ini. Mereka juga finalis DFB Pokal dan Liga Champions. Artinya, mereka adalah tim yang hebat. Tapi itu justru itu membuat kami termotivasi untuk mengalahkan mereka. Akan sangat membanggakan bila kami mampu melakukannya,” bilang Jurgen Klopp.
Memang, jika dilihat dari sisi histori pertemuan kedua tim, Die Rotten terlihat lebih dominant atas Borussen. Dari 92 pertemuan yang telah terjadi, Die Rotten menang sebanyak 41 kali, sedangkan Borussen menang 26 kali. Tapi jika pertandingan di gelar di markas Borussen, tim tuan rumah justru terlihat lebih superior karena memenangkan 17 pertandingan, sementara Die Rotten hanya menang 13 kali.
Menanggapi pertandingan yang akan berlangsung malam ini, pelatih Bayern Munchen Jupp Heynckes mengatakan bahwa jika boleh memilih, maka dirinya lebih memilih pertandingan ini ditiadakan. “Tapi itu tak mungkin. Kami harus tetap tampil dengan kemampuan terbaik, karena itulah karakter Bayern yang sebenarnya,” bilang Jupp Heynckes.
Terlepas dari hal itu, Heynckes pun tentunya masih ingat bahwa sejak dirinya bergabung dengan Die Rotten pada medio 2011 lalu, tak sekalipun dirinya membawa tim meraih kemenangan di Signal Iduna Park.
Terakkhir kali Die Rotten mencuri kemenangan di sana adalah pada 12 September 2009. Saat itu tim tamu menang dengan skor 5-1 lewat gol yang dicetak Mario Gómez (36′), Bastian Schweinsteiger (50′), Frank Ribéry (65′) dan Thomas Müller (78′, 88′), sementara itu satu-satunya gol bagi Dortmund dicetak oleh Mat Hummels.
Perlu diketahui bahwa kemenangan tadi merupakan kemenangan terbesar yang diraih Die Rotten atas Borussen sepanjang sejarah pertemuan kedua tim di kandang Dortmund, yang telah berlangsung terhitung sejak 12 Maret 1966.
Pertanyaannya, akankah kemenangan itu kembali terulang, atau justru tuan rumah yang kembali meraih kemenangan, seperti musim kompetisi lalu ketika satu gol Robert Lewandowski (77′) tak mampu disamakan Die Rotten? (*)