SUNGGUH beruntung UEFA memberikan match fee atau bonus partisipasi untik setiap kontestan di putaran final Euro 2012. Sebab, fee EUR 8 juta (Rp 92,5 miliar) tersebut sangat penting bagi kontestan seperti Yunani yang tengah dilanda masalah keuangan serius. Ya, krisis ekonomi dan finansial yang tengah melanda negeri para dewa tersebut berimbas terhadap persiapan Ethniki – sebutan Yunani- menyongsong Euro. Federasi Sepak Bola Yunani (HFF) sempat kesulitan mencari dana untuk membiayai pemusatan latihan dan dan laga-laga uji coba Ethniki.
Tidak hanya itu, HFF juga belum memberi kejelasan mengenai bonus Giorgos Karagounis dkk. Padahal, di edisi Euro sebelumnya, apalagi ketika juara pada 2004, bonus sangat royal dibagikan. Ada rumor yang menyebut uang saku pemain dipotong. yang akan bertanding di Piala Eropa 2012.
Namun, cairnya dana dari UEFA membuat HFF bisa bernapas lega. Hanya, kebijakan pertama Presiden HFF Sophocles Pilavios dalam memanfaatkan fee tersebut dikritik publik dan media Yunani. Itu karena Pilavios lebih memprioritaskan untuk menaikkan gaji pelatih Ethniki Fernando Santos dibandingkan memastikan bonus pemain.
Gaji Santos yang menggantikan Otto Rehhagel seusai Piala Dunia 2010 itu naik 45 persen menjadi EUR 600 ribu (Rp6,98 miliar) per tahun. “Kami pikir EUR 600 ribu setahun untuk gaji pelatih timnas masih mampu dipenuhi federasi. Saya justru merasa bersalah karena sebelum melatih Yunani, dia (Santos) hanya menerima gaji EUR 450 ribu,” ungkapnya kepada Goal.
Hanya, pernyataan Pilavios diragukan salah seorang anggota komite eksekutif (Exco) HFF Vasilis Hatziapostolou. Dia menyebut Pilavios berbohong dan meragukan dana yang diperoleh HFF berasal dari fee UEFA. Apalagi Pilavios dikenal sebagai pemimpin otoriter alias setiap kebijakan yang diambilnya tidak pernah dikonsultasikan dengan anggota Exco.
“Tidak pernah ada mekanisme voting dalam pengambilan keputusan dan setiap kebijakan yang salah bisa mempengaruhi persiapan timnas menuju Euro 2012,” kata Hatziapostolou kepada Athletiko Metropolis. (dns/jpnn)