Piala Dunia U-20 di Kolombia berlangsung pada 29 Juli-20 Agustus. Itu artinya, banyak pertandingan yang dihelat pada bulan Ramadan di mana umat muslim berpuasa. Bagaimana dengan pemain beragama Islam?
Hari pertama puasa biasanya terasa lebih berat. Penyebabnya, umat muslim yang menjalankan ibadah puasa masih beradaptasi. Namun, situasi itu bukan menjadi penghalang bagi timnas Mesir yang terjun di Piala Dunia U-20 di Kolombia.
Ketika melakoni laga kedua di grup E, lalu, pertandingan dimulai pada pukul 17.00 waktu setempat, di mana matahari belum juga terbenam. Otomatis, bagi para pemain yang berpuasa, mereka belum berbuka. Tapi itu bukan hambatan.
Faktanya, Mesir mampu merengkuh kemenangan 1-0 atas Panama di Estadio Metropolitano Roberto, Barranquilla. Mereka memastikan kemenangan lewat gol Ahmed Hegazi pada menit ke-67. Torehan tiga angka yang membuat mereka berada pada posisi kedua grup E dengan empat poin.
Nah, di Piala Dunia U-20 ini, bukan hanya Mesir saja yang memiliki banyak pemain beragama Islam. Masih ada Arab Saudi dan Nigeria yang tergabung di grup D, serta Mali di grup A. Sejumlah pemain mereka beragama Islam.
Nah, baik Mesir, Arab Saudi, dan Nigeria, sama-sama punya peluang untuk terus melaju ke babak berikutnya. Hanya, Mali yang peluangnya agak berat karena belum mendapatkan angka.
Dibanding para pemain Mesir dan Arab Saudi yang didominasi pemain beragama Islam dan berasal dari negara Islam, tantangan yang lebih berat datang dari pemain Nigeria. Di mana, skuadnya dihuni sebagian besar pemain bukan Islam.
Ya, hanya empat pemain Nigeria yang beragama Islam. Mereka adalah Ahmed Musa, Ramon Azeez, Ganiyu Ogungbe, dan Abduljaleel Ajagun. Sebagai umat muslim, mereka tetap menjalankan ibadahnya meski sedang menjalani tugas di timnas.
Nigeria melakoni pertandingan pertama pada 31 Juli, di mana puasa belum dimulai. Ketika itu mereka mampu membantai Guatemala lima gol tanpa balas.
Ketika latihan, sejumlah pemain Nigeria itu tetap menjalankan kewajiban mereka berpuasa. Beruntung, pada dua pertandingan tersisa melawan Kroasia dan Arab Saudi, mereka akan melakoninya pada malam hari, dua jam setelah berbuka puasa.
Para pemain yang bukan beragama Islam pun tetap menghormati keyakinan rekan-rekan mereka. Bahkan, kiper utama Nigeria Dami Paul dan Philemon Daniel yang beragama Kristen menilai puasa tidak mempengaruhi performa rekan-rekannya.
“Sama sekiali tidak mempengaruhi performa mereka. Mereka tetap mampu berlatih dengan baik dan bermain dengan kekuatan yang sama seperti hari-hari biasanya. Mereka punya cara mengatasinya,” bilang Paul, seperti dikutip KickOff Nigeria.
Perdebatan soal pemain profesional dan puasa sudah menjadi bahasan lama. Dua musim lalu, Jose Mourinho saat di Inter, pernah menyoal puasa Sulley Ali Muntari karena dianggap mengganggu kinerjanya sebagai pemain profesional. (ham/jpnn)