25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Spirit 87

Paris-Konflik internal pemain, perseteruan pemain dan pelatih, dan penampilan buruk berakhir memalukan bagi Prancis di Piala Dunia 2010. Les Blues mendapatkan cemoohan pendukungnya karena hanya menempati posisi juru kunci gup A waktu itu.

Kondisi tersebut membuat Prancis berbenah. Pelatih Raymond Domenech dipecat dan digantikan Laurent Blanc. Peremajaan skuad dilakukan. Kekuatan Prancis saat ini bertumpu pada pemain muda kelahiran 1987.

Samir Nasri memimpin generasi ‘87 pemenang Piala Eropa U-17 2004 di kandang sendiri. Selain, Nasri generasi 87 yang menjadi tulang punggung Prancis saat ini adalah Hatem Ben Arfa (Newcastle United), Karim Benzema (Real Madrid), serta Jeremy Menez dan Blaise Matuidi (PSG).

Saat itu, Nasri dan Ben Arfa membangun pola serangan yang menakutkan. Mereka menggulung Spanyol yang diperkuat Cesc Fabregas dan Gerard Pique di partai grand final dengan skor 2-1.

Saat itu, Nasri mencetak gol kemenangan pada menit 79. Sebelumnya gol menit pertama Kevin Constant (memilih membela timas Guinea) disamakan Pique pada menit 63.

“Itu adalah salah satu memori terindah saya. Saya tidak akan menikmati hal yang lebih menyenangkan ketimbang saat itu,” ucap Nasri mengingat momentum juara Eropa U-17 seperti dilansir situs resmi UEFA.
“ Kami sangat bagus. Kami bisa terkoneksi meski dengan mata terpejam. Saya kira kami sedang bermain di PlayStation,” imbuh pemain Manchester  City itu.

Pada kejuaraan itu Nasri mencetak dua gol. Sedangkan Ben Arfa menjadi top scorer turnamen dengan tiga gol dalam lima pertandingan. Pelatih Philippe Bergeroo bahkan menyebut kombinasi Nasri dan Ben Arfa di timnas junior Prancis sangat fenomenal.

“Mereka sangat percaya diri. Mereka tidak arogan. Mereka memang ditakdirkan untuk menjadi juara,” kenang Bergeroo.
“Sebelum final, saya ingat Nasri berkata kepada saya. “Jangan khawatir Coach, trofi itu akan menjadi milik kita,” imbuhnya.

Pelatih Laurent Blanc tak menyangkal bahwa kekuatan utama timnya terletak pada generasi 87. Tidak hanya soal skill dan kapasitas permainan tetapi juga mentalitas juara. “Kami beruntung memiliki mereka. Mereka sangat berbakat,” ucap Blanc

Blanc semakin terkagum-kagum dengan kemampuan anak asuhnya setelah kemarin (6/6) menang besar dengan skor 4-0 atas Estonia. Empat gol bagi Prancis dilesakkan Frank Ribery (24’ dan 47’) Karim Benzema (37’) dan Jeremy Menez (90’).

“Kami harus tetap konsentrasi. Kami telah membukukan tiga kemenangan bagus di laga ujicoba, sekarang kami akan memasuki inti dari perkaranya,” bilang Karim Benzema, striker Prancis.
“Kami memiliki grup yang ketat dan aku berharap kami akan melanjutkan penampilan seperti ini,” harap striker asal Real Madrid itu. (nur/jpnn)

Paris-Konflik internal pemain, perseteruan pemain dan pelatih, dan penampilan buruk berakhir memalukan bagi Prancis di Piala Dunia 2010. Les Blues mendapatkan cemoohan pendukungnya karena hanya menempati posisi juru kunci gup A waktu itu.

Kondisi tersebut membuat Prancis berbenah. Pelatih Raymond Domenech dipecat dan digantikan Laurent Blanc. Peremajaan skuad dilakukan. Kekuatan Prancis saat ini bertumpu pada pemain muda kelahiran 1987.

Samir Nasri memimpin generasi ‘87 pemenang Piala Eropa U-17 2004 di kandang sendiri. Selain, Nasri generasi 87 yang menjadi tulang punggung Prancis saat ini adalah Hatem Ben Arfa (Newcastle United), Karim Benzema (Real Madrid), serta Jeremy Menez dan Blaise Matuidi (PSG).

Saat itu, Nasri dan Ben Arfa membangun pola serangan yang menakutkan. Mereka menggulung Spanyol yang diperkuat Cesc Fabregas dan Gerard Pique di partai grand final dengan skor 2-1.

Saat itu, Nasri mencetak gol kemenangan pada menit 79. Sebelumnya gol menit pertama Kevin Constant (memilih membela timas Guinea) disamakan Pique pada menit 63.

“Itu adalah salah satu memori terindah saya. Saya tidak akan menikmati hal yang lebih menyenangkan ketimbang saat itu,” ucap Nasri mengingat momentum juara Eropa U-17 seperti dilansir situs resmi UEFA.
“ Kami sangat bagus. Kami bisa terkoneksi meski dengan mata terpejam. Saya kira kami sedang bermain di PlayStation,” imbuh pemain Manchester  City itu.

Pada kejuaraan itu Nasri mencetak dua gol. Sedangkan Ben Arfa menjadi top scorer turnamen dengan tiga gol dalam lima pertandingan. Pelatih Philippe Bergeroo bahkan menyebut kombinasi Nasri dan Ben Arfa di timnas junior Prancis sangat fenomenal.

“Mereka sangat percaya diri. Mereka tidak arogan. Mereka memang ditakdirkan untuk menjadi juara,” kenang Bergeroo.
“Sebelum final, saya ingat Nasri berkata kepada saya. “Jangan khawatir Coach, trofi itu akan menjadi milik kita,” imbuhnya.

Pelatih Laurent Blanc tak menyangkal bahwa kekuatan utama timnya terletak pada generasi 87. Tidak hanya soal skill dan kapasitas permainan tetapi juga mentalitas juara. “Kami beruntung memiliki mereka. Mereka sangat berbakat,” ucap Blanc

Blanc semakin terkagum-kagum dengan kemampuan anak asuhnya setelah kemarin (6/6) menang besar dengan skor 4-0 atas Estonia. Empat gol bagi Prancis dilesakkan Frank Ribery (24’ dan 47’) Karim Benzema (37’) dan Jeremy Menez (90’).

“Kami harus tetap konsentrasi. Kami telah membukukan tiga kemenangan bagus di laga ujicoba, sekarang kami akan memasuki inti dari perkaranya,” bilang Karim Benzema, striker Prancis.
“Kami memiliki grup yang ketat dan aku berharap kami akan melanjutkan penampilan seperti ini,” harap striker asal Real Madrid itu. (nur/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/