27.8 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Efek Yoyo

Stoke City vs Chelsea

24 jam setelah Juventus melumat Chelsea dengan skor 3-0 di pentas Liga Champions, tepatnya pada 22 November, sang owner Roman Abramovich langsung menunjuk Rafael Benitez menempati posisi Roberto di Matteo yang dipecat usai laga yang berlangsung di Kota Turin tersebut.

Asa untuk bangkit langsung membayang di mata Abramovich. Apalagi, tiga hari setelah penunjukannya,  Rafael Benitez mampu membawa The Blues menahan imbang tanpa gol juara musim lalu Manchester City. Hasil imbang juga didapat pada laga keduanya saat menjamu Fulham di Stamford Bridge.

Alih-alih meraih kemenangan, pada laga ketiganya Rafael Benitez justru harus menanggung malu saat kalah 1-3 dari West Ham United. Untungnya setelah itu The Blues bangkit dengan meraih tiga kemenangan beruntun, masing-masing atas  Nordsjælland (6-1), Sunderland (3-1) dan Monterrey (3-1).

Namun ternyata, tiga kemenangan beruntun tadi belum mampu menggambarkan kehebatan Rafa. Batapa tidak, pada laga berikutnya, yakni di partai final kejuaraan antarklub dunia, The Blues kembali takluk dengan skor 0-1 atas Corinthians.
Seperti permainan yoyo, penampilan The Blues memang kerap naik turun pascaditangani Rafael Benitez. Lihatlah, usai dibekuk wakil dari Brasil tadi, The Blues kembali tampil impresif dengan meraih empat kemenangan beruntun, sebelum akhirnya kembali takluk atas tim kacangan QPR (0-1) dan Swansea (0-2).

“Banyak yang harus dibenahi dalam tim ini. Beruntung para pemain masih memiliki etos kerja yang baik. Semua pemain rela berkerja keras demi kemenangan. Jikapun kami gagal (kalah), itu karena kami kurang beruntung. Lihatlah bagaimana kami mendominasi permainan atas QPR dan Swansea,” kilah Rafael Benitez, tactician Chelsea.

“Pemain masih memiliki ambisi untuk berlaga di pentas Liga Champions musim depan. Artinya, mereka menginginkan kemenangan pada setiap pertandingan, sehingga peluang untuk itu tetap terbuka,” tambahnya.
Memang, saat ini Chelsea telah berada di kelompok empat besar dengan poin 38. Hanya saja, posisi itu belum benar-benar aman, karena Everton yang menempati peringkat ke-5 hanya terpaut dua angka dari The Blues.
Artinya, jika The Toffes (julukan Everton) mampu menjinakkan Swansea, maka poin The Blues akan terlewati. Karenanya, tak ada jalan lain bagi Rafael Benitez kecuali membawa timnya meraih kemenangan saat bertandang ke markas Stoke City yang berlangsung di Britannia Stadium, malam ini.

Jangan pernah meremehkan The Potters (julukan Stoke City). Meski tim ini hanya menempati peringkat sepuluh dan tak pernah menang atas The Blues selama 37 tahun, plus bakal tampil tanpa dua pemain bintangnya Mark Wilson dan Rory Delap, namun di musim ini tim besutan Tony Pulis tak pernah kalah pada sepuluh pertandingan kandang.
“Kami beruntung karena memiliki masa recovery selama sepekan pascabermain imbang lawan Crystal Palace di ajang FA Cup. Bandingkan dengan mereka yang baru saja terkuras tenaganya saat menjamu Swansea di pentas Capital One. Kami akan manfaatkan situasi ini untuk meraih kemenangan,” tandas Tony Pulis.

Nah, dengan kondisi seperti ini masih pantaskan Rafael Benitez berharap efek yoyo, dengan berharap pemainnya bangkit setelah kemarin dibenam Swansea?
Atau, setidaknya The Blues berusaha mempertahankan tradisi tak terkalahkan selama 37 tahun atas The Potters, sembari mengintip peluang untuk meraih kemenangan ke-14 di Britannia Stadium, saat mana jumlah kemenangan itu juga menjadi incaran kubu The Potters. (*)

Stoke City vs Chelsea

24 jam setelah Juventus melumat Chelsea dengan skor 3-0 di pentas Liga Champions, tepatnya pada 22 November, sang owner Roman Abramovich langsung menunjuk Rafael Benitez menempati posisi Roberto di Matteo yang dipecat usai laga yang berlangsung di Kota Turin tersebut.

Asa untuk bangkit langsung membayang di mata Abramovich. Apalagi, tiga hari setelah penunjukannya,  Rafael Benitez mampu membawa The Blues menahan imbang tanpa gol juara musim lalu Manchester City. Hasil imbang juga didapat pada laga keduanya saat menjamu Fulham di Stamford Bridge.

Alih-alih meraih kemenangan, pada laga ketiganya Rafael Benitez justru harus menanggung malu saat kalah 1-3 dari West Ham United. Untungnya setelah itu The Blues bangkit dengan meraih tiga kemenangan beruntun, masing-masing atas  Nordsjælland (6-1), Sunderland (3-1) dan Monterrey (3-1).

Namun ternyata, tiga kemenangan beruntun tadi belum mampu menggambarkan kehebatan Rafa. Batapa tidak, pada laga berikutnya, yakni di partai final kejuaraan antarklub dunia, The Blues kembali takluk dengan skor 0-1 atas Corinthians.
Seperti permainan yoyo, penampilan The Blues memang kerap naik turun pascaditangani Rafael Benitez. Lihatlah, usai dibekuk wakil dari Brasil tadi, The Blues kembali tampil impresif dengan meraih empat kemenangan beruntun, sebelum akhirnya kembali takluk atas tim kacangan QPR (0-1) dan Swansea (0-2).

“Banyak yang harus dibenahi dalam tim ini. Beruntung para pemain masih memiliki etos kerja yang baik. Semua pemain rela berkerja keras demi kemenangan. Jikapun kami gagal (kalah), itu karena kami kurang beruntung. Lihatlah bagaimana kami mendominasi permainan atas QPR dan Swansea,” kilah Rafael Benitez, tactician Chelsea.

“Pemain masih memiliki ambisi untuk berlaga di pentas Liga Champions musim depan. Artinya, mereka menginginkan kemenangan pada setiap pertandingan, sehingga peluang untuk itu tetap terbuka,” tambahnya.
Memang, saat ini Chelsea telah berada di kelompok empat besar dengan poin 38. Hanya saja, posisi itu belum benar-benar aman, karena Everton yang menempati peringkat ke-5 hanya terpaut dua angka dari The Blues.
Artinya, jika The Toffes (julukan Everton) mampu menjinakkan Swansea, maka poin The Blues akan terlewati. Karenanya, tak ada jalan lain bagi Rafael Benitez kecuali membawa timnya meraih kemenangan saat bertandang ke markas Stoke City yang berlangsung di Britannia Stadium, malam ini.

Jangan pernah meremehkan The Potters (julukan Stoke City). Meski tim ini hanya menempati peringkat sepuluh dan tak pernah menang atas The Blues selama 37 tahun, plus bakal tampil tanpa dua pemain bintangnya Mark Wilson dan Rory Delap, namun di musim ini tim besutan Tony Pulis tak pernah kalah pada sepuluh pertandingan kandang.
“Kami beruntung karena memiliki masa recovery selama sepekan pascabermain imbang lawan Crystal Palace di ajang FA Cup. Bandingkan dengan mereka yang baru saja terkuras tenaganya saat menjamu Swansea di pentas Capital One. Kami akan manfaatkan situasi ini untuk meraih kemenangan,” tandas Tony Pulis.

Nah, dengan kondisi seperti ini masih pantaskan Rafael Benitez berharap efek yoyo, dengan berharap pemainnya bangkit setelah kemarin dibenam Swansea?
Atau, setidaknya The Blues berusaha mempertahankan tradisi tak terkalahkan selama 37 tahun atas The Potters, sembari mengintip peluang untuk meraih kemenangan ke-14 di Britannia Stadium, saat mana jumlah kemenangan itu juga menjadi incaran kubu The Potters. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/