SEBELUM Mario Balotelli datang, striker andalan AC Milan adalah Stephan El Shaarawy. Gol-golnya kerap mengamankan tiga angka untuk Milan. Belakangan, mesin gol beralih ke Balotelli, dan petaka bagi Firaun Kecil pun datang.
Sejak Januari, saat Super Mario tiba dari Manchester City, Balotelli tak butuh waktu lama untuk nyetel dengan permainan Milan.
Gol-golnya datang dan menjanjikan kemenangan bagi Milan.
Buntutnya, Milan yang sempat terpuruk kembali terangkat ke peringkat tiga klasemen sementara di bawah Juventus dan Napoli.
Di sisi berseberangan, Shaarawy malah tak mencetak gol. Pemain berdarah Mesir itu sudah puasa gol cukup lama.
Sepanjang 2013, Shaarawy bahkan hanya bikin satu gol. Banyak pihak yang lantas mengkritiknya, terutama media-media olahraga Italia. Bahkan gosip keduanya tak akur dikemukakan.
“Pertemanan saya dengan Mario lahir secara alami. Segera setelah kami bertemu,” tegas El Shaarawy dilansir Goal.
“Orang yang mengatakan Mario dan saya seperti dua kutub berlawanan adalah salah, itu hanya temuan jurnalis. Mario tidak seperti apa yang terlihat di media.
Dia tipe sederhana, sama seperti saya,” beber pemain 20 tahun itu.
Jadi, saat melawan Roma dini hari nanti, Milan keduanya kemungkinan besar masih akan dipasangkan bersama.
Dan bukan tak mungkin Shaarawy kembali mencetak gol.
Di sisi lain, Pelatih AS Roma Aurelio Andreazzoli sedang tidak enak makan. Kritik media sangat pedas kepadanya pasca kalah di kandang sendiri dari Chievo Verona medio pekan lalu.
Ia mengibaratkan dirinya sebagai orang yang diagung-agungkan sebagai pahlawan usai timnya mengalahkan Fiorentina 1-0 akhir pekan lalu, kemudian menjadi seorang nol besar begitu timnya ditumbangkan Chievo.
“Hari Senin saya adalah fenomena, namun pada Selasa saya adalah seorang idiot,” katanya seperti dilansir Football Italia.
Dan tekanan jelas berpihak kepadanya, terlebih laga kontra Milan akan dilakoni di San Siro. Di pertemuan sebelumnya musim ini, Roma sukses memperdaya Milan dengan skor cukup menjanjikan 4-2. Hal itu jelas jadi motivasi tuan rumah untuk melancarkan balas dendam. Terlebih bagi Milan, mereka sangat membutuhkan angka penuh demi satu tiket tersisa ke Liga Champions musim depan.
Sama halnya dengan Roma yang berjuang demi posisi lebih baik. (ful)