30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

City Party

MANCHESTER- Pesta itu milik Manchester City. Klub besutan Manuel Pelegrini ini akhirnya berhasil mengunci gelar juara Premier Leaguen
musim 2013-2014. Dan pesta perayaan oleh pendukung The Citizen pun digelar di sepanjang jalan dan di bar-bar kota Manchester.

Gelar itu diraih setelah The Citizen berhasil menaklukkan tamunya West Ham United 2-0 (1-0) di Stadion Etihad, tadi malam.

ANGKAT TROPI:  Kapten Manchester City Vincent Kompany bersama pemain lainnya mengangkat tropi English Premier League setelah timnya menumbangkan West Ham United 2-0 di Etihad Stadium, tadi malam.
ANGKAT TROPI: Kapten Manchester City Vincent Kompany bersama pemain lainnya mengangkat tropi English Premier League setelah timnya menumbangkan West Ham United 2-0 di Etihad Stadium, tadi malam.

Pada laga lainnya di Anfield, Liverpool yang menjadi pesaing dekat City juga berhasil meraih poin maksimal. The Reds-julukan Liverpool sukses mengalahkan tamunya Newcastle United 2-1. Namun, kemenangan itu tak cukup bagi The Reds untuk menggeser posisi City di puncak klasemen. City tetap bertengger di puncak klasemen akhir Premier League dengan koleksi 86 poin atau unggul dua poin dari Liverpool.

Prestasi yang diraih City musim ini tergolong fenomenal. Pasalnya, dari empat tim papan atas Premier League, hanya The Citizens-julukan City yang paling pendek durasi waktunya bertengger di puncak klasemen. Total, City hanya 14 hari berada di singgasana klasemen.  City juga menorehkan catatan produktivitas gol yang menawan. Hingga pekan terakhir tadi malam mereka telah menorehkan 102 gol. City pun menjadi tim kedua yang bisa mencetak lebih dari 100 gol dalam satu musim Premier League. Tim pertama yang melakukannya adalah Chelsea pada musim 2009-2010. Ketika itu The Blues-julukan Chelsea mencetak 103 gol.

“Kami tak kecewa karena gagal menyamai bahkan melewati rekor Chelsea. Tapi, kami puas dengan gelar yang kami raih malam ini (tadi malam),” tandas Vincent Kompany, Kapten City di situs resmi klub.

City sudah berusaha untuk menyempurnakan pesta juara mereka dengan raihan rekor gol. Buktinya, mereka tetap menurunkan formasi terbaik dan mendominasi penguasaan bola hingga 68 persen. Sergio Aguero yang kondisinya belum fit, tetap diturunkan oleh pelatih Manuel Pellegrini. Namun, West Ham yang sudah tak punya target apa pun di laga terakhir ini, ternyata tetap memberikan perlawanan ketat.

City baru bisa memecah kebuntuan pada menit ke-39 melalui tendangan keras Samir Nasri. Gol ini membuat pendukung City bersorak.  City semakin mendekati gelar setelah Vincent Kompany menambah keunggulan di menit ke-49.

Nah, ketika wasit Martin Atkinson meniup peluit akhir, spontan para pendukung City menyerbu ke tengah lapangan.  Mereka berbaur dengan Kompany dkk untuk merayakan pesta juara.

“Atmosfer di kamar ganti sangat fantastis tahun ini. Kami sempat tertinggal beberapa poin.  Namun, kami selalu percaya bahwa kami bisa meraihnya (juara),” cetus Nasri kepada Sky Sports. “Pertandingan Chelsea di kandang Liverpool adalah titik kebangkitan kami,” lanjut pemain timnas Prancis itu.

Jika pendukung City di Etihad berpesta, suasana di Anfield justru sebaliknya. Suporter Liverpool hanya bisa tertunduk lesu ketika mendengar City sudah unggul 2-0.  Kemenangan 2-1 atas Newcastle pun terasa sia-sia karena mereka tetap tertinggal dua poin dari City. Pendukung Liverpool makin kecewa ketika sebuah banner yang di bawa pesawat melintas di atas Stadion Anfield. Banner itu bertuliskan United 20-Gerrard 0.  Menilik pesan yang tertulis dalam banner tersebut, sudah jelas pelakunya adalah pendukung Manchester United. Mereka mengejek Gerrard yang tak pernah meraih gelar Premier League sepanjang karirnya. (bas/jpnn)

Krisis Pemain Inggris

SUKSES Manchester City meraih gelar Premier League musim 2013-2014 justru mengundang keprihatinan Greg Dyke. Pria yang menjabat sebagai Ketua Asoasiasi Sepak Bola Inggris (FA) itu prihatin dengan minimnya pemain asli Inggris di skuad City.  Bahkan, saat City menaklukkan West Ham United di laga penentuan gelar tadi malam, hanya kiper Joe Hart satu-satunya pemain pribumi yang masuk skuad inti.  Sementara di bangku cadangan hanya ada dua nama, yakni Joleon Lescott dan James Milner.

“Sebetulnya, ini adalah kompetisi terhebat tahun ini. Saya pikir perjalanan Premier League musim ini sungguh brilian,” kata Dyke kepada Daily Mail kemarin.

“Namun, hanya dua pemain Inggris yang bermain regular di skuad City, dan hanya dua atau tiga pemain di Chelsea.  Musim depan pun tampaknya juga tak akan banyak dan itu cukup menyedihkan,” sesalnya.

Sebaliknya, Dyke justru memuji Liverpool yang lebih sering memainkan pemain asal Inggris. Rata-rata di setiap pertandingan ada enam pemain pribumi yang menghuni skuad inti tim asuhan Brendan Rodgers tersebut. Steven Gerrard, Daniel Sturridge, Raheem Sterling dan Jordan Henderson bahkan menjadi langganan di skuad inti. Keempatnya pun masuk dalam proyeksi timnas Inggris di Piala Dunia 2014.

“Fenomena Liverpool musim ini sangat menarik dengan tiga, empat atau lima pemain Inggris dan itu kabar baik bagi Roy Hodgson (pelatih timnas Inggris). Itu kabar baik untuk Piala Dunia di Brasil,” ujarnya.

Dyke mengeluhkan kepedulian para owner klub terhadap sisi pembinaan dan pembangunan akademi untuk para pemain muda. Makin gencarnya industri, ternyata makin mengurangi kepedulian para owner pada program jangka panjang tersebut.

“Angka-angka yang kami hasilkan menunjukkan bahwa empat klub teratas di Premier League menunjukkan rata-rata penurunan penampilan pemain lokal. Jika musim lalu 29 persen pemain Inggris menjadi starter, musim ini turun menjadi 23 persen. Saya pikir kami harus khawatir tentang itu,” keluhnya. (ady/bas/jpnn)

MANCHESTER- Pesta itu milik Manchester City. Klub besutan Manuel Pelegrini ini akhirnya berhasil mengunci gelar juara Premier Leaguen
musim 2013-2014. Dan pesta perayaan oleh pendukung The Citizen pun digelar di sepanjang jalan dan di bar-bar kota Manchester.

Gelar itu diraih setelah The Citizen berhasil menaklukkan tamunya West Ham United 2-0 (1-0) di Stadion Etihad, tadi malam.

ANGKAT TROPI:  Kapten Manchester City Vincent Kompany bersama pemain lainnya mengangkat tropi English Premier League setelah timnya menumbangkan West Ham United 2-0 di Etihad Stadium, tadi malam.
ANGKAT TROPI: Kapten Manchester City Vincent Kompany bersama pemain lainnya mengangkat tropi English Premier League setelah timnya menumbangkan West Ham United 2-0 di Etihad Stadium, tadi malam.

Pada laga lainnya di Anfield, Liverpool yang menjadi pesaing dekat City juga berhasil meraih poin maksimal. The Reds-julukan Liverpool sukses mengalahkan tamunya Newcastle United 2-1. Namun, kemenangan itu tak cukup bagi The Reds untuk menggeser posisi City di puncak klasemen. City tetap bertengger di puncak klasemen akhir Premier League dengan koleksi 86 poin atau unggul dua poin dari Liverpool.

Prestasi yang diraih City musim ini tergolong fenomenal. Pasalnya, dari empat tim papan atas Premier League, hanya The Citizens-julukan City yang paling pendek durasi waktunya bertengger di puncak klasemen. Total, City hanya 14 hari berada di singgasana klasemen.  City juga menorehkan catatan produktivitas gol yang menawan. Hingga pekan terakhir tadi malam mereka telah menorehkan 102 gol. City pun menjadi tim kedua yang bisa mencetak lebih dari 100 gol dalam satu musim Premier League. Tim pertama yang melakukannya adalah Chelsea pada musim 2009-2010. Ketika itu The Blues-julukan Chelsea mencetak 103 gol.

“Kami tak kecewa karena gagal menyamai bahkan melewati rekor Chelsea. Tapi, kami puas dengan gelar yang kami raih malam ini (tadi malam),” tandas Vincent Kompany, Kapten City di situs resmi klub.

City sudah berusaha untuk menyempurnakan pesta juara mereka dengan raihan rekor gol. Buktinya, mereka tetap menurunkan formasi terbaik dan mendominasi penguasaan bola hingga 68 persen. Sergio Aguero yang kondisinya belum fit, tetap diturunkan oleh pelatih Manuel Pellegrini. Namun, West Ham yang sudah tak punya target apa pun di laga terakhir ini, ternyata tetap memberikan perlawanan ketat.

City baru bisa memecah kebuntuan pada menit ke-39 melalui tendangan keras Samir Nasri. Gol ini membuat pendukung City bersorak.  City semakin mendekati gelar setelah Vincent Kompany menambah keunggulan di menit ke-49.

Nah, ketika wasit Martin Atkinson meniup peluit akhir, spontan para pendukung City menyerbu ke tengah lapangan.  Mereka berbaur dengan Kompany dkk untuk merayakan pesta juara.

“Atmosfer di kamar ganti sangat fantastis tahun ini. Kami sempat tertinggal beberapa poin.  Namun, kami selalu percaya bahwa kami bisa meraihnya (juara),” cetus Nasri kepada Sky Sports. “Pertandingan Chelsea di kandang Liverpool adalah titik kebangkitan kami,” lanjut pemain timnas Prancis itu.

Jika pendukung City di Etihad berpesta, suasana di Anfield justru sebaliknya. Suporter Liverpool hanya bisa tertunduk lesu ketika mendengar City sudah unggul 2-0.  Kemenangan 2-1 atas Newcastle pun terasa sia-sia karena mereka tetap tertinggal dua poin dari City. Pendukung Liverpool makin kecewa ketika sebuah banner yang di bawa pesawat melintas di atas Stadion Anfield. Banner itu bertuliskan United 20-Gerrard 0.  Menilik pesan yang tertulis dalam banner tersebut, sudah jelas pelakunya adalah pendukung Manchester United. Mereka mengejek Gerrard yang tak pernah meraih gelar Premier League sepanjang karirnya. (bas/jpnn)

Krisis Pemain Inggris

SUKSES Manchester City meraih gelar Premier League musim 2013-2014 justru mengundang keprihatinan Greg Dyke. Pria yang menjabat sebagai Ketua Asoasiasi Sepak Bola Inggris (FA) itu prihatin dengan minimnya pemain asli Inggris di skuad City.  Bahkan, saat City menaklukkan West Ham United di laga penentuan gelar tadi malam, hanya kiper Joe Hart satu-satunya pemain pribumi yang masuk skuad inti.  Sementara di bangku cadangan hanya ada dua nama, yakni Joleon Lescott dan James Milner.

“Sebetulnya, ini adalah kompetisi terhebat tahun ini. Saya pikir perjalanan Premier League musim ini sungguh brilian,” kata Dyke kepada Daily Mail kemarin.

“Namun, hanya dua pemain Inggris yang bermain regular di skuad City, dan hanya dua atau tiga pemain di Chelsea.  Musim depan pun tampaknya juga tak akan banyak dan itu cukup menyedihkan,” sesalnya.

Sebaliknya, Dyke justru memuji Liverpool yang lebih sering memainkan pemain asal Inggris. Rata-rata di setiap pertandingan ada enam pemain pribumi yang menghuni skuad inti tim asuhan Brendan Rodgers tersebut. Steven Gerrard, Daniel Sturridge, Raheem Sterling dan Jordan Henderson bahkan menjadi langganan di skuad inti. Keempatnya pun masuk dalam proyeksi timnas Inggris di Piala Dunia 2014.

“Fenomena Liverpool musim ini sangat menarik dengan tiga, empat atau lima pemain Inggris dan itu kabar baik bagi Roy Hodgson (pelatih timnas Inggris). Itu kabar baik untuk Piala Dunia di Brasil,” ujarnya.

Dyke mengeluhkan kepedulian para owner klub terhadap sisi pembinaan dan pembangunan akademi untuk para pemain muda. Makin gencarnya industri, ternyata makin mengurangi kepedulian para owner pada program jangka panjang tersebut.

“Angka-angka yang kami hasilkan menunjukkan bahwa empat klub teratas di Premier League menunjukkan rata-rata penurunan penampilan pemain lokal. Jika musim lalu 29 persen pemain Inggris menjadi starter, musim ini turun menjadi 23 persen. Saya pikir kami harus khawatir tentang itu,” keluhnya. (ady/bas/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/