TUAN rumah Manchester City akhirnya sukses mengalahkan tamunya QPR dengan skor 3-2 pada laga penuh drama yang berlangsung di Etthad Stadium, kemarin (13/5) malam.
Pada laga itu tim tamu QPR yang bermain dengan sepuluh pemain akibat Joey Barton dikartu merah wasit, sempat memimpin dengan skor 2-1 ketika pertandingan memasuki menit-menit akhir. Dua gol bagi tim tamun dilesakkan Djibril Cisse (48’) guna menyamakan kedudukan menjadi 1-1 akibat gol pertama Manchester City yang dicetak Pablo Zabaletta sembilan menit sebelumnya. Namun pada menit ke-66 Jamie Mackie menambah keunggulan tim tamu menjadi 2-1.
Drama pertandingan inipun tercipta ketika memasuki masa injury time. Tertinggal 1-2 membuat seluruh pemain City mengurung pertahanan QPR. Hasilnya, beberapa saat memasuki masa injury time Edin Dzeko membobol gawang QPR untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Dua menit berselang, Kun Aguero membuat public Ettihad Stadium bersorak setelah tendangannya dari sisi kanan pertahanan QPR tak mampu dihempang kiper QPR Patrick Kenny sehingga berubahlah skor menjadi 3-2 untuk keunggulan City.
Dengan hasil ini maka City sukses merengkuh tropi ketiganya di ajang Premier League (sebelumnya pernah juara pada tahun 1937 dan 1968), meski di tempat terpisah pesaingnya Manchester United juga menang dengan skor 1-0 atas tuan rumah Sunderland.
Namun kemenangan itu menjadi sia-sia karena selisih gol yang dimiliki City lebih bagus (93-29) dibanding selisih gol milik United (89-33), sehingga City berhak menggelar pesta ke-22, karena sebelumnya tim ini telah 21 kali mengangkat tropi di semua ajang yang mereka ikuti (Berita Sumut Pos Edisi Minggu 13 Mei Hal. 9 Judul Pesta ke-22).
Manajer Manchester City Roberto Mancini menyatakan timnya memang pantas meraih gelar Liga Primer Inggris ketimbang Manchester United, karena menurut manajer asal Italia itu, timnya memainkan sepakbola yang lebih baik.
“Saya kira tim yang menang pantas juara. Kami jelas 100 persen memainkan sepak bola yang lebih baik,” tutur Mancini.
Menanggapi penampilan timnya yang sempat mengalami kebuntuan menembus pertahanan QPR, Mancio (panggilan aktrab Roberto Mancini) mengatakan tak mungkin bagi sebuah tim mampu terus mempertahankan performa terbaiknya.
“Seperti tim-tim lainnya, tidak mungkin bermain baik setiap pertandingan. Namun saya kira kami bermain baik selama enam bulan dan bagi saya penampilan kami yang terbaik di Liga Primer. Jadi kami pantas juara,” katanya.
Ya, meski menurut Mancio penampilan timnya tidak dalam performa terbaik namun fakta membuktikan bahwa pada pertandingan kemarin The Citizens benar-benar mendominasi lawannya.
Ini bisa dilihat dari jumlah tendangan mengarah ke gawang yang dilepaskan pemain City berjumlah 44 kali, atau unggul jauh atas tendangan pemain QPR yang hanya tiga kali.
Dominasi lainnya juga diperlihatkan ketika City 19 kali mendapatkan sepak pojok, sementara QPR tak sekalipun melakukannya. Jadi, wajarlah jika kali ini City yang menguasai penguasaan bola sebanyak 81 persen berbanding 19 persen miliki QPR merengkuh kemenangan ke-14 nya atas QPR, atau unggul satu kali lebih banyak atas jumlah kemenangan QPR atas City. Yang artinya, The Citizens menjadi tim yang mampu memutus dominasi Manchester United yang dalam dua tahun terakhir selalu menjadi yang terbaik di ajang Premier League. (jun/bbs)