31 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Show Time

Pergantian pelatih dari Mano Menezes ke Luiz Felipe Scolari akhir tahun lalu memancing reaksi pro dan kontra. Menezes memang belum memuaskan, tetapi layak diberi waktu karena persiapan turnamen masih dapat dikejar.

Di tangan Scolari, Brasil tertatih-tatih di sejumlah laga uji coba sebelum akhirnya memungkas persiapan Piala Konfederasi dengan membekuk Prancis 3-0.

Di atas lapangan, Brasil menghadapi tantang serius. Dua tamu Eropa, Spanyol dan Italia, datang dengan kekuatan terbaik. Sementara, tetangga mereka yang pernah menyebabkan tragedi Maracana, Uruguay, ikut hadir. Tiga tim lain merupakan langganan Piala Dunia, yaitu Jepang, Meksiko, dan Nigeria. Satu tim lain merupakan tim debutan yang kekuatannya tidak banyak dikenal, Tahiti.

Beruntung, menatap laga ini para pemain Brasil mendapat suntikan moral yang membubung pascameraih kemenangan 3-0 saat menjamu tim kuat Prancis, pada beberapa hari lalu.

Betapa tidak, kemenangan atas Les Bleus itu adalah yang pertama pada 21 tahun terakhir.  Dan ini dianggap sebagai modal yang cukup baik untuk meraih trofi keempat di pentas Piala Konfederasi, setelah sebelumnya menjadi yang terbaik pada 1997, 2005 dan 2009.
Di sisi lain, jika dilihat dari lawan-lawan yang akan dihadapi di grup A, Jepang bisa dianggap sebagai lawan yang paling lemah, karena dua kontestan lainnya adalaj Italia dan Meksiko yang notabene memiliki sejarah untuk menyulitkan Selecao.

“Kami memiliki segalanya. Tim yang bagus serta fanatiknya dukungan fans yang akan datang ke stadion. Ini menjadi modal yang sangat baik bagi kami,” bilang Luis Felipe Scolari, pelatih timnas Brasil.

Hal senada juga diungkapkan oleh rising star Neymar. Menurut pemain yang baru bergabung dengan Barcelona itu, timnya memenuhi persyaratan untuk menjadi yang terbaik.

“Adakah yang meragukan tim ini? Saya tak ragu, meski saya pun belum menemukan permainan terbaik. Tapi saya yakin, seiring perjalanan waktu kami menuju ke sana (meraih penampilan terbaik),” bilang Neymar.

“Terlepas dari apakah saya mencetak gol atau tidak, yang tak berarti apa-apa, saya bangga menjadi bagian dari skuat Brasil, dan kebanggan itu yang akan saya pertahankan,” tambahnya lagi.

Memang, Neymar telah melalui sembilan pertandingan terakhirnya, baik bersama Santos maupun timnas Brasil, tanpa mencetak gol. Terakhir kali dia mencatatkan namanya di papan skor adalah pada 25 April silam, ketika Brasil bermain imbang 2-2 dengan Chile.

Namun menurutnya, mencetak gol tak penting bila tim mengalami kekalahan. Yang terbaik, masih menurutnya adalah memberi kontribusi terbaik agar tim meraih kemenangan.

“Kami masih mencari tim terbaik kami dan saya akan bersaing di salah satu kompetisi paling penting dalam karir saya. Saya akan memperbaiki diri saya di setiap sesi latihan, setiap hari,” katanya.

Di tempat terpisah, pelatih timnas Jepang Alberto Zaccheroni mengatakan bahwa target timnya berlaga di Piala Konfederasi adalah menjadi juara. Menurutnya, tim-tim asal Asia sudah tak bisa lagi dipandang sebelah mata.

“Semua lawan kami adalah tim yang sangat bagus. Jadi, ini akan menjadi tolok ukur yang bagus tentang bagaimana penampilan kami di luar kandang, dengan waktu setahun sampai Piala Dunia,” jelas Zaccheroni.

“Kami membutuhkan persiapan seperti ini dan saya ingin melihat bagaimana kami menghadapi atmosfer dan seberapa jauh kami bisa melaju,” tambahnya.

Tekad pria berkebangsaan Italia ini didukung bintangnya yang bermain di Manchester United, Shinji Kagawa.
“Kami ke sana untuk juara, jadi pertanyaannya adalah bagaimana kami bisa mencapai itu. Itulah pola pikir yang saya bawa ke turnamen ini,” kata Kagawa.

“Semua tim punya banyak pemain-pemain fantastis dan masing-masing tim punya gaya individual sendiri. Pertahanan dan serangan kami harus sinkron, dan bahkan kami tak akan menang kecuali kami bekerja keras. Tapi, itulah kenapa saya bermain dan saya tak sabar untuk memulainya,” tambahnya.
“Terpenting, kami harus fikus memenangi laga pertama menghadapi tuan rumah Brasil. Saya tahu ini pekerjaan yang berat. Apalagi mereka bermain di hadapan pendukungnya. Tapi kemenangan harus tetap diraih di sana (Brasil),” tandasnya. (*)

Pergantian pelatih dari Mano Menezes ke Luiz Felipe Scolari akhir tahun lalu memancing reaksi pro dan kontra. Menezes memang belum memuaskan, tetapi layak diberi waktu karena persiapan turnamen masih dapat dikejar.

Di tangan Scolari, Brasil tertatih-tatih di sejumlah laga uji coba sebelum akhirnya memungkas persiapan Piala Konfederasi dengan membekuk Prancis 3-0.

Di atas lapangan, Brasil menghadapi tantang serius. Dua tamu Eropa, Spanyol dan Italia, datang dengan kekuatan terbaik. Sementara, tetangga mereka yang pernah menyebabkan tragedi Maracana, Uruguay, ikut hadir. Tiga tim lain merupakan langganan Piala Dunia, yaitu Jepang, Meksiko, dan Nigeria. Satu tim lain merupakan tim debutan yang kekuatannya tidak banyak dikenal, Tahiti.

Beruntung, menatap laga ini para pemain Brasil mendapat suntikan moral yang membubung pascameraih kemenangan 3-0 saat menjamu tim kuat Prancis, pada beberapa hari lalu.

Betapa tidak, kemenangan atas Les Bleus itu adalah yang pertama pada 21 tahun terakhir.  Dan ini dianggap sebagai modal yang cukup baik untuk meraih trofi keempat di pentas Piala Konfederasi, setelah sebelumnya menjadi yang terbaik pada 1997, 2005 dan 2009.
Di sisi lain, jika dilihat dari lawan-lawan yang akan dihadapi di grup A, Jepang bisa dianggap sebagai lawan yang paling lemah, karena dua kontestan lainnya adalaj Italia dan Meksiko yang notabene memiliki sejarah untuk menyulitkan Selecao.

“Kami memiliki segalanya. Tim yang bagus serta fanatiknya dukungan fans yang akan datang ke stadion. Ini menjadi modal yang sangat baik bagi kami,” bilang Luis Felipe Scolari, pelatih timnas Brasil.

Hal senada juga diungkapkan oleh rising star Neymar. Menurut pemain yang baru bergabung dengan Barcelona itu, timnya memenuhi persyaratan untuk menjadi yang terbaik.

“Adakah yang meragukan tim ini? Saya tak ragu, meski saya pun belum menemukan permainan terbaik. Tapi saya yakin, seiring perjalanan waktu kami menuju ke sana (meraih penampilan terbaik),” bilang Neymar.

“Terlepas dari apakah saya mencetak gol atau tidak, yang tak berarti apa-apa, saya bangga menjadi bagian dari skuat Brasil, dan kebanggan itu yang akan saya pertahankan,” tambahnya lagi.

Memang, Neymar telah melalui sembilan pertandingan terakhirnya, baik bersama Santos maupun timnas Brasil, tanpa mencetak gol. Terakhir kali dia mencatatkan namanya di papan skor adalah pada 25 April silam, ketika Brasil bermain imbang 2-2 dengan Chile.

Namun menurutnya, mencetak gol tak penting bila tim mengalami kekalahan. Yang terbaik, masih menurutnya adalah memberi kontribusi terbaik agar tim meraih kemenangan.

“Kami masih mencari tim terbaik kami dan saya akan bersaing di salah satu kompetisi paling penting dalam karir saya. Saya akan memperbaiki diri saya di setiap sesi latihan, setiap hari,” katanya.

Di tempat terpisah, pelatih timnas Jepang Alberto Zaccheroni mengatakan bahwa target timnya berlaga di Piala Konfederasi adalah menjadi juara. Menurutnya, tim-tim asal Asia sudah tak bisa lagi dipandang sebelah mata.

“Semua lawan kami adalah tim yang sangat bagus. Jadi, ini akan menjadi tolok ukur yang bagus tentang bagaimana penampilan kami di luar kandang, dengan waktu setahun sampai Piala Dunia,” jelas Zaccheroni.

“Kami membutuhkan persiapan seperti ini dan saya ingin melihat bagaimana kami menghadapi atmosfer dan seberapa jauh kami bisa melaju,” tambahnya.

Tekad pria berkebangsaan Italia ini didukung bintangnya yang bermain di Manchester United, Shinji Kagawa.
“Kami ke sana untuk juara, jadi pertanyaannya adalah bagaimana kami bisa mencapai itu. Itulah pola pikir yang saya bawa ke turnamen ini,” kata Kagawa.

“Semua tim punya banyak pemain-pemain fantastis dan masing-masing tim punya gaya individual sendiri. Pertahanan dan serangan kami harus sinkron, dan bahkan kami tak akan menang kecuali kami bekerja keras. Tapi, itulah kenapa saya bermain dan saya tak sabar untuk memulainya,” tambahnya.
“Terpenting, kami harus fikus memenangi laga pertama menghadapi tuan rumah Brasil. Saya tahu ini pekerjaan yang berat. Apalagi mereka bermain di hadapan pendukungnya. Tapi kemenangan harus tetap diraih di sana (Brasil),” tandasnya. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/