SOROTAN langsung tertuju kepada Gian Piero Gasperini, pelatih Inter Milan, menyusul kekalahan dari Trabzonspor, kemarin dini hari (15/9). Kepemimpinan, strategi, dan kapasitasnya sebagai pelatih tim besar mulai diragukan tifosi Inter.
Bila dalam dua kekalahan sebelumnya melawan AC Milan di Piala Super Italia (6/8) dan Palermo di Serie A Liga Italia, formasi 3-4-3 andalan Gasperini jadi bulan-bulanan kritik, pada laga kemarin dini hari, Inter turun dengan formasi 4-3-1-2.
Lucio dan Andrea Ranocchia mengisi jantung pertahanan serta didampingi Jonathan dan Yuto Nagatomo di kanan dan kiri. “Kekalahan ini bukan sepenuhnya karena formasi. Tak segampang itu. Benar atau tidaknya formasi juga tergantung lawan berreaksi,” kata Esteban Cambiasso, gelandang Inter, seperti dikutip Goal.
“Mereka mungkin saja akan menyerang kami dengan dua atau tiga striker, itu mengubah cara bermain Anda. Tapi, intinya, Anda harus menyerang dan bertahan sebagai kesatuan. Kami juga harus tenang melewati situasi ini,” lanjut Cambiasso.
Menurut Cambiasso, tidak segampang itu menyalahkan strategi atau sampai harus mengganti pelatih. “Saya tidak melihat ini sebagai masalah besar. Kami hanya kalah. Apakah karena hal itu kami harus mengganti presiden hingga bagian perlengkapan” sindir Cambiasso.
Bukan hanya pemain yang membela Gasperini, Presiden Inter Massimo Moratti, yang sebelumnya mengkritik pilihan formasi Gasperini ikut membela. Dia juga membantah bila sekarang nasib Gasperini sedang dipertimbangkan.
“Sama sekali tidak. Sebab, para pemain tampil cukup bagus di lapangan. Mereka hanya belum mendapatkan ritme yang tepat. Mereka hanya butuh sedikit dorongan, tapi saya tidak akan menyalahkan pelatih,” kata Moratti, seperti dilansir Football Italia.
Taipan minyak Italia itu menilai Javier Zanetti dkk sudah cukup baik dibanding ketika kalah dari Palermo. “Kami kehilangan sejumlah peluang emas, tapi itu tak mengubah fakta bahwa kami kalah, harus ada perbaikan,” jelas Moratti. (jpnn)